Cinta Seperti Matematika

Selasa, Mei 03, 2011

Seingat saya, terakhir kali mendapat nilai 100 pada pelajaran matematika adalah ketika duduk di kelas 3 atau 4 SD. Sejak saat itu, nilai saya perlahan-lahan menurun. Menginjak tingkat pertama dan menengah, nilai matematika saya sudah mulai bermain di nada sol fa mi re. Paling tinggi di nada la atau si. Itu pun terhitung mujizat.

Ketika memilih jurusan komunikasi sebagai konsentrasi di bangku kuliah, saya seperti terserang ekstasi. Horee...tak akan ada lagi matematika dan tidak ada lagi lagu-lagu bernada sama. Saya bebas. Namun ketika masuk semester tiga, saya bertemu dengan momok yang menakutkan. Saya menamakannya mata kuliah statistika. Walaupun pada akhirnya lulus dengan nilai A, tapi saya tetap merasa belum mampu dan tidak suka dengan pelajaran berhitung.

Bagi saya, cinta seperti matematika. Saya begitu takut untuk berhadapan dengannya, namun saya tidak bisa menghindar. Cinta selalu ada dimana-mana begitu juga dengan matematika. Suhu matahari dan kecepatan asteroid pun dapat dihitung. Kedalaman palung pun dapat dihitung, kecepatan cahaya bahkan bunyi pun dapat dihitung. Belanja di pasar pun dihitung, isi KRS pun dihitung, bahkan kebaikan pun bisa dihitung. Ckckck....

Seperti matematika, saya butuh waktu lama untuk bisa memahami cinta. Cinta begitu susah ditebak. Susah dipecahkan. Dan sangaaattt rumit. Jika tak bisa mengutak-ngatiknya maka kita akan dapat nilai jelek. Patah Hati.

Lalu?
Saya berusaha mengenalnya. Berusaha mempelajarinya. Lalu, ketika saya menemukan rumus yang tepat, saya perlahan-lahan bisa mengerjakannya. Rumus itu saya beri nama kesabaran. Cinta itu selalu ada. Ia tidak kemana-mana. Rumus matematika pun selalu sama sejak manusia pertama diciptakan. Kesabaran untuk mengenal cinta. Kesabaran untuk memahaminya. Cinta seperti matematika. Bisa ditambah, dikurangi, dikalikan, bahkan dibagi. Keempat cara klasik untuk menyelesaikan soal-soal cinta. Ahh, sudahlah. Saya sudah mulai ngawur. ^^


PS : salah satu istilah yang saya suka dalam matematika adalah kata "tak terhingga". Untuk cinta yang tak terhingga dari Yang Tak Dapat Dihitung.

You Might Also Like

1 comments

  1. matematika selalu rumit buatku..
    apalagi CINTA..

    maaf #GALAU..

    BalasHapus