Dear Alvidha...

Senin, September 24, 2012

Dear Alvidha alias Mbak Pipi...

Waktu berlalu begitu cepat dan kita sekarang sudah menapak ke jenjang yang lebih tinggi daripada sekedar mahasiswa baru. Kita hampir sarjana (amin) dan mulai sibuk untuk merancang masa depan. Jika kampus adalah pangkalan ojek, tempat sementara untuk menuju tujuan hidup kita maka bisa dikatakan kita adalah tukang ojek paling cantik di kampus. Bersama-sama mangkal menunggu penumpang untuk diantar kemana-mana. Tentu dalam hal ini penumpang-penumpang ini adalah lelaki-lelaki yang muncul di pangkalan kita. Ada yang memiliki jangka waktu pendek, dan ada yang menjadi pelanggan tetap. Kamu beruntung masih memiliki pelanggan tetap yang setia menemani hari-harimu di kampus. (analogi macam apa ini -__-)

Kamu benar bahwa kita sudah jarang lagi bercakap-cakap seperti dulu. Kita sudah jarang lagi pulang sama-sama, naik pete-pete 07, berhenti di pangkalan bentor yang akan mengantar kita ke rumah masing-masing. Saking seringnya kita pulang bersama, tukang bentor sepanjang jalan Abdesir sudah mengenal kita. Bahkan bila salah satu diantara kita tak ada mereka pasti langsung menanyakan. Kita nyambung dan nyaman satu sama lain tapi kita sungguh berbeda. Terbukti program studi yang kita pilih kemudian memisahkan kita untuk pulang bersama. Begitupun tujuan hidup kita. Namun apapun itu, kamu tetap menjadi orang yang istimewa di hatiku. Sebagai seorang sahabat dan sekaligus saudara perempuan yang tidak pernah saya miliki. Meski kadang-kadang kamu menjengkelkan juga sih heheh...:p

Akhir-akhir ini memang saya merasa kesepian. Kadang-kadang saya merasa sendiri menghadapi semuanya. You can call me stupid or something tapi saya juga tidak bisa kuat selamanya. Dan sebagai manusia biasa saya pun rentan oleh perasaan-perasaan seperti itu. Kamu pernah tulis di bbm sesuatu kepada saya yang membuat saya tercenganga dan hampir menangis. Saya yakin kamu telah dipakai oleh Tuhan untuk menegur saya, "Jangan terlalu kecewa, Tuhan itu baik..." 

Saya lupa bahwa saya ternyata tidak sendirian. Saya terlalu larut dengan perasaan-perasaan sedih yang gentayangan di hati saya. Saya lupa bahwa saya masih memiliki orang-orang yang mencintai saya, keluarga, para sahabat, teman-teman, dan kamu. Kalian adalah air segar bagi jiwa saya yang kadang lelah. Kalian memberikan energi baru dan semangat kepada saya. Kalian mengingatkan saya untuk tetap bersyukur apapun yang terjadi.

Untuk persoalan wajah, saya juga tidak tahu mengapa wajah saya bisa terlihat jutek. Sudah banyak orang yang mengatakan hal itu padahal saya baik-baik saja dan tidak sedang marah. Saya tidak pernah meminta dilahirkan seperti ini. Kadang-kadang saya iri dengan wajahmu yang selalu menampakkan keceriaan dan ketulusan. Membuat siapa saja jatuh sayang padamu. Sedangkan saya? mungkin orang-orang harus mengenal saya dulu untuk menyayangi saya karena sudah takut duluan dengan ekspresi wajah saya. Padahal meski terlihat keras seperti batu karang, percayalah hati saya seperti cheescake di Dapur Cokelat kok....lembut :D

Baiklah atas permintaanmu dan para penggemar saya akan sering-sering memakai rok dan baju warna orange. Penampilan seperti itu mungkin membuat saya terlihat ramah kali ya? hahhaa...

Sekali lagi Mbak meski kita tak selalu bersama dan kalaupun bertemu situasi emosional kita sedang tidak sinkron tapi saya tetap sayang Mbak. Meski kadang-kadang harus berbagi dengan Yohanis Kiding dan Titah Taro, tapi saya tetap punya jatah istimewa di hatimu. Kapan-kapan kita sleepover lagi ya atau kita pergi liburan bareng ke luar negeri. Tenang sudah banyak tiket yang murah hehee...:)

Saya mengucap syukur kepada Tuhan yang sudah mempertemukan kita. Juga kepada Freddie Mercury dan kawan-kawannya yang membuat kita nyambung saat perkenalan pertama di korps waktu masih jadi maba. Tanpa mereka kita tak akan saling mengenal seperti ini dan ditakdirkan berjalan bergandengan tangan :)


salam cinta dan rindu,



Meike yang akhir-akhir ini dipanggil Mikek sama Mbak :)


You Might Also Like

2 comments