2 Dekade

Selasa, Mei 17, 2011



Hari itu tidak ada yang mengira akan ada kelahiran. Perhitungan manusia lewat analisa ilmiah menjabarkan bayi itu akan lahir di bulan Juni. Malam sebelumnya tepat pukul 9, perempuan yang kemudian menjadi ibuku mengalami kesakitan. Perempuan separuh baya yang nanti kupanggil Oma menyarankan agar segera ke rumah sakit. “Nanti terjadi apa-apa,” begitu katanya. Sementara itu, lelaki yang menjadi ayahku sedang berada jauh dari rumah. Ia masih berada di rimba Kalimantan guna menyambung hidup demi keluarganya.

Tepat pukul 9 pagi dengan berat 2,4 kg, setelah berjudi pada maut lewat operasi Caesar, Mami melahirkanku ke dunia. Semua kelahiran manusia di dunia memiliki kisahnya sendiri, termasuk Aku.


Aku telah berjuang sejak dalam kandungan. Tali pusar yang mengikat seluruh tubuhku tak mampu menahan keinginanku untuk hidup. Karena terlahir prematur, Aku harus tinggal selama beberapa hari di inkubator. Awalnya dikira bayi lelaki yang lahir, namun ternyata Aku seorang perempuan. Walaupun begitu, mereka tetap bersukaria menyambutku meski di atas RS Chaterine Booth tidak ada bintang timur ataupun suara malaikat seperti kelahiran Sang Mesias. Hanya seorang manusia biasa yang fana dan bukan Juruselamat. Mami menyusuiku dengan dada sakit. Katanya, suara tangisku-lah yang paling keras di antara bayi-bayi lain. Aku tahu, kelahiranku banyak mengalami ketidakmestian. Namun, aku tahu itu baik. Semua yang dijadikan-Nya itu baik maka semua adalah baik adanya. Meski berada dalam sebuah ketidakmestian.

9 Mei 2011

Saya masih ingat hari itu walau sudah hampir lewat seminggu. Saya terbangun dengan perasaan yang tidak dapat didefenisikan. Setelah gembira dengan segala ucapan selamat yang berdatangan, saya masuk ke dalam ruang kontemplasi dengan Dia. Bersyukur itu sudah pasti. Banyak orang lain yang tidak mencapai angka 20 tahun di hidupnya. Namun karena kasihNya, saya berada di tangga ke-20 ini.

Ruang itu begitu luas, dalam, dan tak teraba. Ada permohonan, ada pertanyaan, ada desakan, ada keluhan, dan ada ungkapan syukur. Semuanya menjadi satu di dalam ruang yang hanya saya sendiri yang rasa. Saya kemudian memandangai wajah yang telah banyak mengalami perubahan. Kaki yang telah membesar. Jari-jari tangan yang tak lagi mungil. Rambut yang mulai memanjang serta bobot tubuh yang masih belum berani untuk ditimbang. Umur kini bukan belasan lagi namun telah memasuki kepala dua. Apakah dewasa akan menjadi sebuah pilihan atau memang sebuah keharusan.

Tanggung Jawab

Waktu saya berumur 19 tahun, saya mengatakan bahwa 19 itu Berdikari. Selama di usia 19 tahun, saya belajar untuk mandiri, tidak tergantung kepada orang lain, dan berprinsip. Saya pun boleh berbangga karena beberapa hal sulit dalam kenyataan hidup berhasil saya lalui. Sakit iya. Tapi setelah itu saya disembuhkan. Luka saya dibalut dan saya perlahan pulih. Saya memang dipukul tapi Ia tidak membiarkan saya jatuh tertelungkup. Ia selalu menopang. Ia tidak pernah melupakan saya walaupun saya kadang merasa seperti itu.

Di umur 20 tahun, saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya harus bertanggung jawab. Bertanggung jawab dengan apa yang telah saya pilih. Keputusan-keputusan penting yang akan mempengaruhi hidup saya. Ini memang sulit, tapi entah mengapa ada Tangan Tak Terlihat yang membuat itu menjadi mudah. Boleh dikatakan sangat mulus.

Saya tengah menikmati karma ini. Balasan dari Dewa Nasib karena telah berhutang banyak pada saya. Ternyata benar, siapa yang terdahulu akan menjadi yang terakhir. And This is my time…

You Might Also Like

5 comments

  1. MEIKE.. foto ke 7.. ehem
    you touch him, i kill you..

    ingat.. seriuska. nda main2..

    BalasHapus
  2. hahhahaaa... ngamapamoeee takutnya mo diambil :p

    ada sebenarnya satu foto yang tidak saya post disini, nanti saya jadikan kado ulang tahunmu yang ke-20 saja :DD

    BalasHapus
  3. selamat ulang tahun bu meike ^_^
    ingin sekali rasanya memegang tanganta langsung untuk mengucapkan itu :D

    BalasHapus
  4. terima kasih ucapannya kak Rahe....^^


    andai kau disini kita pasti sudah konser dengan petikan gitarmu di hari ulang tahunku :D

    BalasHapus
  5. Kakak Ben : "ehem-ehem" situeee...hehehe..

    BalasHapus