Rindu Mami

Senin, Desember 03, 2018

Hari ini genap 5 bulan Mami pergi. Saya rindu sekali sama Mami. Ingin bertemu meski sekilas bayangannya atau baunya saja. Saya rindu dengar suaranya, tawanya. Rindu setiap malam telponan.  Rindu bercerita dan berdiskusi apa saja dengannya. Rindu berdansa bersama. Rindu jalan-jalan berdua saja. Rindu pulang ke rumah dan menemukan Mami sudah menyiapkan semuanya. Desember datang dengan hujan deras. Natal tahun ini entah akan seperti apa. Biasanya Mami yang mengatur dan mengurus semuanya. Tahun ini saya dan Daddy entah harus berbuat apa. Tidak ada satupun dari kami yang tahu memasang pohon Natal. Oiya, pohon Natal-nya patah tahun lalu, tepat sebelum saya ke bandara untuk balik ke Yogya awal tahun ini. 

Subuh itu Mami mengantar saya ke bandara. Saya bilang tidak apa-apa Mami, saya bisa sendiri. Kasihan kalau Mami pulang bolak-balik bandara-rumah-kantor. Mami tetap bersikeras mau mengantar. Di Go-Car kami berpelukan. Mami berbicara, memberikan banyak nasehat. Dia banyak curhat. 

Di bandara, sebelum masuk untuk check-in, kami berpelukan. Saat itu terasa lain. Saya tidak mau mengakui hal ini, tapi rasanya saat itu saya tidak ingin berpisah dengan Mami. Kami berpelukan lama sekali. Tidak biasanya seperti ini. Mami dan saya melepaskan pelukan, saya berjalan menjauhi dia. Saya melihat air mata di pipi Mami. Saat mendekati gate keberangkatan,  saya berbalik lagi dan memeluknya. Sungguh drama sekali kami hari itu. Saya takut melepaskan Mami. Saya takut saya tidak akan bertemu dia lagi. Saya menciuminya bertubi-tubi. Memindai bau tubuh Mami yang khas ke dalam memori saya. Saya tidak mau berpisah. Mami juga. Tapi waktu memang brengsek, kami harus berpisah. Saya melambaikan tangan pada Mami. Mami melihat saya masuk gate, lalu dia pergi. Saya tidak melihat dia lagi. 

Itu kali terakhir saya bertemu fisik dengan Mami. 

Mami, Meike rindu Mami. Apa kabar disana?
Masihkah Mami diam-diam membaca blog ini?

You Might Also Like

0 comments