Pengetahuan

" Berusaha melakukan yang terbaik..."

Sabtu, Februari 27, 2010


Sinar terik matahari siang itu tidak menyurutkan niat Dg. Sikki, salah seorang cleaning service di Universitas Hasanuddin. Lelaki paro baya ini tetap semangat menjalankan tugasnya tanpa kenal lelah walalupun hanya digaji kecil.

Seperti hari-hari sebelumnya setiap pukul 7 pagi sampai 3 sore kadang pula sampai pukul 4 sore, Dg.Sikki datang dengan angkutan umum untuk bisa menunaikan tugasnya. Beliau melakukan ini sudah hampir tiga tahun. Awalnya pekerjaan pria yang tinggal di jalan Monginsidi Baru ini adalah sebagai gembala kerbau. Pekerjaan ini terus dilakoni-nya hingga akhirnya seorang teman beliau mengajaknya untuk bekerja di Unhas sebagai cleaning service. Tugas utama beliau adalah mengurus kebersihan taman di Unhas. Mulai dari memotong tanaman, mencabut rumput, dan menyapu. Terhitung sejak bulan November 2007 silam, Dg. Sikki telah menjadi salah satu cleaning service di Unhas.

Sebagai cleaning service Dg. Sikki awalnya digaji 425 ribu rupiah. Seiring dengan berjalannya waktu, gaji Dg. Sikki naik menjadi 650 ribu rupiah sebulan. Dengan gaji seperti ini menurut Dg. Sikki tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Pria berkumis ini memiliki lima orang anak. Satu diantaranya telah meninggal dunia dan yang satunya sedang sakit. Anak-anak Dg.Sikki yang lain bekerja membantu ayahnya dengan berjualan koran. Selama menjadi cleaning service, Dg. Sikki berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. "Begini mi. Namanya juga kita kerja disini harus baik ki tingkah laku ta, bicara ta dan yang penting pekerjaan ta selesai,"ujar Pria bertubuh tambun ini.

Kadang-kadang, ada pula staff pegawai Unhas yang membantu Dg. Sikki dengan memberikan tip. "Itu mi berusaha ki lakukan yang terbaik. Kalau begitu biasa dikasih uang juga sama pegawai-nya,"tutup Dg. Sikki sambil terus melanjutkan pekerjaanya.

Special Moment

Tentang Hari Ini....

Jumat, Februari 26, 2010


"besok Pra Timeliness jam 9 di ruang B..."

Oke besok saya harus datang. No matter what happen. Tapi apa yang terjadi? Bukannya tidur cepat, saya malah online sampai subuh. Saya akui sejak dibolehkannya fasilitas ini ada di rumah, saya seperti mempunyai dunia sendiri yang membuat saya sedikit terhalang dengan kontak dunia luar. Apa ya? sehari tidak online membuat saya seperti blingsatan tidak jelas. Saya seperti kecanduan. Seandainya internet ini adalah obat bius atau narkoba dan sejenisnya mungkin saya sudah overdosis.

Saya pun tertidur dengan sejuta pertanyaan yang sampai sekarang Tuhan belum menjawabnya. Keesokan harinya saya masih setengah sadar saat melirik jam di dinding kamar saya. Pukul 07.00....Hoaamm....masih bisa tidur 30 menit lagi. 30 menit kemudian, jam dinding bergambar lambang Inter Milan itu masih menunjukkan pukul 7 pagi. Masih bisa tidur lagi. Hingga akhirnya tiba-tiba saya terbangun dan masih melihat jam di dinding menunjukkan pukul 7 pagi. Timbul rasa heran, perasaan daritadi jam 7 terus ya? saya menyibak gorden kamar dan menemukan cahaya matahari langsung menampar telak di wajah saya. Matahari sudah tinggi tapi jam masih menunjukkan pukul 7 pagi. Asataga!!! saya baru memperhatikan kalau ternyata jarum panjangnya tidak bergerak. Saya kemudian mengaktifkan handphone dan melihat jam yang menunjukkan pukul 9.30. Oh Tuhan....Timeliness-ku....terlambat lah sudah....

Pukul 10.30 saya baru tiba di kampus, langsung menuju Ruang B. Saat saya datang Kak Darma yang membawa materi pada hari ini, langsung melihat saya yang sedang senyum-senyum tidak jelas dari jendela. Ada rasa malu juga untuk masuk. Dan ketika disorakin, wuihhh langsung pasang tampang tak bersalah (Maaf buat teman-teman, K'Darma, K'Yuga, dan K'Riska)

Banyak hal saya dapatkan hari ini. Materi Dasar-dasar jurnalistik yang dibawakan oleh Kak Darma dapat saya pahami. Saya pun mulai mencocokkan liputan-liputan yang pernah saya buat di Buletin Agape. Dan ternyata ada bagian dari kaidah jurnalistik yang saya berikan dalam tulisan saya. Seperti penggunaan Lead, yang awalnya saya hanya coba terapkan dalam tulisan saya setelah membaca majalah. Kalau mengingat kegiatan jurnalistik saya saat di Agape, saya betul-betul pure hanya praktik tanpa bekal teori tentang jurnalistik. Miris juga rasanya.

Kegiatan Pra Timeliness berakhir hari sore pukul 3. Sebelum pulang ke rumah saya, Titah, Chiko, dan Kemas cerita-cerita dulu di koridor. Sore itu Chiko yang mengantarku pulang (Thanks Chiko). Sekarang, apa yang saya lakukan? back to online again....hahahha....