Kapel

Rabu, April 03, 2019

Akhir-akhir ini saya suka bergereja di kapel RS Panti Rapih. Thanks to Lioni yang memperkenalkan saya dengan tempat itu. Misa dilaksanakan dengan tata cara Katolik dan berbahasa Inggris. Jadi, bisa lah sedikit-sedikit latihan merasakan misa kalau suatu saat melanjutkan sekolah ke negeri seberang. Tapi yang lebih istimewa lagi karena misa-nya diadakan di rumah sakit. Tempat itu selalu menakutkan bagi saya. Disitulah kehidupan dan kematian bertemu. Setiap jam ada saja yang pergi mendahului kita. Setiap jam ada juga yang terlahir ke dunia. Di tengah-tengah paradoks itu ada doa yang dipanjatkan sebagai jembatan antara yang hidup dan yang mati.

Biasanya saya datang misa yang dihelat pada sore hari. Di setiap misa itupula selalu bertepatan dengan hujan. Suasana rumah sakit yang sendu dan langit mendung yang gelap merupakan kombinasi munculnya rasa sesak yang ganjil. Kau tahu ketika kau menangis tapi tidak bisa, kau ingin marah tapi tidak bisa melampiaskan. Kau hanya bisa diam dan merenung. Kadang-kadang berkeluh kesah. Tapi lebih sering kau ingin teriak. Meskipun lagi-lagi tidak bisa. 

Kau tidak bisa marah pada persona yang kau cintai. Kau gemas. Tapi juga rindu pada-Nya. 




Peringatan 9 Bulan Mami Pergi
14 hari menjelang Pemilu
18 hari menjelang Paskah

You Might Also Like

0 comments