Life Story

Persinggungan

Senin, Desember 31, 2012



Jika kamu peka terhadap semua momen dalam hidupmu, maka kamu akan mudah merasakan dengan apa yang untuk sementara saya sebut "persinggungan". Saya masih mencari-cari istilah yang tepat untuk menggambarkan peristiwa itu dan persinggungan adalah kata yang hampir mendekati meskipun masih berbau ambigu. Bagaimana caranya untuk peka? Dengan banyak berkontemplasi : Banyak-banyaklah merasa: merasakan peristiwa pertemuan, perpisahan, kehilangan, bahagia, kesedihan, bahkan kemarahan. Banyak-banyaklah berpikir, banyak-banyaklah tertawa dan tersenyum, banyak-banyaklah bercerita dengan orang lain, dan banyak-banyaklah menangis.

Pada suatu malam sewaktu saya masih di Bangkok, saya, Jihad, dan Dayan jalan-jalan ke daerah Rambutti, salah satu area di Bangkok yang bersebelahan dengan Khao San Road untuk mencari makan. Kami melewati banyak restaurant dengan pertunjukkan live music yang keren. Sambil jalan dan memilih restaurant mana yang akan dipilih sebagai tempat makan tiba-tiba mengalunlah lagu Hero-nya Enrique Iglesias yang kebetulan dinyanyikan oleh seorang penyanyi di salah satu restaurant itu. Sontak, saya ikut menyanyikan lagu itu sambil terus  berjalan . Lagu itu terus terngiang-ngiang di telinga saya bahkan sampai kami kembali ke rumah.

Beberapa waktu kemudian, ketika kami sedang berada di Vientiane, kami juga jalan-jalan menikmati malam di kota itu sambil mencari tempat makan dan menikmati kesibukan kota yang dikala siang terlihat senggang. Dan tiba-tiba mengalunlah lagu Hero dari Enrique Iglesias dari sebuah klub di ujung jalan yang bersebrangan dengan restaurant yang kami pilih sebagai tempat makan. Saya ikut menyanyi lantas merasakan bahwa ingatan saya tertarik ke masa ketika saya berada di Rambutti dan mendengarkan lagu ini. Kali ini saya tidak sendiri, Jihad juga ikut menyanyi.

Mengapa harus lagu Hero? Karena saya teringat senior saya yang pernah menyanyikan lagu ini untuk gadis yang ia cintai. Waktu itu mereka belum pacaran seperti sekarang. Meskipun gadis itu tidak ada disana saat ia menyanyikan lagu itu untuknya, saya ingat persis ekspresinya: dia hanya seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta.

Itu adalah salah satu momen persinggungan yang pernah saya alami selama saya hidup. Persinggungan adalah perasaan yang muncul terhadap momen/sesuatu/seseorang yang melekat pada momen/sesuatu/seseorang yang pada suatu ketika terjadi kembali namun dalam keadaan yang berbeda. Bentuknya tidak selalu persis sama, namun jika itu terjadi, kamu akan tahu sendiri. Rasanya seperti ada yang memberi note: "this is it". Persinggungan selalu menghadirkan benang merah atau penghubung berupa momen/sesuatu/seseorang yang mengikat kita dengan perasaan pada momen/sesuatu/seseorang tersebut.

Hari ini Tuhan menghadiahi saya dua persinggungan. Persinggungan pertama terjadi saat saya masuk gereja untuk ibadah minggu tadi sore. Ingat kan tulisan "Christmas Present"? Percaya atau tidak, tulisan tersebut menjadi kenyataan. Namun persinggungan yang terjadi tidak menempatkan saya seperti dalam tulisan itu (kalau hal itu yang terjadi, kita bisa menyebutnya sebagai Serendipity). Kenyataan yang terjadi (dalam hal ini persinggungan) menempatkan saya sebagai si Lelaki Berbaju Batik dan Bertampang Seperti Gabungan Ari Wibowo dan Donnie "Ada Band" itu. Sayalah yang datang terlambat, dengan  baju agak basah karena terkena gerimis, dan duduk di samping seorang lelaki yang kutahu sejak saya masih SMP dijuluki the Eligible Bachelor.

