Jadi Aktivis Itu Ternyata Tidak Mudah

Sabtu, Januari 22, 2011

Ketika masih kecil dan melihat perjuangan kakak-kakak Mahasiswa di tahun 1998 baca ini , mereka laksana pahlawan yang berperang demi keadilan rakyat. Bahkan tidak sedikit yang bersimpati kepada mereka. Saat itu, segenap rakyat Indonesia menumpukan harapan mereka pada para aktivis ini. Aktivis ini juga bukan berarti hanya mencakup para mahasiswa saja tetapi juga orang-orang yang tergabung dalam LSM-LSM dengan basis politik dan tujuan tertentu.

Kini, zaman telah berubah. Aktivis di zaman sekarang harus berperang bukan cuma dengan "keadaan yang tidak adil", oknum yang menyengsarakan, tetapi juga dengan dirinya sendiri. Beberapa hari yang lalu saya mendapat kabar bahwa salah satu senior saya yang berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas di Sulawesi Barat tertembak oleh oknum polisi akibat bentrokan yang terjadi di universitas tersebut. Dari tulisannya Kak Yusran Darmawan yang saya baca di Kompasiana tadi pagi klik disini dan pesan yang disebarkan oleh beberapa senior, Kak Sofyan, nama senior saya itu mengalami luka tembak yang cukup parah. Ia mengalami kelumpuhan akibat peluru yang bersarang di tubuhnya. Kami selaku orang-orang yang sama-sama terikat dalam biru merah Kosmik, hanya mampu mendoakan yang terbaik dan membantu sebisa mungkin bagi keluarganya Kak Sofyan.

Yeah, menjadi aktivis itu ternyata tidak mudah. Kita harus siap dengan apapun yang terjadi. Luka maupun prestasi harus siap diterima. Tak sedikit juga beberapa aktivis yang dulunya berteriak-teriak di jalanan sekarang duduk nyaman dalam ruangan ber-AC di Gedung milik Rakyat. Tak sedikit juga yang mengalami nasib malang, hilang, cacat, bahkan ada yang mati. Kasus-kasus mereka, seperti kasus Munir dan Marsinah sampai sekarang tak pernah selesai. Beberapa orang yang dulunya paling radikal kini banyak yang banting setir menjadi pengusaha sukses.

Pertanyaan saya, apakah menjadi aktivis itu hanya dilakukan ketika menjadi mahasiswa saja? Apakah menjadi aktivis ini akan selesai ketika kita menjadi orang yang mapan atau ketika sudah kehilangan nyawa ? Apakah menjadi aktivis itu semata-mata berperang dengan sistem yanga ada ?

Bagi saya, menjadi aktivis bukan sekedar gaya-gayaan seperti zaman sekarang. Sebelum menjadi aktivis untuk kepentingan orang banyak lebih baik menjadi aktivis untuk diri sendiri dulu. Aktivis bukan label bagi orang-orang yang suka melakukan demo anarkis di jalan-jalan dan membuat orang mengumpat dan menyumpah. Aktivis adalah pahlawan yang bersenjatakan keintelektualitasnya demi menegakkan kebenaran dan keadilan.

You Might Also Like

1 comments

  1. Dan saya masih sangat percaya, bahwa aktif dalam lembaga kemahasiswaan adalah salah satu cara menikmati hidup selama menjadi mahasiswa :)

    BalasHapus