Tawuran antar Fakultas vs Cowok-Cowok Gentle....!!!??

Selasa, Mei 25, 2010

25 Mei 2010

Akhirnya saya bisa merasakan menjadi anak Kampus Merah seutuhnya. Yah, saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri tawuran antar fakultas antara Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial ( FISIP, EKONOMI, SASTRA, dan HUKUM). Banyak persepsi tentang hal ini. Ada yang bilang ini adalah budaya yang sulit dihilangkan. Ada juga yang bilang ini acara agenda para mahasiswa yang "aneh".

Saya pun awalnya tidak menyukai ini. Sangat mengganggu aktivitas perkuliahan. Sarana fasilitas kampus juga banyak yang rusak. Ujung-ujungnya citra Kampus Merah semakin menjadi santapan media yang terus-terus mengekspos berlebihan. Padahal tidak sedikit juga prestasi Kampus Merah yang tak kalah dengan Universitas negeri lain di penjuru nusantara ini.

Tapi, hari ini entah mengapa jadi berbeda. Saya yang awalnya ketakutan dan bingung (terima kasih buat Titah yang menyelamatkanku) akhirnya merasa bahwa tawuran ini sama seru-nya dengan nonton pertandingan basket. Saya dan beberapa sobat-sobat saya naik ke lantai 2 dekat kantor Fakultas Farmasi dan menonton sambil sesekali memberi dukungan buat kawan-kawan yang sedang adu batu di bawah. Saya pun sebenarnya malah ingin ikutan, tapi Mbak Vivi mengancam ' Awas ko Meike nah, kalau ko berani begitu, Saya nda bicarai ko..."
dan saya tidak mau hal itu terjadi.
Tawuran ini membuat saya merasakan satu hal. Saya merasa menjadi bagian dari mereka. Merasa in-group dengan mereka. Saya menjadi bagian dari mereka begitu pula sebaliknya.

Lalu apa hubungannya dengan cowok-cowok gentle yang menjadi idaman setiap para wanita. Simak saja percakapan saya dengan Indri di bawah ini (melalui FB) :

Indri :
"Saya dilahirkan untuk Ainun, Ainun dilahirkan untuk saya" _BJ Habibie

tak perlu jauh-jauh ke inggris untuk menemukan pria seperti itu

Meike :
maklum cowok-cowok dulu betul-betul yang tulus dan rela berkorban sekali wee...(remember film2nya Rhoma Irama dan Roy Marten)..Nah sekarang, kayaknya lebih mudah menemukan jarum di antara setumpuk jerami daripada menemukan cowok kaayk gitu di era Internet gini...tragis...

Indri :
Jadi sekarang pilihan kita hanya 2:
a. terbang ke Inggris, dan mencari pria-pria gentleman nan gagah berani
b. mengalihkan pandangan pada kakekk-kakekk seumuran opa habibie

i choose the first :D

Meike :
Atau...
C. Tiba-tiba mndapatkan tawaran pekerjaan di luar negeri yang menjanjikan masa depan yang cerah serta digaji ribuan pound kemudian bertemu pria bule yang baik dan romantis serta tidak ateis...
I choose this....sepertinya saya tidak punya hubungan yang baik dgn pria-pria Indonesia dan mereka juga tidak menyukai saya ketika saya menjadi diri saya sendiri...So, ekstrovert kayak saya mending jadi istri ekspatriat saja..
atau
D. Tuhan begitu kasian melihat saya,,,lalu mengirimkan malaikatnya satu sebagai pria Indonesia yang walaupun tidak sesempurna Superman, he loves me just the way I am,.....( menurutmu?)

Indri :

Saya sih pilih C. kalau bisa dapat yang impor, kenapa mau lokal?
kualitas jelas beda.
saya juga kayakny lebih cocok dengan makanan barat..

saya agak pesimis dengan pria indonesia..
...contohnya tadi siang:
dia yang paling keras teriakannya, dia paling duluan lari, padahal batu saja belum dilempar..
kasihan.. mental krupuk..
bagaimana mau jadi kayak habibie yang setia sampai mati.
jangan-jangan nanti, saya kena cacar sudah dtinggal.

saya jadi berpikir, kalau saya banyak duit, mau buat sekolah kepribadian pria.
supaya laki-laki Indonesia tidak kalah sama pria Inggris

Meike :
benar kan....rada-rada mustahil wee....

Tapi rupanya tidak semua pria Indonesia bgtu, contohnya :
1. saat temanku ambil gambar di tengah lapangan, pas batu sudah beterbangan....ada seseorang yang berteriak " wanita...mundur semua..."
2. saat T***** sdh mulai menembus bts jembatan T....saya yang sedang berada di lantai 2, disuruh sembunyi sama seorang bapak di balik tripleks bekas inaugurasi....

saya sudah hampir optimis bahwa pria-pria Indonesia begitu gentle seperti pria Inggris, sampai saya sadar saya malah memaksa dengan memasang wajah sedih teman pria saya supaya mau menemani saya sampai ke depan parkiran, jaga-jaga siapa tahu saya digoda-godain gitu....haizzz.....susah wee...

Indri :
Kalau cuman suruh "wanita mundur!" tidak perlu gentleman Meike, bencong juga bisa. Ngomong doang kan. Dia lindungiko pakai tenaganya? Tidak kann..

See, begitu minta bantuan tenaganya sedikit saja buat temani ke parkiran, susahnya. Kayak parkiran di pintu 1 saja.

Ingatko, betapa gigihnya seorang Jack selamatkn Rose. Tidak peduli sama dirinya sendiri..
...
Well, tidak perlu kayak gitu-gitu juga sih.
Cukup hargai kami sebagai wanita dan hargai diri anda sebagai pria.. Itu saja. Cukup..

Meike :
Yah, ironisnya malah bapak-bapak yang suruh saay sembunyi, cowok-cowok yang kebetulan ada di lantai 2 didn't nothing sambil berusaha menyelamatkan dirinya sendiri....
mungkin tokoh-tokoh seperti Jack, Romeo, dkk adalah bentuk kontradiksi dengan kenyataan yang ada....
bayangkan, Jack rela menyelamatkan Rose yg baru dikenalnya 2 hari, sedangkan cowok yang saya kenal hampir 7 bulan tidak pernah menepati janjinya membelikan ice cream....bayangkan cuma ice cream...saya nda minta berlian kok...

---------to be continued------------

You Might Also Like

0 comments