Ini pertemuan saya yang ke-4 dengannya dalam kurun 2 bulan ini. Dia selalu duduk sendirian di bangku yang sama. Saya baru tahu bahwa dialah si Eligible itu setelah dikenalkan Mami pada pertemuan pertama. Dan sore ini, saya duduk hanya berjarak 2 bangku dengannya. Saya bisa mendengar suaranya saat menyanyi, menangkap gerak-geriknya dari ekor mata saya, mendengarnya batuk-batuk, dan terakhir berjabat tangan dengannya seperti 3 pertemuan sebelumnya.  Tak ada perment mint yang ditawarkan, karena saya sendiri yang membawa permen itu. Saat persinggungan itu terjadi, saya hanya bisa mengatakan 2 pernyataan dalam hati. Pertama: Ya Tuhan, kenapa seperti di tulisan ya?. Kedua:  Oh Lord, Why I always look so messy in front of my dream mate?

Persinggungan kedua terjadi setelahnya. Powell, sohib saya datang dari Jakarta dan seperti rutinitas yang kami lakukan semasa SMA sampai kuliah, saya, Tirta, dan Powell akan pergi nongkrong. Tempatnya selalu sama yaitu di de Luna. Kami akan memesan makanan yang sama dan Powell akan menyanyikan lagu andalannya setiap kami kesana, Bukan Cinta Biasa-nya Afgan. Malam ini saya dan Powell yang menjalankan rutinitas itu tanpa Tirta yang sekarang berada di Surabaya. Lalu apa yang terjadi?

Seperti biasa, saya dan Powell akan masuk ke de Luna. Kami akan duduk di tempat yang biasa. Karena malam ini kami bertemu dengan beberapa kenalan, kami membuat pengecualian. Powell mengajak duduk di meja yang dekat dengan beberapa kenalan itu. Sambil bercerita dengan salah satu dari mereka, kami memesan makanan. Powell tidak memesan makanan yang selalu ia pesan yaitu sejenis ayam yang cara penyajiannya dibakar dengan sejenis minuman alkohol. Kali ini ia hanya memesan gorengan yang terbuat dari cumi-cumi dan udang. Saya tetap dengan menu yang sama: nasi putih + Koh Ba Ya Thai, dan double scoop gelatto oreo. Menu inilah yang selama de Luna berdiri sampai sekarang selalu saya santap. Powell hanya celetuk," Deh Meike...itu terus kau makan dari dulu di'?".

Setelah makan, Powell lalu dipanggil menyanyi. Ia menyanyikan lagu andalannya, sambil berkata kepada pengiring musik,"Lagu ini pasti saya nyanyikan kalau datang kesini". Saya mendengarnya agak jelas, karena posisi meja kami yang dekat dengan panggung. Powell pun  menyanyikan lagu itu sambil mengatakan bahwa lagu ini khusus untuk saya. Ingatan saya lalu tertarik ke belakang. Persinggungan itu kembali terjadi, membuat ingatan saya terputar ketika saya masih SMA dan masih menyukai si "Pujaan Hati". Lalu momen ketika masih baru kuliah dan jeda dalam menikmati perasaan kasih tak sampai warisan jaman SMA. Kemudian, moment itu mengantarkan saya saat dinner pertama dengan mantan saya. Di tempat yang sama dengan menu yang sama. Moment itu kembali maju lagi, saat saya datang kesana dengan perasaan habis putus cinta dan memesan menu yang berbeda. Menu yang sama seperti yang dipesan Powell malam ini. Saat kenalan saya bertanya kapan terakhir kemari, saya hanya menjawab dengan kecut, "Tanggal 7 Januari."

Persinggungan itu membuat saya sadar bahwa waktu memang melingkar (benar kata Kak Ema :D). Beberapa peristiwa akan kembali namun dengan wujud yang berbeda-beda. Hal ini mengingatkan saya pada perasaan jatuh cinta. Meskipun jatuh cinta kadang-kadang menyakitkan, namun kita tidak pernah jera untuk jatuh cinta lagi. Sepedih apapun kisah yang kemarin, bila kita bertemu dengan orang yang baru, seseorang yang membuat kita ingin mengklik "connect" maka percayalah bahwa kamu akan bersukacita.

