Malam

Rabu, Maret 02, 2011

Maka disediakan-Nya malam bagimu agar kau sempat menangisi dukamu
( Ags.Arya Dipayana )



Malam.
Dalam kegelapan aku masih melihat terang. Bukankah terang adalah saudara kembar kegelapan ? Mereka sama tetapi berbeda. Yang satu memberikan kedamaian yang lain menimbulkan ketakutan.

Semakin malam, aku semakin jelas mendengar suara-suara itu. Suara rintihan dari dalam sana. Dari dalam malam yang pekat. Suara orang yang merana, kesepian, dan terluka. Ia merintih menahan rajam duka yang membabi buta. Suaranya memekakkan telinga. Ia memohon. Tapi, tak ada yang memedulikan isaknya.

Malam.
Entah mengapa ia selalu ada untuk menemani sesak. Ia adalah misteri sampai terang datang menyunggingkan senyumnya. Entah mengapa ia selalu menjadi pelampiasan dari hati-hati yang berteriak karena putus asa.
Hanya malam yang tahu. Hanya malam yang mengerti. Ia teman dari orang-orang yang bergumul.

Bahkan dalam gelap pun aku masih bisa melihat terang. Bukankah kegelapan adalah saudara kembar terang ? Yang satu memberikan kedamaian dan yang lain memberikan ketakutan.

You Might Also Like

0 comments