Mimpi yang Sama

Sabtu, Juni 26, 2010


" When I feel blue in the night

And I need you to hold me tight
Whenever I want you, all I have to do is dream..." 

(All I Have To Do Is Dream - The Everly Brothers )



Untuk bisa menulis postingan ini saya harus men-search dulu di google tentang defenisi Mimpi.
" Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep). Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut lucid dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan terkadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut. Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk. " (google.com)

Mungkin inilah yang dialami semua orang di dalam hidupnya. Ada mimpi yang indah dan ada juga yang mengerikan. Kadang menyedihkan, disisi lain menjengkelkan. Kesemua perasaan itu menyatu di dalam mimpi saya beberapa hari terkahir ini. Saya memimpikan objek dan kejadian yang hampir sama, hanya ceritanya berbeda tiap hari. Bukannya sengaja tapi ini terjadi di luar kuasa saya sebagai manusia. Di dalam mimpi, saya kembali ke masa SMA saya lengkap dengan problema yang sebenarnya sudah terjadi. Tentunya sang Objek juga ada disitu dengan sikap yang sama. Ya Tuhan, bahkan dalam mimpi pun dia mnghindar.

Gara-gara mimpi itu, saya jadi takut untuk tidur. Saya tidak mau menangis dalam mimpi. Masa di dunia nyata menangis di mimpi juga nangis? Wadoh...kejam amat nekk..
Alhasil, saya pun baru terlelap ketika ayam jantan sudah lelah berkokok. Beruntung juga tadi malam pertandingan piala dunia antara Portugal dan Chile membantu untuk menahan kantuk. Walaupun diantara dilema ingin tidur dan begadang itu soundtrack alarm kelaparan terus bernyanyi.

Saat matahari sudah mulai digantikan mendung, saya baru terbangun. Masih terpikirkan mimpi saya yang belakangan ini ber-genre sama. Dalam mimpi itu perasaan saya seolah-seolah masih di SMA. Meike, sadar kamu sekarang mahasiswi yang baru naik ke semester tiga. Namun, mimpi yang berulang-ulang itu membuat saya takut. Takut disini bukan karena mimpi ini mengerikan. Saya ketakukan menghadapi perasaan yang sama yang sebenarnya pernah terjadi beberapa tahun lalu. Ketakukan karena rasa rindu. Kerinduan yang disertai keinginan untuk memperbaiki beberapa adegan dalam hidup saya ketika masih SMA. Seandainya syuting film kehidupan saya ini boleh diulang, saya akan berterima kasih kepada sang Sutradara. Sayangnya, film kehidupan ini tidak bisa diulang apalagi diperbaiki. Sang Sutradara Agung tidak mengizinkannya. Sang Sutradara sekaligus Penulis Skenario ini hanya memperbolehkan menambah cerita di episode berikutnya. Bukan mengulang adegan di scene-scene yang sudah take gambar.

Semoga malam ini tidur saya kembali normal dengan hiburan mimpi yang lebih baik dibanding yang kemarin. Semoga mimpi berikutnya lebih indah. Lebih masuk akal dan berakhir bahagia. Semoga...





" Untuk sebuah nama
Rindu tak pernah pudar
Oh mimpi, dimana dia dambaan hati
Biarlah hanya di alam mimpi kucumbui bayangan dirimu
Biarlah hanya di alam mimpi kita saling melepaskan rindu..."

( Meriam Bellina - Untuk Sebuah Nama )

You Might Also Like

4 comments

  1. setahu ku,,mimpi itu di kendalikan sama pikiran dan perasaan kita,,so...klo mau mimpi bagus...usahakan pikiran dan perasaan mu bagus :)

    BalasHapus
  2. mungkin memang akhir2 ini perasaanku lg mendung...

    BalasHapus
  3. karena Badai pasti berlalu...

    hihii..

    BalasHapus