Pria "Henry Adams"

Senin, Januari 17, 2011

Pusat perbelanjaan dengan segala produk yang dikemas dalam berbagai bentuk visualisasi selalu memberi daya tarik bagi setiap pengunjung yang datang. Ada yang sekedar window shoping atau memang betul-betul untuk berbelanja. Budaya konsumtif dari masyarakat kita dari ke hari kian meningkat. Macam-macam alasannya, dari memang butuh hingga demi mengejar prestise. Untuk sekedar mencukupi kebutuhan atau mendapat pujian dan tatapan kagum dari khalayak yang menyaksikan.

Saya?
Saya masih ingat ketika handphone masih menjadi barang mewah yang belum wajib untuk dimiliki. Dari handphone monoponic, polyponic, mms, berkamera, 3G, video phone, music player hingga fasilitas internet. Dari nokia hingga blackberry. Dari blackberry menuju iphone. Dari iphone melesat ke ipad. Handphone berubah fungsi dari alat untuk berkomunikasi menjadi ajang pamer kekayaan. Siapa yang handphone-nya sudah canggih dialah pemenangnya.

Kita takkan pernah puas jika ingin mengikuti perkembangan pasar dalam dunia komoditi. Takkan pernah habis kecuali dunia ini kiamat. Tiap hari, tiap tahun, bahkan disaat tulisan ini dibuat, produk-produk baru siap diluncurkan. Tinggal kita pandai-pandai memilih : mana yang penting, dibutuhkan, dan mendesak.

Setiap ke Mall, saya berdecak kagum bahwa sirkulasi produk yang ditawarkan kadang begitu cepat berjalan. Barang A yang menjadi primadona saat ini langsung cepat berganti dengan barang B yang baru saja diluncurkan. Kita harus siap-siap gigit jari jika barang yang diincar sering lenyap saat uang kita sudah cukup untuk membelinya.

Tapi tidak dengan yang satu ini.
Setiap ke Mall Panakukkang atau sering disebut Diamond, saya sering melewati dan memandang tanpa pernah masuk ke salah satu counter baju di lantai 2 mall ini. Counter baju "Henry Adams" yang menjual pakaian pria. Dari tampilannya memang ditujukan bagi laki-laki dewasa, eksekutif, mapan, dan berkelas. Lalu apa yang membuat saya tertarik untuk melewati dan betah beberapa detik memandang ke counter ini. Ya ini dia alasannya....

Inilah Pria "Henry Adams"-ku ^^

Saya menyebutnya Pria "Henry Adams"-ku. Model yang memakai baju keluaran Henry Adams ini menyentuh hati saya. Bukan. Ini bukan wajah modelnya yang tampan. Tapi, entah mengapa saya suka sekali melihat laki-laki yang mengenakan tampilan seperti ini. Ini seperti bayangan sempurna kekasih atau suami saya nanti. Bahkan saya pernah berjanji dalam hati, kalau saya sudah punya suami saya akan membelikannya baju Henry Adams. Kenapa bukan saat pacaran? Karena kata Alvidha, pamali memberi pasangan baju di saat pacaran. Katanya nanti cepat putus.


So, who wants to be my Pria "Henry Adams" ???

You Might Also Like

0 comments