Yellow Submarine

Kamis, Oktober 10, 2013

Miss me?

hahahaaa...

Selalu menyenangkan ketika kita tahu bahwa ada yang merindukan kita. Ada orang-orang yang perhatian pada kita. Entah hanya bertanya "tugasmu sudah selesai?" atau "sudah makan hari ini?". Aristoteles memang benar, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Kita tidak bisa sepenuhnya sok antisosial, kita akan selalu membutuhkan orang lain. Dan meskipun secara fisik kita sendiri, toh kita selalu menemukan teman -banyak teman malahan- yang membantu dan menemani kita.

Akhirnya saya mulai mendapatkan "klik" pada ritme kuliah saya. Benar apa kata kak Phio dan Kak Ipa bahwa semester 1 dan 2 adalah masa dimana akan banyak sekali tugas tapi kalau dinikmati semuanya tidak akan menjadi beban. Intinya lakukan dengan sepenuh hati, hasilnya akan berbanding lurus kok. Jangan terlalu ngoyo karena akan membuat lelah dan stress. Jangan bertingkah yang "terlalu" karena akan mendapat petaka. Jadi orang yang cerdas, cerdas sikap dan otak. 

Orang tua adalah pilar dalam hidup. It's good to know that they're always there for me. Doa, telepon, dan sms mereka adalah bensin yang membakar semangat yang mulai meredup. Mereka mentransferkan dukungan dan rindunya. Kuncinya adalah komunikasi. Kalau ada masalah yang saya cari Tuhan dan orang tua. Curhat dengan mereka the best deh. Kadang sih mereka menelpon disaat tidak tepat, misalnya ketika saya lagi mumet dalam mengerjakan tugas sehingga bawaannya emosi terus, tapi mereka mengerti dan keesokannya kami bisa cerita apa saja. I'm blessed 'cause have them as my parents

Sudah hampir dua bulan saya tinggal di rumah ini. Hubungan antar sesama penghuni sudah semakin dekat. Saya sudah dianggap sebagai bagian dari mereka begitupun sebaliknya. Terutama dengan Eyang. Awalnya saya segan dengan Eyang. Namun lama-kelamaan kedekatan emosional itu semakin tercipta. Begitu juga dengan Mbak Par, asisten rumah tangga - yang seperti ibu bagi kami-. Beberapa hari ini saya menemani Eyang ngobrol di ruang TV. Ngobrolnya tentang apa saja. Saya tidak pernah memiliki Opa kandung. Kedua Opa yang berasal dari pihak ayah maupun ibu sudah lama meninggal. Saya hanya mengenal mereka lewat cerita-ceritanya saja. 

Ketika Tuhan lewat perantara Kak Phio membawa saya ke rumah ini dan berkenalan dengan Eyang, saya senang luar biasa. Saya bakalan punya Opa -setidaknya merasa demikian. Istri, anak-anak, dan cucu-cucu Eyang juga tinggal berjauhan dengan Eyang sehingga kehadiran kami ini -para anak kos- yang menjadi obat rindu beliau. Hari ini saya sukses membuat Eyang tertawa sampai terbahak-bahak. Ternyata membuat orang lain bahagia itu adalah the most tremendous feeling in the world. 

Kemarin iseng-iseng saya bertanya pada Eyang. 
Me: Eyang, waktu The Beatles konser di Amerika, Eyang nonton tidak?
Eyang : Wah...tidak sempat waktu itu banyak pekerjaan.
Me: Ohhh...dulu top banget ya disana?
Eyang: Iya...lagu-lagunya populer pada masa itu,  ada lagunya yang submarine..submarine itu..
(yang Eyang maksud adalah lagu The Beatles yang berjudul Yellow Submarine, tentang pelaut yang menceritakan kisah hidupnya. Bayangkan dari semua lagu yang populer dari The Beatles, Eyang ingatnya yang Yellow Submarine ini. Gaul kan bapak kos-ku ini. hehee..)

Hari ini saya dan Eyang banyak ngobrol tentang linguistik, bahasa inggris, budaya Jawa, sampai urusan cinta. Eyang bilang saya tampaknya sangat senang tinggal di Yogya. Beliau juga bilang saya cocok jadi penyair. Saya anggap itu doa. Doa dari seorang professor Linguistik yang rendah hati meskipun beliau terkenal sampai ke mancanegara.


Kalau penasaran dengan lagu Yellow Submarine, ini lagunya. Beneran membawa ke suasana Amerika akhir tahun 60-awal 70-an


You Might Also Like

0 comments