Bertemu Mami Lagi

Minggu, Maret 08, 2020

Aku merindukan Mami. Aku rindu curhat dengannya. Ada banyak perkembangan dalam kehidupan. Ada banyak kisah yang ingin kubagi dengannya. Aku ingin meminta pendapat Mami untuk beberapa hal. Aku butuh saran beliau untuk menghadapi hidup ini: di dunia kerja, dunia sosial, dunia keluarga, dan dunia percintaan. Beberapa hari sebelumnya aku menangisinya. Lalu, sebagai obat rindu aku baca kembali pesan-pesan singkat Mami yang masih kusimpan dan menonton videonya yang sedang bernyanyi lagu andalannya kalau ke acara kawinan: "Ternyata aku makin cinta, cinta sama kamu...hanya kamu seorang kasihku...tak mau yang lain....". Aku mau bergosip dengan Mami. Aku mau update kalau laki-laki yang dulu tak jadi dijodohkan Mami denganku itu sudah menikah dengan gadis yang disodorkan padanya setelah aku. Pestanya mewah dan meriah. Keduanya tampak sempurna. Aku ikut senang sekaligus menyadari betapa bedanya jalan hidup yang akhirnya kupilih.

Seperti tahu anaknya membutuhkannya, hari ini Mami datang dalam mimpiku. Aku jatuh tertidur antara jam 10 pagi sampai setengah 3 siang. Mimpinya berlapis-lapis, namun yang pasti terasa Mami masih hidup. Ia hadir disana, tampak muda dan segar. Aku tidak ingat dia pakai baju apa. Dalam segala misterinya, aku bisa merasakan itu Mami. Kami ngobrol entah di rumah siapa. Suasananya siang hari. Mami ada disitu mendengarkanku curhat tentang seorang sahabat. Aku tidak ingat bilang apa. Tapi yang jelas membahas sahabat itu. Di mimpi itu, Mami memberikanku ubi goreng yang dipotong bentuk lidi sehingga kalau digoreng jadi lebih crispy dan roti bakar cokelat. Keduanya adalah makanan favoritku dan demi Tuhan rasanya sangat enak. Aku jadi fokus makan daripada curhat. 

Dari responnya Mami kelihatan senang dengan sahabatku itu. Aku tak ingat dia bilang apa. Tapi feeling-nya sih baik-baik saja. Ia mau melihat fotonya. Aku mengambil hapeku dan menyodorkannya pada Mami. Ada fotonya disitu. Tapi, entah mengapa fokusku teralihkan ke ubi bentuk lidi dan roti bakar yang demi Tuhan enak sekali itu. Tak berapa lama kemudian, aku merasa kesadaranku berangsur-angsur kembali. Tanda mimpi ini akan berakhir. Aku kesal karena dua hal: makananku belum habis dan aku tidak tahu reaksi Mami ketika melihat fotonya. Aku terbangun sesaat. Lalu kembali tidur.

Kemudian ada mimpi baru lagi. Lokasinya ada di dalam gereja. Itu gerejanya sahabatku itu. Di sana ada dia dan teman-temannya. Berdiri membelakangi altar. Tapi disitu juga ada sekelompok ibu-ibu berpakaian ungu. Kira-kira tiga baris mereka mengisi bangku di sayap kanan. Itu ibu-ibu PKP, organisasi perempuan gereja yang diikuti Mami dan Mami Ice semasa hidup. Mami pernah menjadi ketuanya juga. Apakah ada Mami dan Mami Ice disana? Aku tidak ingat. Di gereja, terjadi hal yang mengejutkanku. Dua kubu bertemu. Kubu gerejanya dan kubu gerejaku. Ada meja putih panjang di tengah yang memisahkan bangku sayap kanan dan kiri seperti model perjamuan di gereja Protestan. Wait, What? Mereka memang sedang melakukan perjamuan bersama. Aku ada disana juga. Duduk di bangku belakang. Mengamati mereka. Lalu, aku terbangun. Aku tidak mengerti arti mimpi ini. 

Apakah memang ini kejadian mistis? atau hanyalah angan-anganku yang membentuk mimpi itu? entahlah. Satu yang pasti, aku bersyukur aku bisa bertemu Mami lagi meskipun hanya dalam mimpi.


Ps: Besok malamnya, Tedy datang dan memberiku ubi goreng. 

You Might Also Like

0 comments