The Theme Song

Rabu, Januari 22, 2014

*pic google*


Dalam salah satu episode serial Ally McBeal ada scene yang menampilkan Ally sedang mengikuti terapi pada seorang psikiater yang juga psikiaternya John, rekan kerjanya di firma hukum Fish & Cage. Sang psikiater menyarankan agar Ally dan John untuk melakukan terapi theme song. Mereka diwajibkan memilih lagu yang akan terputar hanya di pikiran mereka, lagu itulah yang menjadi theme song-nya ketika mereka akan memulai aktivitas atau menghadapi momen-momen penting. Tujuan terapi ini agar mereka merasa percaya diri, menjadi bersemangat disaat-saat genting, atau menghindarkan mereka dari mati gaya. Tentu saja lagu yang dipilih harus lagu yang ceria, punya beat yang membuat mereka mampu ikut bergoyang sekaligus merasa relax. 

Sebelum menonton film ini dan mengetahui tentang terapi theme song, saya juga sering mendengarkan lagu hanya di pikiran saya. Tiba-tiba saja ada lagu yang terputar secara otomatis dan hanya saya yang bisa mendengarnya. Efeknya saya bisa ikut bersenandung atau bergoyang, tergantung irama lagunya. Rupanya lagu juga bisa dipakai sebagai terapi (dalam kasus Ally dan John) dan meskipun saya tidak menggunakan lagu sebagai terapi, saya sepakat lagu mampu menggerakkan sesuatu dalam diri kita. Sebuah lagu...bayangkan hanya sebuah lagu, seseorang mampu melewati satu hari yang berat di hidupnya. 

Selain memiliki playlist dalam pikiran, saya juga seperti mesin otomatis lagu. Setiap ada satu kata yang terucap atau diucapkan orang lain dan itu related dengan sebuah lagu maka secara spontan saya akan menyanyikan lagunya. Misalnya, kalau membaca atau mendengar kata "Chicago" maka secara spontan saya akan menyanyikan salah satu lagu dari band Chicago, "If you leave me now...you'll take away the biggest part of me..uh uh uh uh...baby, please don't go...". Kebiasaan ini membuat saya dulu dijuluki Meike Jamil (mengikuti Saiful Jamil yang suka menyambung kata dengan lagu) oleh teman-teman kuliah saya dulu.

Apakah cuma saya yang memiliki kemampuan gramaphone otomatis dalam pikiran? setahu saya beberapa orang yang saya kenal juga memiliki kemampuan yang sama. Rata-rata mereka yang memiliki kemampuan ini menyenangi musik. Musik bagi mereka adalah korek api yang siap membakar sumbu di dalam jiwa mereka agar tangguh menghadapi hidup. Tapi saya pikir, besar kemungkinan semua orang memiliki kemampuan ini. Hanya saja mereka belum menyadarinya. Bagaimanapun musik yang teraplikasi dalam lagu-lagu yang kita dengar adalah karya estetika manusia. 




ps: sedang mendengarkan theme song saya, Marvin Gaye & Tammi Terrel - Ain't No Mountain High Enough. 

You Might Also Like

0 comments