Testpack, Sebuah Kegalauan Untuk Memiliki Suami Seperti Reza Rahadian

Jumat, September 07, 2012



Jagat raya twitter heboh dengan premier perdana film "Testpack" yang disutradarai oleh Monty Tiwa. Saya pun jadi ikutan tertarik ingin menonton karena film tersebut diangkat dari novel metropop berjudul sama karya Ninit Yunita. Belum lagi didukung sohib saya Gina yang berhasil menjadi PR yang baik agar kami penasaran menonton film yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Acha Septriasa ini. Maka hari ini, setelah gagal mengikuti kuliah internship karena salah jadwal, saya, Ratna, dan Gina memutuskan untuk menonton film itu di bioskop.

Testpack sebenarnya memiliki plot yang sederhana dengan mengambil setting kehidupan pasangan muda yang hidup di kota besar. Adalah Rahmat (Reza Rahadian) dan Arista alias Tata  (Acha Septriasa) , pasutri muda yang menikah selama 7 tahun namun belum dikaruniai anak. Segala upaya dilakukan Rahmat dan Tata untuk bisa memiliki momongan. Desakan ibu mertua dan niat untuk membahagiakan suami membuat Tata rela melakukan apa saja mulai dari memakan makanan pembuat kesuburan, riset tentang sex education, sampai melakukan invitro untuk menyuntikkan hormon di tubuhnya. Rahmat sang suami pun mendukung Tata agar mereka memiliki momongan. Selanjutnya film ini dipenuhi adegan mesra khas pasangan suami istri yang sanggup membuat orang-orang mupeng setengah mati.

Kehidupan Rahmat dan Tata sedikit mengalami gangguan ketika Tata mengetahui biang dari susahnya mereka memiliki anak. Belum lagi kedatangan Shinta (Renata Kusmanto), model cantik yang merupakan mantan kekasih Rahmat tiba-tiba hadir. Film ini kemudian menggambarkan perasaan senasib yang diderita Rahmat dan Shinta bergantian dengan kegalauan Tata terhadap rumah tangganya. Entah saya yang kurang baik menyimak film ini atau Monty Tiwa yang kurang berhasil membuat film ini menarik dengan konfliknya, film Testpack sangat datar untuk ukuran film yang disutradarai oleh seorang Monty Tiwa. Beberapa properti yang ditampilkan di film ini menjadi tidak masuk akal seperti mobil yang dikendarai Shinta yang tidak mencerminkan kendaraan yang dimiliki oleh model dengan bayaran tertinggi di Asia. Kemunculan banyaknya cameo di film ini hanya sebagai bumbu humor tanpa pesan berarti. Ending di film ini juga cenderung dipaksakan selesai. Mungkin maksudnya untuk membuat penonton tersentuh dengan drama bandara saat Rahmat mengejar Tata, tapi toh penonton dibiarkan menggantung dan kemudian dikejutkan dengan hadirnya Tata yang tiba-tiba menyadari betapa ia mencintai Rahmat. Sedikit menjengkelkan walau akhirnya happy ending.

Overall, film ini terselamatkan dengan memasang Reza Rahadian yang benar-benar sukses membawakan peran sebagai suami idaman. Serius, saya pribadi langsung mupeng dan segera berdoa semoga mendapatkan suami baik, ganteng, dan mapan seperti Reza Rahadian. Akting Acha juga bagus meski proporsi tubuhnya yang mungil membuat dia nampak seperti adiknya Rahmat ketimbang istrinya.

Sekali lagi meski film ini biasa-biasa saja, setidaknya lebih mendingan ketimbang film horor esek-esek Indonesia atau film bertema religius yang asbtrak.



Reza Rahadian, yang begini mi ini mau dibawa menghadap Mommy dan Daddy :p

You Might Also Like

2 comments

  1. dari bukunya juga (menurut saya) sudah terasa datarnya kak.. makanya mikir dua kali untuk nonton film ini hihi
    *justsaying :p

    BalasHapus