Ini tentang seorang Indri Iswardhani...

Minggu, Mei 02, 2010


Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang mirip dengan anda? Bukan secara fisik, kalau secara fisik bisa saja itu saudara kembar atau mungkin kalian bersaudara namun terpisah saat lahir. Kemungkinan terburuk salah satu dari ayah atau ibu anda yang berselingkuh. Bukan.

Orang ini begitu mirip dengan anda, baik secara pemikiran dan respon anda. Walau mungkin pasti ada perbedaan, tapi orang ini memang mirip dengan anda. Bahkan sahabat anda sendiri berkata demikian. Dan orang yang anda pikir mirip ini juga mengakuinya. Saya menemukan satu dalam 18 tahun hidup saya. Saya menemukan refleksi diri saya dalam wujud lain. Yah, saya berhasil menemukan Indri Iswardhani di antara tumpukan manusia-manusia yang bersembunyi di jerami dunia ini.

Perkenalan pertama kali hadir dari sahabat saya Tirta, Maria, dan Kemas yang kebetulan satu Jurusan dan mengenalkan saya kepada Indri. Awalnya saya agak sedikit cemburu, siapa sih orang baru ini...???
Sepertinya dia sangat dekat dengan sahabat-sahabat saya. Maka dengan rasa penasaran, saya meng-add dia dalam sebuah situs jejaring sosial.

Inilah kalimat pembuka dari sapaan di FB :


Meike
Halo...halo...thx sdh d confirm ya...slm knal...

Indri
halo juga.
Salam kenal juga.
Temanny tirta toh?

Meike
Iya sobatnya tirta sm maria.....mg2 kita bs jd tmn yg baik...

Indri
iya :D
kata2mu bknka tringat sm wallny tirta k kemas, waktu baru knl. Hha*


Lalu mengalirlah pembicaraan wall-wall ini. Nothing special, ini hanya perkenalan biasa dua orang yang dihubungkan dengan orang lain.

Waktu terus berjalan, saya dan Indri pun akhirnya bertatap muka. Kami memulai pembicaraan dengan hal yang ringan, hingga saya sadar telah salah menilai orang. She's nice.

Tentu saja, masih segar dalam ingatan mengenai Cinta Dangkal yang pernah saya, Tirta, dan Maria alami. Walaupun hampir sepenuhnya berakhir. Tapi, gara-gara kejadian itu, saya malah lebih akrab dengan Indri. Siang itu, di Mushollah Ekonomi, Maria yang meminjam buku saya yang berjudul He's Just Not That Into You dilihat Indri dengan tatapan ingin-baca-juga. Selang waktu sejak saat itu saya menerima wall dari Indri :


" sy terbangun dari tidur sy yg pulas gara2 nyamuk
dan terpanggil untuk membaca buku anda.
sy rasa itu cukupp membantu
untuk satu chapter yg sudah sy baca, terima kasih banyak :D
maaf kalau sy lagi lebay.
sindrom patah hati."


Lalu saya pun membalas wall tersebut :

" Saya pun merasa kan hal yg sama ketika terpanggil untuk membeli buku ini dan betapa terkejutnya saya ketika tahu buku ini difilmkan......Anda akan merasa terbantu dengan buku ini setelah anda selesai membacanya...Buku ini membuat betapa Istimewa dan Superpowernya Anda.....semoga Anda merasa jauh lebih baik setelah membaca kepingan kecil dari buku ini...(btw, what happen dgn Pria Soleha???) --- maaf, agak lebay, saya juga sedang mengalami sindrom pth hati yg berkepanjangan....---"

( Saya berani bertaruh, Indri pasti tak menyangka akan mendapat balasan wall seperti itu. Biasanya orang akan membalas biasa saja, seperti : "Iya, sama-sama" atau "Memang bagus kan bukunya...".
Tapi balasan ini memang berbeda. Yeah, dari wall itu saya akhirnya tahu bahwa gadis manis ini adalah refleksi diri saya. Saya juga yakin Indri pun begitu, seperti membalas wall dengan diri sendiri barangkali...hehehe..)

Setelah itu mengalir-lah pembicaraan saya dengan Indri untuk membahas masalah ini. Saya pun menemukan banyak kesamaan dengannya. Sama-sama pintar, sama-sama cantik, sama-sama suka Camba-Camba, tertarik dengan hal-hal sosial (masalah Perempuan), sama -sama suka catok tapi hanya di poni saja, punya kisah cinta yang hampir sama, punya masalah yang sama, dan sama-sama lajang...hahaa...

Saya, akhirnya tahu mengapa sobat-sobat saya suka bergaul dengan Indri. Karena Indri mengingatkan mereka pada saya. Saya pun beruntung bisa menemukan Indri. Saya bahagia bisa menemukan sahabat baru. Bahkan sahabat saya Erwin, juga cepat sekali akrab dengan Indri. Mungkin kami berdua memiliki minat dan bakat yang berbeda, tapi itulah yang menjadi ciri khas kami dan membuat kamu saling mengisi. Sahabat itu bukan menemukan orang yang bisa diajak bersenang-senang, tapi orang yang mau merasakan susahnya kehidupan bersama-sama.

Senang bisa mengenalmu, temanku Indri Iswardhani.

You Might Also Like

0 comments