Hari Kematian Yang Disebut Valentine

Senin, Februari 14, 2011

"You're all i need
My love, my valentine..."
( Jim Brickman ft Martina McBride - Valentine )


Tanggal 14 Februari datang lagi tahun ini.
Hari yang selalu diperingati dengan cara dan tradisi yang sama. Selalu seperti itu bertahun-tahun. Kadang saya bingung mengapa Valentine harus dirayakan dengan memberi cokelat, bunga, atau hadiah. Kenapa Valentine begitu spesial untuk orang yang sudah memiliki pasangan? Kenapa Valentine tidak dirayakan dengan berdoa atau memberi kebahagiaan kepada orang-orang yang susah ?

Setiap Valentine datang, saya selalu merasa seperti orang paling kasihan di dunia. Acara-acara di sekolah yang selalu dibuat untuk Valentine's Day selalu mengkhususkan membawa pasangan yang nantinya di akhir acara akan dipilih menjadi Valentino dan Valentini. Bagi orang-orang yang single, tunggal, berbiji satu, atau jomblo siap-siap saja merana. Mereka seperti beras yang dipisahkan dengan kutunya. Dibuang. Diabaikan. Ditertawai.

ilustrasi

Cerita Valentine saya tidak seindah dunia teenlit. Waktu SMP, saya melihat dengan jelas cowok yang saya taksir dari kelas 1 dinobatkan sebagai Valentino. Si Valentini adalah cewek yang dibilang paling cantik dan kaya di sekolah. Cewek itu tak lain adalah pacarnya sendiri dan baru saya ketahui malam itu juga. Anda pasti bisa menebak bagaimana perasaan saya. Malam-malam Valentine setelah itu adalah malam dimana saya harus menghabiskan energi untuk memeluk guling dan membasahinya dengan air yang keluar dari mata.

Hari raya Valentine sebenarnya simpel saja. Hari ini diperingati untuk mengenang jasa-jasa St. Valentine yang tetap menikahkan pria-pria romawi di saat mereka dilarang untuk menikah oleh sang Kaisar. Pada saat itu Roma sedang sibuk berperang dan menurut Kaisar pernikahan dapat menghambat pria-pria ini untuk berperang dengan baik. 14 Februari sebenarnya hari kematian St. Valentine dan oleh gereja Katolik diperingati sebagai hari St. Valentine. Menurut guru agama saya dulu, hari Valentine harus kita peringati secara universal. Mengikuti semangat St. Valentine untuk menyatukan cinta. It means, kita harus berbagi cinta. Cinta kita harus universal. Bukan hanya kepada pasangan, tapi juga keluarga, teman, kerabat, bahkan dengan orang-orang yang tidak kita kenal.

St. Valentine

Sayangnya, kejadian Valentine hari ini tidak sama dengan yang diharapkan. Jika saya jadi St. Valentine, saya akan bersedih karena hari kematian saya hanya dinikmati dengan cara seperti itu. Hari ini dianggap gagal, karena bukan cinta yang diperingati, tapi bagaimana menghamburkan uang bagi orang-orang yang berpasangan dan menjadi momok yang menakutkan bagi para jomblo.

Sepulang dari kampus tadi, seperti biasa saya naik bentor untuk sampai di rumah. Iseng-iseng saya bertanya kepada si abang bentor :

Meike ( M ) : Deng, nda rayakan Valentine ki ?
Abang Bentor ( AB ) : Tidak...
M : Nda ada pacar ta k ?
AB : Tidak ada...
M : Tapi tahu ki hari valentine toh ?
AB : Iya, hari kasih sayang toh ?
M : Penting tidak menurut ta ?
AB : Nda ji.
M : Tahu jaki cerita dibalik hari valentine ?
AB : Tidak. Kita iya tau ji ?
M : Iya deng.

Seterusnya si Abang Bentor curhat tentang bentor yang ternyata dipinjamnya serta pengalamannya masuk ke kompleks rumah saya lagi.

Yup, ternyata di dunia ini tidak semuanya seperti yang dibahasakan Efek Rumah Kaca sebagai cinta melulu. Ada hal yang lebih penting ketimbang Hari Valentine. Hari itu disebut hari "Bagaimana Saya Harus Bertahan Hidup" dan itu bukan cuma setiap tanggal 14 Februari tapi SETIAP HARI selama kita hidup.

Yeah, love is all around us. Not only this day.
Everyday is valentine, everyday is loving each other, and loving that life it self.




Valentine's Day thanks to :

Daddy dan Mommy. Danke buat cokelatnya.

Alvidha yang menemani saya di hari "Bertahan Hidup "

Ratna dan Inna yang temani saya jogging keliling Unhas.

You Might Also Like

0 comments