Seperti berita yang tidak lagi menjadi headline, persinggungan membuat kita menertawai kenangan yang dahulu membuat kita bersedih dan membuat kita menangisi kenangan yang dulunya membuat kita bahagia.







Life Story

Where Are You, Rambo?

Rabu, Desember 26, 2012



Rumah bercat putih di ujung jalan itu tampak kelabu. Beberapa hari ini, orang-orang yang tinggal di dalamnya  merasakan perasaan ganjil yang sesak, kehilangan. Meski Natal membawa keceriaan dan kebahagiaan, namun perasaan itu seringkali terselip. Seperti gadis yang patah hati karena cinta pertama, orang-orang  di rumah itu merasakan kepedihan. Rumah itu adalah rumahku.

Sudah hampir seminggu Rambo, anjing peliharaan keluarga saya tak pulang ke rumah. Saya, Mami, dan Daddy sudah berusaha mencari ke sekitaran kompleks. Hasilnya nihil. Kami tidak menemukan Rambo. Para tetangga turut bersimpati. Para tukang bentor di depan rumah yang sering bermain dengan Rambo juga merasakan kehilangan. Ada yang berbeda. Tak ada lagi gonggongan Rambo. Tak ada Rambo yang menunggui kepulangan penghuni rumah bercat putih ini sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Tak ada lagi seseorang yang akan mengabiskan tulang-tulang ayam dan kecap di rumah. Tanpa Rambo, rumah kami jadi mendung, tak ada yang menjaga, tak ada lagi yang setia menanti.

Semua orang yang pernah memelihara binatang, terutama anjing pasti mengalami perasaan ini. Anjing-anjing mereka akan pergi suatu saat nanti. Entah mati karena sakit atau diracun orang. Kadang-kadang hilang diculik atau tersesat. Beberapa ada yang kembali pulang, sisanya seperti korban Orde Baru, hilang tak berbekas. Sebelum memiliki anjing, saya sering memandang orang-orang yang kehilangan anjing dan bertingkah ekstrem seperti menangis bahkan ada yang sampai tak mau makan sebagai kumpulan orang-orang konyol dan lebay. Come on, mereka hanya binatang. Kini, seperti merasakan karma, saya benar-benar sedih luar biasa. Makan jadi tak enak, perasaan jadi galau, and guess what? Saya menangis sesegukan mengingat Rambo.

Lalu datanglah perasaan-perasaan bersalah itu. Saya menghakimi diri sendiri sebagai orang yang kadang lalai merawat Rambo. Mulai dari jarang memandikannya, jarang memberikan makan (biasanya Mami atau Daddy yang melakukan) hingga jarang bermain dengannya. Padahal waktu Rambo pertama kali datang ke rumah, saya-lah yang bersemangat merawatnya. Mulai dari mengajaknya jalan-jalan, memandikan, memberi makan, dan bermain dengannya. Kesibukan membuat kita menjadi tidak peka. Mungkin kesepian itu membuat Rambo pergi, dan kesepian Rambo itu membuat saya merasa bersalah.

Seperti detektif, saya, Mami, dan Daddy menebak-nebak kemana perginya Rambo. Asumsi pertama, Rambo diculik dan dibunuh. Berhubung Rambo sering menggonggongi dan mengejar orang yang lewat di depan rumah, otomatis banyak yang terganggu dengan keberadaan Rambo meskipun banyak juga yang menyukainya. Kedua, Rambo telah memasuki usia dewasa untuk berkembang biak. Kami lupa bahwa Rambo bukan lagi anak anjing yang bisa kami maini seenaknya. Sebagai pejantan ( ini kalau Rambo bukan gay ya..), ia akan mencari betina untuk dibuahi. Setelah itu, ia akan kembali ke rumah. Ketiga, Rambo tersesat. Ia berkelana mencari pasangan hidup dan kemudian dipungut orang. Ia tidak bisa kembali ke rumah karena diikat oleh orang yang memungutnya. Asumsi keempat, sudah tiba akhir zaman dimana orang-orang baik diangkat ke surga, dan Rambo adalah penghuni pertama di rumah kami yang terangkat ke surga. Oke, asumsi keempat memang agak berlebihan. Namun, asumsi-asumsi di atas membuat hati kami patah. Semakin dipikirkan kesedihan itu semakin menancap.

