Ayah dan Kekasih

Kamis, April 19, 2012



Ayah bilang," Jangan percaya kata-kata laki-laki. Jangan percaya janjinya. Apapun yang keluar dari mulutnya."

Saya menertawakan perkataan Ayah. Tentu saja saat itu saya sedang dimabuk asmara. Kekasih yang telah lama terpisah karena jarak akhirnya datang berkunjung. Siapa yang tak senang? Rindu berbulan-bulan yang dipendam akhirnya tumpah, meluap seiiring dengan kedatangannya.

Ayahku adalah lelaki yang pencemburu. Saat kekasihku datang ke rumah, Ayah menegur dia dengan sopan akan tetapi matanya tajam mengawasi. Ayah menyambut layaknya tamu-tamunya yang lain, namun sikapnya tetap waspada. Ketika dia pulang, Ayah memanggilku untuk bicara.

" Apa hubungan kalian sebenarnya?," Ayah bertanya.
Dengan mantap saya menjawab," Saya sayang dia Ayah. Kami saling menyayangi. Ayah mengerti kan?."

Wajah Ayah menegang, alisnya terangkat sebelah tanda emosinya sedang naik. "Tapi kalian beda agama. Bagaimana dengan keluarganya? Bagaimana dengan kamu nanti?."

Saya tersenyum. Teringat perkataaan kekasih saya dan janji-janjinya," Bila kami bersama itu adalah hadiah buat kami. Ayah tenang saja, dia serius dengan saya."

Ayah saya tetap tak menurunkan alisnya, " Tapi kamu anak Ayah satu-satunya. Apa dia bisa menjaga kamu baik-baik?"

Meyakinkan Ayah adalah pekerjaan berat. Saya seperti berhadapan dengan diri sendiri. Kami sangat mirip.
"Ayah jangan khawatir. Kami akan saling menjaga," janji saya.

Kekasih saya kemudian lebih sering berkunjung ke rumah. Kala itu dia sudah memutuskan untuk menetap di kota ini. Betapa senang hati saya. Kami akan selalu bersama. Sayangnya, kebersamaan kami diiringi kecemburuan Ayah yang semakin menjadi-jadi. Tak jarang ia memperlihatkan kecemburuannya dengan terang-terangan. Kekasih saya lama-lama gerah. Ia ternyata tak seserius ucapannya tempo hari.

****

"Jadi, Lyla sudah putus dengan pacarnya ya Bu?," tanya Ayah pada Ibu. 
"Iya, Yah. Tadi malam ia menangis di pelukan Ibu. Pacar pertamanya sih jadi wajar dia sangat terluka," jawab Ibu.
Ayah tersenyum puas, "Syukurlah kalau begitu."





PS : restu Ayah adalah doa. I love you, Dad ^^

You Might Also Like

0 comments