Hello, Kamboja

Minggu, September 02, 2012

olkihy

gerbang masuk ke Kamboja dari kota Aranyaprathet, Thailand bagian Timur



Ini sebuah pelajaran bagi siapapun yang ingin melakukan perjalanan atau travelling ke negara orang. Kita harus tahu bagaimana situasi dan kondisi politik, cuaca, dan bahkan epidemi apa yang terjadi disana. Melakukan perjalanan tanpa pengetahuan sama dengan menyelam di air dangkal. Sia-sia.

Hal itulah yang saya alami saat mendatangi Kamboja kira-kira hampir 3 minggu yang lalu. Karena visa turis yang saya gunakan hampir expired maka saya, Dayan, dan Jihad kemudian mulai menyusun rencana negara mana lagi yang akan kami datangi. Pada awalnya kami ingin ke Myanmar. Tujuannya sih karena sebelum ke Myanmar kami bisa singgah ke Chiang Mai dan Chiang Rai di utara Thailand. Disanalah pusat kerajinan etnik, The Golden of Triangle (museum opium), bahkan suku Karen yang terkenal dengan leher mereka yang panjang berada. Karena tanpa informasi yang lengkap namun sudah merasa baik-baik saja semuanya, kami mengulur-ulur waktu hingga batas visa kami tinggal 2 hari.

Beberapa hari sebelum berangkat kami mendapat informasi dari kedutaan bahwa untuk ke Myanmar agak sulit. Hanya boleh singgah 1 hari dan setelah itu harus segera meninggalkan negara itu. Tindakan tersebut dilakukan karena ada konflik di negara itu. Kami bisa menetap beberapa hari  disana jika ada orang Myanmar yang bersedia menjadi penjamin atau kami ini adalah abdi negara yang punya visa dinas. Tanpa kedua hal tersebut mustahil kami bisa menembus Myanmar. Maka pupuslah harapan  kami untuk ke Myanmar yang perjalanannya memakan waktu hampir 1 hari.

Plan B kami yang kedua adalah mengunjungi Kamboja. Untuk sampai ke Kamboja tidaklah sulit. Kami bisa tinggal beberapa hari atau kalau cuma ingin singgah dalam sehari pun bisa ditempuh dengan pulang-pergi dari Kamboja - Bangkok. Singkat cerita kami akan ke Kamboja. Sayang beribu saya, lewat informasi yang kami dapat menjelang hari keberangkatan ternyata di Kamboja sedang mewabah virus EV-71, sebuah virus yang menyerang anak kecil dan bahkan sudah banyak merenggut nyawa anak-anak. Karena virus ini pula, pemerintah Kerajaan Kamboja bahkan meliburkan anak-anak sekolah. Karena tidak mau mengambil resiko, kami hanya melakukan perjalanan satu hari pulang-pergi Kamboja - Bangkok. Padahal saya sangat ingin berkunjung ke Angkor Wat yang katanya menghabiskan waktu beberapa jam dari Phnom Penh.


asdr

foto dulu sebelum masuk antrian cap passport :p


ophgtrh.hj

miniatur Angkor Wat yang ada di dalam Grand Palace, Bangkok


Suatu hari nanti saya akan kembali kesana. Saya harus melihat Angkor Wat yang sebenarnya. Entah kapan, entah dengan siapa. Semoga. 



You Might Also Like

1 comments

  1. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus