Psyche

Kamis, Mei 05, 2011


Perkenalan kami terjadi begitu saja. Saya sedang duduk termenung di dalam toko buku sedangkan ia sedang linglung di antara rak-rak buku. Kemudian mata kami saling bertabrakan. Ia menatapaku dingin dan kubalas menatapnya canggung. Namanya Psyche. Kami bersalaman dan menjadi satu.

Hari-hari berikutnya saya dan Psyche sering menghabiskan waktu bersama. Kami mengikuti kata hati nurani. Aku berusaha mengajaknya bicara. Membawanya dalam percakapan panjang yang bisu. Ia selalu diam. Walaupun begitu dari tatapan mata dan ekspresinya, ia sedang berbahasa.

Menurut saya, Psyche begitu kuat sekaligus rapuh. Begitu indah sekaligus mengerikan. Ia begitu sempurna walau tanpa dilihat. Ia tak bisa disentuh. Psyche hanya bisa dirasa dan saya merasakannya.

"Aku tak tahu harus mencarinya kemana lagi, Meike...,"tatapan putus asa Psyche menghunus saya. Ia tak berkata-kata namun saya mendengar dengan jelas suaranya.

"Siapa yang kau cari Psyche?," saya tanya dia lagi.

"Eross, kekasihku. Ia meninggalkanku Meike. Aku berusaha mencarinya tapi aku tak menemukannya kembali," wajahnya terlihat sedih. Sesuatu dalam diri saya terasa sakit. Saya tidak tahu apa itu. Tiba-tiba saja saya merasa sangat kehilangan.

"Mengapa Eross meninggalkanmu Psyche?," saya terus mempertahankan dialog dengan Psyche.

"Aku telah membuat kesalahan, Meike. Kesalahan yang sangat fatal," air mata Psyche mulai jatuh.

"Apa itu?," terasa ada gemuruh dalam dada saya.

"Aku menolaknya. Aku tidak mempercayai bahwa Eross sungguh-sungguh ada," Psyche tersedu.

Kami berdua terdiam. Psyche mulai meratap sedangkan saya bertarung meredakan badai di dalam dada.

Dengan susah payah, saya bertanya lagi padanya, "kemanakah Eross pergi, Psyche?"

Di sela-sela isaknya, Psyche menjawab, "Aku tak tahu."

Tanpa sadar, ada air menetes di pipiku. Tadinya saya pikir ini air hujan. Tapi tidak mungkin. Kami berdua sedang berada dalam satu tubuh.

Saya menangis.



untuk Jiwa-ku,
MLK





*saya mencoba menceritakan mengenai tokoh Psyche dalam buku Kumpulan Mitologi dan Legenda Yunani dan Romawi oleh E.M Berens. Selain itu, adapula buku Filosofi Jiwa oleh Audifax.

*Psyche artinya Jiwa dan Eross adalah cinta


You Might Also Like

3 comments

  1. Cerita yang keren :)
    Buku mitologi Yunani kamu punya? pinjam dong...

    BalasHapus
  2. oh, ternyata Erros sudah alih profesi dan pindah ke yunani...

    BalasHapus
  3. kak dwi : iya kak, buku yang kita keker waktu ke gramedia tempo hari itu..hehe..

    Bizwud : kalau di Roma, Eross disebut Cupid atau Amor, tapi dia gak pernah alih profesi kok, selalu menebarkan cinta...hehe..

    BalasHapus