Makhluk hidup memang memiliki siklusnya: lahir, bertumbuh, dan mati. Apa yang ditinggalkan Rambo pada keluarga saya adalah kenangan selama 4 tahun kebersamaan ini. Kami memelihara Rambo sejak masih kecil, melihatnya bertumbuh, dan membesarkannya seolah ia manusia. Rambo adalah anjing yang pintar dan tak merepotkan. Rambo juga adalah penjaga bagi rumah kami. Dengan adanya Rambo, kami merasa aman.

Seseorang memang berarti manakala ia bersama kita, dan seseorang itu makin terasa lebih berarti manakala ia terlebih dulu meninggalkan kita. Tak putus-putusnya kami sekeluarga mendoakan Rambo. Bila ia meninggal, semoga ia berbahagia disana, bermain-main dengan penghuni Surga yang lain. Bila ia memang dipungut orang lain, semoga ia dirawat dengan baik, diberikan makanan yang enak, tempat yang nyaman, dan kasih sayang. Semoga pemilik yang baru mendapatkan sukacita karena memelihara dia, seperti yang Rambo berikan bagi keluarga saya. Dan terakhir, bila ia memang sedang berkelana mencari pasangan hidup, semoga Rambo dapat kembali pulang ke rumah dengan selamat. Pintu rumah ini selalu terbuka untuknya.


Special Moment

Seperti Menanti Datangnya Mempelai Pria

Selasa, Desember 25, 2012




Natal adalah peringatan bahwa Yesus pernah ada di dunia ini dan akan datang kembali. Tema khotbah dalam minggu-minggu Adven (masa penantian sebelum kelahiran Yesus) selalu menekankan penantian akan datangnya kembali Juruselamat. Yesus tidak akan datang lagi dalam wujud anak kecil yang dibuai dalam kandang domba. Ia akan kembali dengan kemuliaan-Nya. Maka, Natal tahun ini benar-benar menekankan datangnya sebuah masa di zaman akhir.

Kita tidak pernah tahu kapan Hari Tuhan akan datang. Semua kitab suci di dunia menekankan akhir segala zaman, dimana kita semua akan dihakimi dan dunia ini akan berakhir. Orang-orang jahat akan masuk ke dalam neraka dan orang-orang baik akan masuk dalam surga. Mendengar versi mengenai hari Tuhan itu tentu membuat bulu kuduk kita berdiri. Siapkah kita bila Tuhan tiba-tiba datang dan membuat perhitungan dengan kita? Bagaimana bila seandainya kita tidak diajak ke dalam perjamuan-Nya, kita ditinggalkan dan dibuang ke dalam kegelapan yang kekal?

Menurut saya, tahun ini Gereja agak berbeda mengambil tema khotbah. Sebagian besar perikop kitab yang dibaca diambil dari kitab Yesaya, salah satu nabi yang telah menyampaikan kedatangan Kristus dalam masa perjanjian lama. Saya menyukai salah satu perumpamaan yang dibuat Nabi Yesaya mengenai kedatangan Tuhan. Tuhan tidak digambarkan sangat kejam seperti hakim yang akan menimbang dosa-dosa kita melainkan Tuhan akan datang dalam wujud seorang Mempelai Pria yang bersukacita menyambut mempelai perempuan-nya, kita.

