Semangat Aihara Kotoko

Jumat, Januari 21, 2011

" Memperjuangkan cinta hingga titik darah penghabisan..."


Ada yang masih ingat tidak dengan sebuah dorama Jepang yang sempat ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta beberapa tahun lalu ? Thriller-nya itu menggambarkan seorang gadis yang sedang berlari-lari di koridor sekolahnya dan tanpa sengaja *blek mencium seorang laki-laki tepat di bibirnya. Kontan si cewek langsung mimisan plus bahagia karena ternyata si laki-laki adalah pria pujaan hatinya sedangkan si lelaki dengan malu langsung berlari meninggalkan gadis itu.

Yup, itulah cuplikan adegan dalam dorama berjudul "Itazura Na Kiss" dengan tokoh utama Aihara Kotoko ( diperankan oleh Aiko Sato ) dan Irie Naoki ( diperankan Takashi Kashiwabara ). Serial ini selalu saya tunggu-tunggu tiap sore ketika saya masih duduk di bangku SD. Ceritanya sederhana dengan kehidupan percintaan remaja yang masih sekolah serta intrik-intrik di dalamnya. Lalu apa yang membuat saya tertarik menonton dorama ini ? Perjuangan cinta Kotoko dalam mendapatkan cinta Naoki. Ya, itulah alasannya selain karena memang pemeran Naoki-nya ganteng abisss untuk ukuran di zaman itu.

Tokoh Kotoko memang unik dan bukan tokoh populer dalam kisah-kisah lain. Seorang gadis yang masuk di kelas yang dianggap paling bodoh di sekolahnya, periang, baik hati, dan agak kajili-jili mencintai seorang laki-laki yang tampan, paling pintar di sekolahnya, cool, dan jadi idola bagi gadis-gadis. Kotoko harus jatuh bangun mengejar Naoki. Dan mungkin karena jodoh, ternyata orang tua Kotoko dan Naoki bersahabat karib sehingga ibu Naoki yang sayang pada Kotoko mendukung 100 % hubungan Kotoko dan Naoki. Dengan restu orang tua, pasti hubungan cinta Kotoko dan Naoki akan mulus. Sayang sekali, selain Naoki, adiknya yang bernama Yuki juga tidak menyukai Kotoko. Belum lagi kehadiran Reiko, gadis teman sekelas Naoki yang cantik, pintar, tapi judes yang juga menyukai Naoki dan selalu menghalangi Kotoko untuk bersama Naoki.

Akhir dari kisah ini memang bahagia. Naoki akhirnya menyadari bahwa ia jatuh cinta dengan Kotoko dan mereka pun bersama. Tapi, untuk sampai ke tahap ini, Kotoko harus berjuang keras. Mulai dari belajar hingga larut malam agar dapat mengerjakan ujiannya dan bisa kuliah di Universitas yang sama dengan Naoki, belajar memasak, membuat Yuki akhirnya benar-benar menyukainya, hingga menghadapi Reiko. Kotoko memang tidak pernah pantang mundur. Dengan dibantu teman-teman dekat serta dukungan ayahnya, Kotoko bisa meraih mimpinya bersama Naoki. Dari dorama ini saya mengambil hikmah bahwa ketulusan dari seseorang dapat mengubah segalanya. Cinta Kotoko yang tulus dapat mencairkan hati Naoki yang beku padanya. Kotoko juga tidak pernah menjadi orang lain untuk mendapatkan cinta Naoki. Ia tetap mempertahankan jati dirinya walaupun ia sering dipandang sebelah mata. Keep fighting till the end, itulah semangat Aihara Kotoko bagi para perempuan dalam hal percintaan.

Bagimana di kehidupan nyata ?

Kita pun sebenarnya bisa menjadi Kotoko-Kotoko berikutnya. Namun begitulah, pengaruh budaya telah mengakar kuat dalam mempengaruhi perilaku dan pikiran seseorang. Jika di Jepang sah-sah saja jika perempuan mengejar cintanya pada laki-laki, di Indonesia haram hukumnya. Ada stigma dalam masyarakat kita bahwa sepantasnya perempuan yang dikejar oleh laki-laki ( naluri laki-laki juga kayaknya ) dan bukan perempuan "baik-baik" jika ia yang mengejar laki-laki. Perempuan yang agresif, ekstrovert, atau apalah sebutannya sering dianggap bukan PEREMPUAN BAIK-BAIK. "Bukan baik-baik" disini juga belum tentu ia pelacur, WTS, atau yang lainnya tapi lebih mengarah kepada sifat dan perilaku. Sepertinya mereka tidak pantas untuk dicintai *kasihan.

Nah, bagaimana perjuangan cinta mau dimulai jika dari segi sosial dan budaya-nya saja telah menentang. Saya menulis ini bukan karena tanpa pengalaman ya. Saya dan beberapa perempuan lain yang sempat melakukan study club ( baca : session curhat ) pernah mendiskusikan hal ini. Kami ini juga adalah perempuan baik-baik sesuai norma-norma yang ada ( tidak mendeskreditkan yang lain ya ) tapi kok mereka ( baca : laki-laki yang dicintai ) berkelakuan seperti itu ?

Untuk urusan perjuangan cinta, kami pun sudah berusaha sampai batas maksimum. Tapi kok hati mereka tetap membeku ? Mengapa mereka tidak kunjung menembak ya? Atau harus kami yang menembak ? Kami telah jujur dengan perasaan kami padanya, eh dia-nya malah menghilang. Menjadi perempuan mandiri, kuat, dan tangguh di Indonesia ternyata memang sulit ya...

However, bumi masih berputar. Cinta memang patut diperjuangkan apabila itu membuat kita bahagia karena kebahagian seperti kesempatan, kadang-kadang tidak datang dua kali. Tapi bila itu tidak ada, kita bisa menciptakannya sendiri.


Semangat berjuang,


Meike Lusye Karolus

You Might Also Like

2 comments

  1. Meikeeee.. sy juga sukaa sekali serial ini dan nda pernah absen.. Kotoko mmg ongol, tp cantik ki jg.. ada itu adiknya Kotoko yg judes skalii, unyuunyaa.. ada filmmu kah syg??
    omaigottt, Meike you bring me to the past when I like to see the 'sipit ' one, and he is 'the boy next door' in high school.. aw!!aaaw!!XD

    BalasHapus
  2. ceritanya memang lucu + sedih + romantis. Hmm, adiknya Naoki mungkin yg kita maksud kak, karena Kotoko anak tunggal.

    Tidak ada kak, saya juga lagi cari-cari tapi yang versi koreanya ada loh kak, judulnya Playfull Kiss

    bikin ceritanya dong kak tentang *ehem the "sipit" one...

    BalasHapus