Bukan Menyerah

Senin, Maret 14, 2011

Kemarin saya mengikuti diklat dasar yang diadakan oleh salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) di kampus. UKM itu adalah Unit Kegiatan Pers Mahasiswa ( UKPM ) Unhas yang terkenal sebagai UKM yang anggotanya berisi orang-orang cerdas dan kritis di Unhas. Mereka rata-rata adalah orang-orang yang mengusai banyak wacana kritis dan juga banyak tergabung dalam organisasi kelembagaan mahasiswa. Pers Mahasiswa sebagai lembaga adalah tempat mereka untuk melawan. Pers Mahasiswa adalah basis pergerakan mahasiswa di Indonesia dari dulu hingga detik ini.

Alasan saya mengikuti UKM ini adalah karena ingin mengembangkan pengetahuan dan pengalaman di bidang jurnalistik. Di bangku kuliah saya memang mendapatkannya tapi tidak ada salahnya kan untuk melihat jurnalistik dari sisi lain lalu kemudian dikombinasikan ? Selain itu di UKPM tidak melulu belajar jurnalistik. Saya juga ingin mempelajari wacana-wacana sosial yang terjadi di dunia. Sebuah pengetahuan yang mungkin tidak akan saya dapatkan lagi ketika keluar sebagai seorang sarjana. Maka, selama saya menjadi mahasiswa, saya akan belajar untuk mendalami pengetahuan-pengetahuan itu.

Di Unhas ada dua lembaga Pers. Yang pertama adalah penerbitan kampus, Identitas. Identitas dikelola oleh pihak kampus ( rektorat ) serta perekrutannya selayaknya UKM juga ( ada diksar dan magang ) dengan formulasi kerja seperti pekerja media professional. Yang kedua adalah, UKPM. Pers Mahasiswa adalah Pers yang dikelola oleh Mahasiswa. Pers Mahasiswa termasuk majalah/buletin yang dikelola oleh masing-masing lembaga mahasiswa di fakultas maupun jurusan. Sebelum saya memilih UKM ini saya banyak berdiskusi dengan kakak-kakak senior saya. Rata-rata mereka menyarankan UKPM dengan pertimbangan selain pengetahuan mengenai jurnalistik dan wacana sosial, mental kita juga akan dibina disini. Yang dilawan adalah sistem. Mereka memihak pada kebenaran dan keadilan dan jangan salah, beberapa aksi demonstrasi sering dimotori oleh anak-anak UKPM. Jadi, tidaklah mengherankan kalau anak-anak UKPM itu memang lain dari yang lain. Tangguh.

Kenapa saya tidak memilih Identitas ? simpel saja. Saya tidak sanggup membagi waktu antara kerja dan kuliah.

Ekspetasi saya sangat besar untuk mengikuti diksar UKPM ini. Jujur saja rasa bangga meluap-luap saat saya mengatakan kepada orang-orang bahwa saya mengikuti UKM ini. Apalagi saya ternyata adalah satu-satunya anak Kosmik dan generasi terakhir dari angkatan 2009 ( yang terakhir itu angkatan 2006 : Kak Siska, Kak Sari, dan Kak Imas ) yang mengikuti UKPM. Namun saat tiba, rasa kekecewaan saya sulit untuk ditahan. Fasilitas yang buruk di tempat diklat menjadi salah satu alasan saya. Bagaimana tidak dongkol? tidur di atas kasur dengan busa yang nyaris tak ada serta per-per pegas yang bertonjolan dimana-mana. Fasilitas kamar yang buruk dilengkapi juga dengan kamar mandi yang tidak memadai. Ruang kelas juga tidak dilengkapi dengan meja sehingga menyulitkan kami untuk menulis. Alasan panitia, mereka sudah mencarikan tempat yang baik tapi sayang tempat tersebut sudah full.

Walau materi yang disuguhkan sangat menarik tapi pematerinya jauh dari harapan, terutama yang basic pendidikannya bukan dari komunikasi/jurnalistik walaupun pekerjaan mereka adalah jurnalis professional. Mereka benar-benar susah mentransformasikan ilmunya dan cenderung asal bunyi serta pamer pengalaman di masa lalu. Beberapa saja yang menarik dan betul-betul nyampe di otak. Banyak peserta yang protes tapi cuma saya yang berani menyuarakan. Kanda-kanda disana pun rata-rata orang yang anti kemapanan. Jadi mungkin saja mereka mengerti.

Di hari ketiga diksar saya memtuskan untuk pulang lebih awal. Badan saya serasa rontok semua dan pesan Daddy yang menyuruh saya pulang cepat karena ada acara keluarga menjadi alasan kuat. Semua materi sudah diikuti tinggal hunting berita dan karena sudah tidak tahan saya memutuskan "lari" dengan bantuan Kak Fitri dan Kak Murni. Saya juga tidak sendiri, Ayu, teman yang saya kenal waktu ikut diksar jurnalistik Media Ekonomi juga ikutan "kabur" bersama saya. Setelah memgikuti diksar jurnalistik UKPM akan ada In house traning-nya dan rencananya saya akan tetap mengikutinya. Saya tidak menyerah. Cuma kalau mau susah, jangan ngajak-ngajak kita dong...hehe..

Tidak boleh menyerah untuk mendapatkan ilmu. Belajar dan terus belajar.

You Might Also Like

2 comments

  1. Yap, jujur saya kagum. Meike berani mengambil sikap.

    BalasHapus
  2. untuk mendapatkan keberanian itu susah sekali loh tyar..

    btw, makasih supportnya...itu memang yang saya butuhkan saat ini. ^^

    BalasHapus