Al dan Aqua

Jumat, Januari 31, 2020

photo by Kristopher Roller (www.unsplash.com)


Rindu menjadi beban di hatinya akhir-akhir ini. Begitulah Al memikirkan hubungannya dengan Aqua. Aqua menghilang setelah Al mengirimkan surat cintanya yang pertama. Entah menghilangnya Aqua dan surat cinta Al saling berhubungan atau tidak, yang jelas Al merindukan Aqua. Al mengerti kalau Aqua harus pergi dan menjadikan dirinya bukan prioritas. Al turut menjiwai panggilan Aqua, karena Al juga mendapat panggilan itu. Al mengerti, namun belum seratus persen menerima. Aqua hidup di air, sementara Al di darat. Aqua menikmati dalam kesunyian, Al menikmati dalam kegaduhan. 

Aqua adalah seorang prajurit di garda terdepan. Ia masuk dalam komponen utama pertahanan. Sebagai anggota komando pasukan khusus, Aqua menyerahkan hidup dan matinya pada sang Komandan. Ia adalah orang yang hidup untuk menjalankan tugas dan misi. Tugas dan misinya itu adalah prioritas dan yang utama. Tak ada batas waktu dan tempat, karena kapanpun dan dimanapun perintah itu bisa muncul mendadak. Aqua harus siap setiap saat untuk melayani dan mengabdi kepada siapa saja dan dimana saja. Bukannya ia tak bisa memilih, namun menjalankan perintah Komandan adalah airnya. Aqua tidak bisa hidup di darat lama-lama. Ia harus fokus sebagai ikan yang berenang sendirian di arus yang deras. 

Sama seperti Aqua, Al juga seorang prajurit. Bedanya, Al masuk dalam komponen cadangan. Al ikut bertempur di garda terdepan, tapi bukan paling depan. Itu artinya, ia harus menunggu di markas komando, kalau-kalau Komandan memanggilnya untuk turun membantu, lalu dikembalikan lagi ke markas begitu Komandan merasa sudah cukup fungsinya. Al banyak menunggu, Aqua banyak bekerja. Al butuh berbicara, Aqua butuh meditasi. Mereka seperti rasi bintang Virgo dan Libra: hidup pararel, bersama namun terpisah. 

***

Al menyukai lagu-lagu The Beatles. Waktu kecil ia sering dinyanyikan lagu-lagu The Beatles oleh ibunya. Ibunya akan memainkan gitar dan bernyanyi dengan hati. Ibu juga akan bercerita tentang pengalamannya mendengarkan The Beatles. Al ingat Ibunya pernah bercerita tentang teman SMA-nya yang juga suka The Beatles. Temannya itu sangat suka menyanyikan lagu Hey Jude. Di masa mendatang, temannya membuka café bernuansa The Beatles dan ibunya menyanyi disana dalam acara reuni. Ibunya tampak keren dan penuh dengan energi positif. Peristiwa itu terjadi dua bulan sebelum ibunya pergi untuk selamanya. 

Dari semua personil The Beatles, Al paling menyukai Paul McCartney. Menurutnya, lagu-lagu yang diciptakan Paul penuh dengan energi positif. Meskipun liriknya sedih dan melodinya menggunakan akord 7 sehingga sangat emosional, lagu-lagu ciptaan Paul tidak ditujukan untuk membuat orang sedih berlarut-larut. Lagu-lagu Paul menghadirkan pengharapan. Banyak orang memperingatkan untuk tidak memiliki ekspektasi dan harapan yang tinggi karena kalau realisasinya tak sebanding maka akan sangat mengecewakan. Pada diri Paul-lah, Al menemukan kemiripannya. Mereka berdua percaya bahwa harapan membuat manusia tetap hidup dan merasakan cinta kasih. Jika Lennon sinis pada hidup, maka Paul sebaliknya, ia memiliki optimisme.

Lennon-McCartney, photo by Linda McCartney


Al suka mendengarkan lagu Yesterday berulang-ulang. Lagu itu membuat hatinya terasa hangat. Lagu itu diciptakan Paul McCartney dan kemudian dibantu John Lennon sebagaimana mereka selalu menjadi partner Lennon-McCartney. Meski tersentuh dengan melodinya, Al sama sekali tidak mengerti liriknya. Paul mendapatkan ilham melodi lagu itu dalam mimpi saat ia menginap di rumah pacarnya. Saat terbangun, Paul langsung berlari dan mencari piano, takut ia melupakan melodi yang tercipta dalam tidurnya itu. Seperti pesan semesta, siapapun yang mendengarkan lagu Yesterday, dalam suasana hati apapun, pasti akan tersentuh. Lagu itu sederhana tanpa banyak instrumen musik dan dinyanyikan sendiri oleh Paul. Lagu yang memamg ditujukan untuk mengabadi. Lagu itu seperti berkata, “kesedihanmu ini hanyalah sementara, tenanglah selalu ada harapan…”.

***

Setelah Aqua hadir dalam hidupnya, kini Al mengerti lirik lagu Yesterday. Lagu ini tentang gugatan atas kerinduan yang mendalam: “Why she had to go, I don’t know, she wouldn’t say. I said something wrong, now I long for yesterday…”. Lagu ini tentang orang yang ditepikan, dianggap sepi. Namun, seperti dua elemen tak terpisahkan, meski liriknya sentimentil, mengasihani diri, dan menyalahkan diri, melodinya justru memberi energi positif. Sebuah energi yang menyalakan setiap api yang padam dalam jiwa manusia. Api pengharapan bahwa meskipun kita berpisah, kita akan bertemu lagi. 

Hidup telah memberi banyak pada Al. Walaupun ia menghadapinya dalam keramaian yang melemahkan keyakinannya, Al selalu mendapatkan pesan semesta dalam hal-hal kecil yang menguatkan. Kini Al tahu mengapa ia belum bisa menerima beban ini. Hal itu memang terasa berat dan tak adil. Ia harus menanggung rindu untuk dua orang.

You Might Also Like

0 comments