Antara Ada dan Tiada

Jumat, Januari 17, 2020

Dulu waktu SMP saya suka dengar lagunya Utopia yang berjudul Antara Ada dan Tiada. Kebetulan lagu itu jadi populer karena menjadi soundtrack sinteron horor remaja. Lagu itu se-dark masa SMP saya yang penuh drama (edodoeee...). Prelude lagunya juga serem dengan suara Pia yang sayup-sayup gothic. Lagu itu menggambarkan rasa letih untuk menggapai sesuatu yang ada tetapi tiada, tiada tetapi ada. Bagian favorit? Setelah interlude dong, dimana harmoninya lebih emosional dengan menaikkan satu laras pada bagian reffrain. 

Di zaman itu pula, saya punya obsesi untuk menjadi anak band. Demi mewujudkan cita-cita yang luhur itu, saya mendaftar ikut ekstrakuriler band sekolah. Ternyata yang masuk eskul itu adalah mereka yang sudah mahir bermain musik, entah itu drum, piano, keyboard, gitar, bass, atau biola. Lalu, yang kemampuan bermain musiknya di bawah standar banyak yang memilih menjadi vokalis. Mereka ini yang sering mewakili sekolah di lomba-lomba paduan suara atau solo. Minimal sebagian adalah penyanyi Mazmur dan solois untuk ibadah bulan Maria. 

Walaupun sebagian besar keluarga saya adalah musisi, waktu pembagian gen saya sama sekali tak berbagi kejeniusan dengan mereka. Main musik tidak pernah beres. Menyanyi juga suara pas-pasan. Akhirnya, saya memilih peran sesuai kapasitas saya yaitu sebagai groupies. Yup, para pemain band itu perlu fans fanatik yang setia bersorak saat mereka tampil. Inspirasi saya waktu itu groupies-nya Guns N’ Roses yang tentu saja seringkali berakhir ricuh. 

Di eskul band itu, saya sempat punya kecengan semasa SMP hahaaa. Dia kakak kelas yang kalau sudah main gitar langsung pusinglah pala Barbie ini saking cool-nya beliau. Si Kakak Kelas ini menginspirasi saya membuat lagu. Suatu bakat yang ternyata terpendam. Sampai SMA, saya masih suka membuat lagu. Tanpa alat musik. Hanya bermodalkan senandung. Saya menyanyikan lagu-lagu itu di depan sahabat saya, Tirta, dengan penuh perasaan. Pernah pula dinyanyikan oleh grup vokal untuk penilaian mata pelajaran Kesenian. 

Oke, kembali ke si kakak Kelas. Setiap band-nya manggung di acara sekolah. Saya dengan siap siaga berdiri di samping panggung bersama groupies yang lain. Dengan berpenampilan kasual tapi ada spirit glam rock-nya, doi menyanyikan Look What You’ve Done-nya JET dengan sempurna. Tak lupa juga kesalehan beliau tersiar ke penjuru sekolah. Kami memang bersekolah di sekolah Katolik, tapi si Kakak Kelas ini rajin izin untuk menunaikan sholat Jumat. Makin so sweet kan ya… Oiya si Dia ini punya adik perempuan yang sekarang jadi bintang film papan atas negeri ini. Dulu saya ingat, adiknya ini posesif dan nempel banget sama kakaknya. Dia sering membuat kami para groupies yang hina ini cemburu setengah pingsan. 

Hari ini saya terkenang kembali masa-masa SMP yang biru sebiru langit biru. 

You Might Also Like

0 comments