Mimesis

Jumat, Agustus 26, 2011


Orang bule mengatakan "You are what you think", kau adalah apa yang kau pikirkan. Tapi dalam kasus Mimesis yang terjadi adalah "kau adalah apa yang orang lain pikirkan."

Apa itu Mimesis? Makhluk apakah itu? Mimesis berasal dari bahasa Yunani yang berarti tiruan. Mimesis merupakan salah satu wacana yang ditinggalkan Plato dan Aristoteles sejak masa keemasan filsafat Yunoni Kuno. Wikipedia menjelaskan lebih singkat bahwa Mimesis adalah sebuah proses peniruan. Mimesis ada di dalam diri setiap manusia sehingga proses peniruan ini juga menjadi proses terciptanya budaya. Secara sistematis, mimesis terjadi karena kita menjadikan orang lain sebagai model.

Seiring dengan perkembangan waktu, Abrams memasukkannya menjadi salah satu pendekatan utama untuk menganalisis sastra selain pendekatan ekspresif, pragmatik dan objektif. Dalam hubungannya dengan kritik sastra, mimesis diartikan sebagai pendekatan sebuah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra selalu berupaya untuk mengaitkan karya sastra dengan realitas atau kenyataan. Mimesis merupakan ibu dari pendekatan sosiologi sastra yang darinya dilahirkan puluhan metode kritik sastra yang lain.

Lalu ada apa antara saya dengan Mimesis?

Tak ada manusia satu pun dimuka bumi ini mau disama-samakan dengan orang lain. Tidak ada satu pun manusia di bawah kaki langit ini merasa senang jika dibanding-bandingkan dengan orang lain. Saya pun juga tidak sudi jika disama-samakan, dimirip-miripkan, dan dibanding-bandingkan dengan orang lain. Namun, mimesis telah membuat saya kehilangan salah satu orang yang saya kasihi. Saya kehilangan dirinya sejak orang-orang yang melihatnya selalu menyama-nyamakan dia dengan orang lain. Tanpa dia sadari, ia kemudian membunuh identitas dirinya dan memainkan peran sebagai "orang lain" itu. Sesungguhnya, mimesis adalah penyakit jiwa yang menyakitkan.

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Plautus mengungkapkan pepatah dari bangsa Romawi yang kemudian dipopulerkan kembali oleh seorang filsuf Inggris bernama Thomas Hobbes yaitu Homo Homini Lupus atau manusia dapat menjadi serigala bagi manusia yang lain. Pepatah ini telah berlaku dalam mimesis. Kita bisa menjadi penjahat bagi orang lain. Berawal dari kalimat, " Eh, miripmu dengan si anu.." atau si "orang lain" mengatakan, " aduh anu...saya seperti berkaca...." kalimat-kalimat seperti ini jika terus-menerus diutarakan dalam waktu yang lama perlahan-lahan akan membawa dampak bagi yang dijadikan tiruan. Secara tidak sadar atau sesadar-sadarnya, orang yang bermimesis akan berubah menjadi orang lain yang dimimesiskan. Entah secara keseluruhan fisiknya bahkan kepribadiannya.

Mimesis sangat menyakitkan dan seharusnya tidak boleh terjadi. Setidaknya begitulah yang saya pikirkan.





PS : kembali-lah menjadi seperti yang dulu, we love you just the way you are...

You Might Also Like

0 comments