Masa sebelum kedatangan Tuhan adalah masa-masa dimana manusia rentan dengan rasa putus asa, sinis, labil, dan dalam tekanan. Persis seperti para jomblo yang tak dapat merasakan malam minggu dengan pasangannya atau menerima perhatian dari pacarnya. Manusia seumpama para jomblo yang menantikan datangnya cinta dari pasangannya, dari Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan membuat perjanjian, Ia akan terlihat seperti pengagum rahasia. Ia memperhatikan kita, men-stalking kita, menghitung satu-satu airmata kita, dan menghadiahkan kejutan-kejutan kecil yang membuat pipi kita-para jomblo- bersemu merah muda. Tuhan bisa melihat kita tapi kita -seperti kasus secret admirer lainnya- tidak dapat meliha Dia. Maka, hari dimana Tuhan datang untuk "menikah" dengan kita sebagai Mempelai Pria adalah hari dimana kita akan memperoleh keselamatan. Kita akan mendapatkan kebahagiaan yang telah dipersiapkan oleh-Nya.

"...dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikian Allahmu akan girang hati atasmu." (Yesaya 62 :5b)


Sambil menantikan Mempelai Pria yang akan datang, maka sebagai mempelai perempuan-nya, sebaiknya kita mempersiapkan diri. Masih ada waktu.


Selamat Hari Natal.......semoga kedamaian menetap di hati kita. Tuhan memberkati.

Life Story

Kenangan Dari Siti Gila

Minggu, Desember 16, 2012

Orang-orang memanggilnya Siti. Tak ada yang tahu siapa nama aslinya dan tak ada yang mau berkenalan dengan seorang seperti Siti. Siti hidup dalam ingatan masa kanak-kanak saya. Meski hanya bertemu beberapa kali dan kini wajahnya hanya tinggal samar-samar, kenangan Siti selalu hidup.

Siti sering terlihat di sekitar Balaikota, kantor pos, bahkan Taman Segitiga. Karena TK tempat saya bersekolah berada di jalan Balaikota dan berhadapan dengan Taman Segitiga, maka kehadiran Siti sering kami jumpai. Kadang-kadang Siti berani masuk sampai ke dalam halaman TK. Anak-anak akan lari ketakutan dan Pak Satpam akan mengusir Siti dengan pentungan.

Untuk ukuran orang seperti Siti, ia masih terbilang sopan. Pakaiannya masih lengkap meskipun sudah compang-camping dan ada beberapa bagian yang sudah robek. Tak ada yang tahu mengapa Siti bisa menjadi seperti itu. Karena ketidaktahuan itu, maka berhembuslah berbagai macam versi penyebab kegilaan Siti. Ada yang bilang Siti gila karena suaminya selingkuh. Versi lain mengatakan Siti diperkosa saat masih remaja oleh orang yang tak dikenal dan akhirnya menjadi gila. Ada juga yang mengatakan Siti memang sudah gila sejak kecil. Tapi versi yang paling tragis mengatakan, Siti gila karena ditinggalkan kekasihnya. Konon, kekasih Siti adalah seorang pelaut. Saat kekasihnya akan berlayar, ia berjanji akan menikahi Siti. Namun, kekasih Siti tak pernah kembali. Siti jadi stress dan selalu nongkrong di pelabuhan menunggu kekasihnya yang tak pernah kembali. Karena diusir  porter pelabuhan dan kadang-kadang dilecehkan, Siti pun pergi dalam keadaan mental seperti itu. Ia pun kemudian sering terlihat di sekitar benteng Rotterdam, kantor pos, atau Taman Segitiga. Kata beberapa orang, Siti mungkin tidak ingin jauh dari laut.

Keberadaan Siti Gila sering dijadikan mitos seperti kehadiran Zwarter Piet saat Natal. Para orang tua sering mengancam anak-anaknya dengan menggunakan nama Siti.
" Jangan nakal ya... nanti Mama panggilkan Siti supaya kamu digigit."
" Tunggu Mama sampai datang jemput ya, jangan kemana-mana ada Siti Gila yang suka makan anak-anak."

Mitos tentang Siti terus didengungkan sehingga anak-anak seperti saya jadi antipati dengan kehadiran Siti. Beberapa anak lelaki sering melempari Siti dengan batu untuk mengusirnya. Mereka yang tadinya takut bertemu Siti berubah penuh dendam padanya. Tak terkecuali saya, jika Siti sudah lewat di depan TK, saya akan berlari ketakutan masuk ke halaman dalam sekolah. Bagi saya waktu itu, lebih baik tidak bertemu Siti, daripada bertemu dan dimakan hidup-hidup olehnya.

