St.Carolus

Senin, Februari 03, 2014

salah satu ruangan di RS.Panti Rapih, Yogyakarta



"Aku berpisah di teras St. Carolus...air mataku jatuh berlinang.." 


Sepenggal lirik lagu lama berjudul "Berpisah di St.Carolus" sering dinyanyikan beberapa guru sampai dosen kala mereka menyebut nama belakangku. Meskipun nama saya menggunakn huruf K karena mengikuti ejaan bahasa Indonesia, tapi esensi dari nama itu mengacu pada Santo Carolus, yang diambil sebagai nama ayah saya. Nama yang kemudian diwariskan kepadaku, tertulis dengan manis di akte kelahiran. Sedangkan tambahan "Sahetapy" marga dari ibu yang kugunakan di Facebook adalah bagian untuk mengenal klan Sahetapy yang tersebar di berbagai belahan dunia. Numpang beken aja hehe...

Saya selalu suka kalau nama saya disebut atau melihat ada sesuatu yang memiliki nama yang sama dengan saya. Dari dulu saya selalu merasa nama saya terlalu canggih untuk ukuran orang Indonesia. Tidak lazim, coba saja cari di seach engine media sosial manapun hanya ada satu,saya sendiri. Membanggakan memang memiliki nama unik tapi juga ada konsekuensinya yaitu sering salah sebut dan tulis. Saya bahkan pernah dapat nilai C+ di mata kuliah bahasa Indonesia hanya karena dosen-nya tidak tahu menyebut nama saya. Ia melewati nama saya kalau mengabsen akibatnya saya hanya dinyatakan hadir sebanyak 6 kali dari 16 pertemuan. Nama saya di paspor juga salah tulis, pas di bagian Karolus-nya. Teman saya yang sama-sama mengurus paspor memiliki nama berbau arab yang sangat susah saya lafalkan tetapi malah benar tulisannya. Sedangkan namanya saya terputar-putar Karolus jadi Karous. 

Dari tiga kata nama saya, yang paling terkenal memang nama Carolus atau Karolus ini. Pertama, karena itu adalah nama orang kudus, dan sudah pasti akan diabadikan sebagai nama-nama tempat entah gereja, biara, sekolah, atau bahkan rumah sakit. St. Carolus Boromeus dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih meskipun ia berasal dari kalangan bangsawan. Ia juga adalah pemuda yang bersemangat terutama dalam belajar dan melakukan tindakan nyata. Di usia 22 tahun ia sudah ditahbiskan menjadi kardinal. Salah satu tugasnya adalah membantu persiapan konsili Trente yang pada waktu itu membahas persoalan gerakan Protestan dalam gereja. St. Carolus sangat concern terhadap pendidikan, ia mengundurkan diri dari jabatannya dan pergi ke pelosok-pelosok negeri untuk memperbaharui gereja. Gajinya diberikan untuk membiayai pendidikan anak-anak disana. Pelayanan St. Carolus kemudian diaplikasikan oleh para pengikutnya yaitu suster-suster Ordo Carolus Borromeus. Di Indonesia, Rumah Sakit St. Carolus dan sekolah Tarakanita adalah salah satu contoh institusi yang didirikan oleh ordo Carolus. 

Beberapa orang terkenal di dunia memiliki nama ini misalnya raja Karel yang Agung, dikenal sebagai bapak Pendiri bangsa Eropa (ia mendirikan Jerman dan Perancis) dan sebagai raja I pelanjut kekaisaran Romawi. Carolus Linnaeus si penemu klasifikasi makhluk hidup. Saya hapal mati namanya di pelajaran biologi saking tidak pasarannya nama saya ini. Kemudian ada Johann Carolus, orang yang menerbitkan surat kabar yang polanya diikuti sampai sekarang di dunia. Ia juga dikenal sebagai editor pertama di dunia. Ketiga, Karel Wojtyla atau dikenal sebagai Paus Yohanes Paulus II, ia adalah salah satu Paus yang mahsyur karena gagasan dan tindakannya dalam perdamaian dunia ( salah satunya mendamaikan Jerman Barat dan Jerman Timur sehingga Tembok Berlin tinggal kepingannya saja). Keempat, nama Carolus atau Karolus yang berasal dari bahasa latin ini memiliki banyak versi. Dalam bahasa Italia Carolus disebut dengan Carlo atau Carlos sedangkan bahasa Jerman menyebutnya sebagai Karl atau Karel. Bahasa Perancis agak sedikit melenceng yaitu Charlemagne. Salah seorang teman kuliah saya menyebut saya Chrismas Carol. Oiya versi cewek dari nama Carolus adalah Caroline atau Carolina. 

Orang-orang dulu bilang nama adalah doa. Ada harapan dalam setiap nama yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya. Meskipun nama Karolus adalah warisan nama ayah, tapi saya tetap mensyukurinya. Dalam tradisi Katolik, salah satu fungsi pemberian nama baptis dengan menambahkan nama orang-orang kudus di depan nama seseorang dimaksudkan agar ia dapat meneladani para orang kudus itu. Mengingat betapa semangatnya St. Carolus dalam belajar dan pelayanan kepada sesama, ini memacu saya untuk tetap semangat dan berkarya. Malu juga sama nama kalau perilaku dan tindakan tidak mencerminkan namanya hehe...




Ps: cerita tentang nama akan terus berlanjut. 

You Might Also Like

2 comments

  1. Caroline :O
    Saya jadi teringat buku karangan Neil Gaiman yang berjudul Caroline >.<

    BalasHapus
  2. iya kak...termasuk nama populer di barat sana

    BalasHapus