Surat Untuk Nina

Jumat, November 16, 2012

Untuk Nina

Apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja. Kudengar kamu akan segera menikah bulan depan ya? Kuucapkan selamat untukmu dan calon suamimu. Semoga kalian berbahagia apapun yang terjadi.

Nina, mungkin terlambat bagiku untuk memberitahumu. Ini tentang risalah panjang antara aku, kamu, dan dia. Kita pernah berputar pada satu lingkaran yang sama. Kita terhubung oleh ikatan tak kasat mata yang membuat kita selalu terkoneksi. Bahkan ingatan tentang dirimu hadir dalam lagu-lagu dari band kesukaanmu. Aku selalu teringat akan dirimu. Tentang wajahmu, tentang kisahmu, tentang bagaimana dia mencintaimu.

Nina, kamu mungkin tidak mengenalku tapi aku sangat mengenalmu. Kamu hidup dalam kisah-kisah yang ia ceritakan kepadaku setiap saat. Kamu nyata dalam setiap kalimat yang ia utarakan padaku. Kamu bahkan hadir dalam diam diantara aku dan dia. Keberadaanmu laksana udara yang harus kuhirup setiap bersamanya. Seberapa keras aku mencoba menafikan dirimu, sekeras itu juga dia menghadirkan dirimu di antara kami. Aku----Nina, adalah bayang-bayangmu. Aku adalah bayangan dirimu yang bisa ia sentuh, ia kecup, dan ia peluk sesuka hatinya.

Aku dapat merasakan bagaimana bahagianya ia saat berkisah tentang dirimu. Ia mengajakku ke tempat-tempat dimana dulu kamu dan dia menghabiskan waktu bersama. Ia memesan donat kacang dan cokelat panas seperti kesukaanmu. Lalu ia menyebut bahwa disini kau dan dia pernah melepas rindu. Matanya berbinar-binar kala bercerita betapa lucunya dirimu saat menyeruput cokelat panas yang meninggalkan bekas di sudut bibirmu. Kadang ia tersenyum sambil menggambarkan betapa cantiknya dirimu saat mengenakan rok motif bunga-bunga. Lalu ia masih menyimpan semua benda yang pernah kau berikan. Bahkan fotomu masih lengkap tersusun di folder laptopnya. Selembar fotomu masih ia simpan di dompetnya.

Nina, dia sudah lama pergi. Namun ia tidak membawa dirimu dari diriku. Dia lupa bahwa kamu masih serupa udara yang kuhirup saat masih bersamanya. Bila kamu bertanya padaku mengapa aku menuliskan surat ini maka aku akan menjelaskan kepadamu.

Dia telah bersama orang lain, Nina. Kira-kira dua hari yang lalu, perempuan ini mengirimkan sebuah surat padaku. Dalam surat itu ia menuliskan bahwa ia sudah tak tahan menjadi bayang-bayang dari diriku. Dia menghidupkan diriku saat bersama perempuan itu. Ia masih menyimpan rapi foto-foto dan gambar diriku di folder laptopnya. Ia sering mengajak perempuan itu ke tempat-tempat dimana kami sering menghabiskan waktu bersama. Perempuan itu mendengarkan lagu-lagu kesukaanku yang selalu ia putarkan. Ia masih menyimpan fotoku di dompetnya. Perempuan itu menghirup udara-- ia menghirup aku saat bersama dia. Bukankah lucu Nina, bahwa ia selalu melakukan pengulangan demi pengulangan? Kisah yang sama, cerita yang sama, pola yang sama.

Maka kutuliskan surat ini padamu agar engkau paham aku telah selesai menjadi bayanganmu. Semua sudah berakhir. Sudah sangat lama. Bahkan aku lupa bagaimana wajahmu, bagaimana kisahmu, atau bagaimana dia mencintaimu.

Kuharap kamu mengerti, Nina



Dari,
Jean.



You Might Also Like

2 comments