Suatu hari, saya dan beberapa teman sedang menunggu mobil antar-jemput yang akan mengantar kami pulang. Pak Jupri - nama supirnya-- rupanya terlambat datang sehingga kami harus menunggu. Suasana TK juga sudah mulai lenggang. Tiba-tiba dari kejauhan muncul Siti. Ia masuk ke dalam halaman dan duduk di bangku panjang yang disediakan disitu. Jaraknya hanya satu meter dari tempat saya duduk. Teman-teman saya sudah siap melemparinya batu. Namun, seperti ada sesuatu yang menahan kami. Siti tidak melakukan apa-apa yang membuat kami terluka. Ia hanya memandang kami satu-persatu. Ia tersenyum lalu kemudian tertawa. Tawa yang menampilkan gigi-gigi hitam yang tak pernah disikat entah sudah berapa lama. Saya memperhatikan Siti lekat-lekat. Tanpa baju compang-campingnya, rambut awut-awutan, tubuh kurus karena jarang makan, dan gigi-gigi hitam yang tak disikat, Siti sesungguhnya cantik.

Setelah hari itu, saya tidak pernah lagi melihat Siti. Bahkan sampai saya tamat dari TK itu. Setiap melewati daerah Balaikota atau sekitaran Benteng dan kantor Pos, sosok Siti tak pernah tampak bahkan sampai hari ini. Konon kabarnya, Siti sudah dimasukkan di rumah sakit jiwa. Versi lain mengatakan ia sudah pindah lokasi entah dimana. Tapi versi yang menyedihkan mengatakan bahwa Siti sudah meninggal.

Orang-orang seperti Siti hanyalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang berbeda dengan sebagian besar orang. Siti hanya memiliki kerusakan otak yang membuatnya menjadi gila. Ia tidak punya kontrol atas tubuhnya sendiri. Ia tidak bisa berpikir layaknya orang normal pada umumnya. Terlepas apa yang membuat Siti menjadi seperti itu sesungguhnya jiwanya tak pernah sakit. Ia tak pernah bermaksud mencelakakan seseorang. Siti hanya seorang perempuan yang memiliki naluri keibuan untuk dekat dengan anak-anak. Anak-anak yang mungkin tidak pernah atau (pernah) dimilikinya. Bila reinkarnasi sungguh ada, saya berharap di kehidupan berikutnya, Siti merasakan kebahagiaan bersama orang yang dicintainya dan anak-anak yang dikasihinya.



Review Film

Tuhan Menciptakan Pasangan

Rabu, Desember 12, 2012



"Aku melihat Tuhan dalam dirimu..."

Suri adalah seorang lelaki sederhana dan pemalu yang menjalani rutinitasnya sebagai pegawai kantor. Ia menikah dengan seorang gadis cantik bernama Taani. Sejak melihat Taani, ia sudah jatuh hati. Namun, sayangnya Taani belum merasakan hal yang sama. Perkawinan Suri dan Taani dijalani dengan kaku. Seperti sebuah rutinitas, Taani melayani Suri dan Suri memenuhi apa yang dibutuhkan Taani. Mereka pun tidur terpisah dan melakukan percakapan seperti dua orang yang baru saja saling mengenal.

Suri yang mencintai Taani sadar bahwa sejak menikah dengannya, Taani kehilangan kebahagiaanya. Suatu hari Taani meminta izin pada Suri untuk mengikuti kelas menari. Demi menyenangkan Taani, Suri pun mengizinkan. Di saat itulah, Suri curhat dengan Bobby, pemilik barber shop yang menjadi teman Suri. Ia ingin membahagiakan Taani. Dari curhat Suri itu, ia akhirnya menemukan ide untuk menyamar sebagai seorang pria yang 100 % kebalikan dari Suri. Suri memutuskan menyamar menjadi tokoh ciptaanya, Raj. Raj yang adalah Suri sendiri ikut di kelas menari yang sama dengan Taani.

