The Witch Of Portobello

Kamis, Juli 07, 2011

Portobello hanyalah nama salah satu jalan di London. Ia tak lebih sama seperti Notting Hill, Kenshington, atau mungkin Abbey Road. Yang membuat Portobello berbeda adalah disana terdapat basis perkumpulan yang dipimpin seorang perempuan muda bernama Sherine Khalil yang kemudian menyebut dirinya Athena.

Dengan pekerjaan sebagai jurnalis, saya mendapat kesempatan untuk mewawancarai Athena. Heron Ryan, rekan sesama jurnalis, meminta saya untuk mewawancarainya. Saya langsung mengiyakan. Diam-diam saya sangat mengagumi Athena. Ia adalah orang yang berbeda. Athena adalah sedikit orang yang berhasil bersentuhan dengan Ibu Bumi, Semesta.

Di tengah serangan dari pihak Gereja yang menentangnya, Athena tampak tenang ketika saya berhasil berjumpa dengannya. Tak terlihat ketakutan di wajahnya. Ia sedang mengusap kepala anak laki-laki yang duduk disisinya. Mereka berdua berpelukan.

" Halo, Athena saya Meike. Heron bilang saya hanya punya waktu 30 menit untuk mewawancaraimu. Bisakah kita mulai?," dengan gugup saya menjabat tangannya. Saya tertegun. Rasanya seperti bertemu dengan salah satu Santa dari gambar-gambar di dinding sekolah dulu.

" Halo, Meike. Saya Athena dan ini putraku, Viorel," ujarnya. Saya lalu menyalami Viorel. Anak laki-laki itu lalu pergi meninggalkan kami ketika dilihatnya, Samira Khalil, neneknya memanggil.

" Well, saya sebenarnya sudah menyiapkan daftar pertanyaan untukmu tapi entah mengapa ketika langsung berjumpa denganmu Athena, saya malah gugup," ujarku terbata.

Athena tertawa. Wajahnya terlihat bercahaya.
" Tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan. Tidak perlu terikat pada daftar pertanyaan itu. Kita berbicara layaknya dua orang sahabat saja. Bagaimana?," tawaran Athena segera kuiyakan.

Tanpa terasa setengah jam berlalu. Saya heran karena perbincangan dengan Athena yang kukira akan menyeramkan malah sangat menyenangkan. Saya lalu berpamitan padanya. Ia memelukku dan mengucapkan terima kasih.

Saya keluar dari gedung apartemen itu dengan suasana hati yang baru. Kata-kata Athena masih terngiang di telingaku, "Kau adalah apa yang kau percaya tentang dirimu sendiri."


***

Beberapa waktu lalu, saya selesai membaca novel karya Paulo Coelho yang berjudul The Witch of Portobello ( Sang Penyihir dari Portobello ). Paulo Coelho adalah salah satu penulis favorit saya dan saya sekarang tengah berburu karya-karyanya yang lain. Tulisan ini semacam review. Sejujurnya, saya sulit untuk mereview buku ini. Ada hal yang tidak biasa dalam buku ini yaitu cara Paulo Coelho menuturkan tokoh Athena melalui persepsi tokoh-tokoh yang ada dalam hidup Athena. Dengan cara seperti itu, kita akan mengenal Athena bukan dari ke-aku-annya melainkan dari orang-orang yang mengenalnya. Membaca novel ini seperti membaca vox populis dari banyak orang yang mengenal sang tokoh utama.

You Might Also Like

1 comments