me-Nyepi

Jumat, Maret 23, 2012

google


Jika ada tempat untuk sembunyi, aku akan kesana. Jika ada sebuah ruangan untuk mengunci diri, aku akan tidur di dalamnya. Jika ada satu cara saja untuk menghapus semua kenangan, akan aku lakukan sekalipun harus terlahir kembali...



Om swastiastu....

Hari ini saya menyepi setelah malam sebelumnya saya merasa sangat galau. Sepertinya kemarin malam saya butuh upacara Bhuta Yajna untuk mengusir roh-roh jahat dari pikiran saya. Dan hari ini saya melakukan Amati Lelungan untuk merenungi apapun yang telah saya lakukan kemarin, hari ini, dan hari esok.

Menyepikan diri dari segala pikiran dan kenangan bukanlah hal yang mudah. Overthink too much yang saya derita (entah ini kelebihan atau kekurangan) sangatlah tidak membantu saya untuk move on. Bagaimana mau move on jika setiap saat kau harus menderita atas pikiran-pikiran yang rumit, yang ngejlimet, yang sebenarnya malah menyakiti diri sendiri.

Well, makna hari Nyepi sendiri sama dengan hari-hari besar keagamaan yang lain. Idul Fitri bagi umat Muslim adalah momen kemenangan setelah menahan hawa nafsu selama sebulan ditambah selebrasi untuk saling memaafkan segala kesalahan yang telah diperbuat. Paskah bagi umat Kristen adalah saat untuk lahir baru karena Kristus telah mati untuk segala dosa manusia. Waisak bagi umat Buddha, adalah saat untuk mengingatkan perjalanan hidup sang Buddha yang berhasil melalui segala kepahitan dunia. Nyepi adalah hari refleksi untuk umat manusia, untuk apapun yang pernah dan akan diperbuatnya kelak.

Setelah me-Nyepikan diri, saya berharap ada sesuatu yang berubah. Diri saya atau keadaan. We'll see...



Rahajeng Nyanggra Rahina Nyepi Caka 1934




You Might Also Like

0 comments