Seperti sudah ditakdirkan, kelas menari tersebut menggelar kompetisi dansa dimana Taani berpasangan dengan Raj. Latihan dansa demi kompetisi itu membuat Raj dan Taani menjadi dekat. Sosok Raj mampu membuat Taani kembali bahagia. Ketika Raj menyatakan cintanya, Taani bingung karena disatu sisi, ia masih menjadi istri Suri. Namun, Taani bertekad untuk menemukan kembali kebahagiaannya. Saat Raj mengajaknya untuk pergi bersamanya, Taani setuju.

Hari sebelum kompetisi, Suri mengajak Taani untuk berdoa di kuil. Disanalah kedua orang ini berdoa kepada Tuhan dengan permohonannya masing-masing. Suri berdoa untuk kebagiaan Taani dan Taani meminta Tuhan untuk menunjukkan diri-Nya. Saat, Taani membuka mata, ia terkejut karena yang muncul di hadapannya adalah Suri. Di saat itulah Taani sadar bahwa ia tidak bisa meninggalkan Tuhan, ia tidak bisa meninggalkan Suri.

Taani menyampaikan hal itu pada Raj. Ia tidak bisa pergi bersama Raj karena ia sesungguhnya telah melihat Tuhan dalam diri Suri. Raj yang adalah Suri sendiri terharu dan menyadari bahwa Taani benar-benar setia padanya.

Saat kompetisi berlangsung, tibalah giliran Raj dan Taani untuk tampil. Namun Raj tak muncul. Taani pun memberi tahu pada MC bahwa Raj tidak akan datang. Di saat itulah muncul Suri dengan penampilannya yang seperti biasa. Taani kaget terlebih lagi ketika Suri dapat menari bersamanya, persis seperti yang dilakukan Raj. Ditulah Taani sadar, bahwa untuk membuatnya bahagia kembali, Suri rela menyamar menjadi orang lain yang berbeda dari dirinya, karena ia tahu sosok Suri selalu membuat Taani bersedih.

Rab Ne Bana Di Jodi (artinya Tuhan Menciptakan Pasangan) adalah film India yang dibintangi oleh Shahrukh Khan dan Anushka Sharma. Secara tidak sengaja saya pernah menontonnya sewaktu diputar di TV. Kalau kita percaya tidak ada yang kebetulan terjadi di dunia ini dan Tuhan tidak melempar dadu sembarangan, maka bisa jadi, lagi-lagi saya mendapat teguran dari Yang di Atas.

Tuhan yang menciptakan pasangan. Maka, Ia sendiri yang akan mempertemukan kita dengan seseorang yang mewakilkan cinta-Nya pada kita. ketika hal itu terjadi, kita benar-benar dapat melihat Tuhan dalam diri orang itu.


Love Story

Rumah Ketujuh

Senin, Desember 10, 2012



Mungkin kisah ini mengingatkan saya pada film Rumah Ketujuh di tahun 2003. Tentang Lintang dan Cakra lewat mimpi dan astrologi mencari belahan jiwanya. Tentu saja kisah ini berbeda dengan cerita dalam film. Saya bukan Lintang dan kamu bukan Cakra. Kita bahkan bukan sepasang sahabat. Tapi saya menyukai pertemuan kita. Saya menyebutnya kebetulan-kebetulan kecil yang menyenangkan.

Perjalanan sebelum kita dipertemukan adalah perjalanan panjang yang melelahkan. Seperti rumah ketujuh, kantor tempat kita bekerja menjadi tempat yang mempertemukan kita. Saya tidak tahu apakah nanti kita akan bertemu kembali. Mungkin dari kejauhan saya melihatmu atau mungkin kamu melihat saya. Pertanyaannya apakah kita akan saling menegur? Apakah kita akan saling mengingat? Entah kita akan bertemu dimana nanti. Entah kapan. Jika kita berjodoh, kita akan bertemu lagi, meski sudah sangat lama...meskipun sudah sangat jauh.

Saya lantas teringat kembali, bagaimana seandainya saya jadi berangkat ke Amerika. Bagaimana bila seandainya saya tidak ikut KKN International dan diterima magang. Apakah saya bisa bertemu denganmu? Dan apabila saya tidak putus cinta saat itu, apakah saya masih bisa jatuh cinta padamu?

Karena kamu adalah kejadian ajaib dalam hidup saya. Sama seperti Lintang yang percaya bahwa jodohnya berbintang Taurus dan Cakra yang percaya perempuan dalam mimpinya itu adalah jodohnya. Bila hujan turun di sore hari dan kita telah mabuk senyawa Petrichor, jangan lupa untuk saling mendoakan. Supaya bila kita dipertemukan kembali, hujan akan turun sore itu.

Cerita Lagu

Michael Buble - Cold Desember Night

Kamis, Desember 06, 2012




Terima kasih ya Kak Dwiagustriani untuk 'Santa Cakep'nya. hihihii :p


"...Each year I ask for many different things 
But now I know what my heart wants you to bring
So please just fall in love with me this Christmas 
There's nothing else that I will need this Christmas 
Won't be wrapped under a tree 
I want something that lasts forever 
So kiss me on this cold December night..."

Cerita Lagu

This I Love - Guns N' Roses

Kamis, Desember 06, 2012



lagu yang diambil dari album terakhir GNR, Chinese Democracy ini tetap memiliki nyawa Axl meskipun tanpa formasi awal band ini. Nuansa 90's masih terasa dengan lirik yang menyayat hati. Meskipun rasanya kok GNR masih jalan di tempat tanpa ada progress dengan musiknya. Ah Axl, I still love you even you already old.



"...I just can't let it die 

Cause her heart's just like mine 
And she holds her pain inside 

So if you ask me why 
She wouldn't say goodbye 
I know somewhere inside 

 There is a special light
 Still shining bright 
And even on the darkest night 
She can't deny..."

(This I Love - GNR)

Love Story

Mimpi Yang Nakal

Kamis, Desember 06, 2012



Aku menyebutnya mimpi-mimpi yang nakal. Nakal, karena mereka sering menggodaku dengan menghadirkan wajahmu saat aku tidur. Ketika mereka muncul, rasanya begitu nyata. Semua menjadi masuk akal. Saat semuanya terjadi yang ada hanya ada aku dan kamu dalam dimensi yang menyatukan kita. Dimensi yang membuat jarak bukan lagi masalah. Kenakalan mereka membuatku seperti Putri Tidur dan kamu? kamu tetap menjadi Pangeran yang didamba.

Mimpi-mimpi itu hadir beberapa kali. Kamu mungkin tak tahu bahwa aku memimpikanmu pada malam pertama aku tiba di Vientiane. Kamu mungkin tidak tahu bahwa dalam mimpiku kita bernyanyi lagu lama Paul Young yang berjudul Everytime You Go Away. Mungkin kamu juga tidak tahu bahwa di dalam kereta api yang membawaku kembali ke Bangkok, kamu hadir lagi, lebih sempurna daripada mimpi sebelumnya. Dan ketika kita bertemu dalam kehidupan nyata, kamu bertanya," Bagaimana perjalananmu?". Aku hanya menjawab, "Baik". Aku malu kalau harus mengakui kamu juga ikut dalam perjalanan itu.

Beberapa waktu yang lalu, mimpi itu datang lagi. Kali ini lebih nakal dari biasanya. Kita tidak hanya bernyanyi atau saling bergandengan tangan. Kita melakukan lebih daripada itu. Kamu bahagia, aku bahagia. Betapa ini sangat menyenangkan. Kamu mungkin tidak tahu tapi yang aku tahu mimpi terakhir tentangmu itu adalah mimpi terbaik semenjak kamu masuk ke dalamnya.

Mimpi-mimpi yang nakal itu belum muncul lagi. Aku berusaha membayangkanmu sebelum tidur, tapi yang terjadi, kamu tak ada disana. Yah, mungkin sebenarnya kamu benar-benar tidak ada karena perasaan ini hanya aku saja yang merasakan, bukan begitu?

Mantra Kalimat

KARMA

Rabu, Desember 05, 2012

God sees people as His own treasures, so be careful how you treat them.


karena apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai.