Efek Galau

Sabtu, Desember 18, 2010

Galau.
Akhir-akhir ini kata yang paling banyak diucapkan oleh orang-orang, termasuk saya dan beberapa teman saya. Apalagi jika bergaul di dunia twitter. Oiya, saya sekalian mau mempromosikan akun twitter saya ( Desainnya dibuat oleh sahabat saya Alvidha " Alstrojo" Septianingrum )



Lanjut kepada makhluk bernama Galau yang jika didefenisikan secara ilmiah adalah keadaan dimana seseorang mengalami situasi yang tidak pasti, dirundung dilema, dan berkawan dengan kebimbangan. Hasan Aspahani di akun twitnya mengatakan " Apa warna galau? Mungkin kelabu, putih yang kotor & hitam yang ragu, seperti kalimat bimbang, yang dimulai dengan kalau, lalu tak ada kata sesudah itu! "

Galau memang berbeda dengan kesedihan, kemarahan, atau situasi emosional lainnya. Namun jika sedang galau maka tanda-tanda kesedihan, kemarahan, atau situasi emosional lainnya bisa hadir. Singkatnya, seseorang bisa menjadi disorientasi jika sedang galau.

Saya saat ini sedang galau. Bukan cuma galau, tapi juga agak-agak labil. Emosi saya cenderung tidak stabil dan mempengaruhi saya secara psikologis.

Plato pernah berkata seperti ini, " Jika disentuh cinta, semua orang akan menjadi penyair." Saya pun setuju dan pernah mengalaminya. Tapi setelah mengalamai kegalauan akhir-akhir ini, saya ingin menambahkan di buku wacana manapun : " Plato memang pernah berucap jika disentuh cinta semua orang akan menjadi penyair. Namun, Meike Lusye Karolus menambahkan, tidak cuma pada saat disentuh cinta saja ( jatuh cinta maupun patah hati ). Jika seseorang mengalami kegalauan, ia akan tiba-tiba menjadi puitis. Seolah-olah menjadi penyair terkenal yang sudah menelurkan ratusan buku puisi dan laku di seluruh dunia. "

Seperti dalam sepekan ini...

Seorang senior saya bertanya : " How's Love ?"
Saya yang galau menjawab : " Tandus seperti gurun, kelam seperti malam, cenderung seperti Black Forest, hitam, besar, dan pahit..."

Lalu ketika bergosip dengan seorang teman saya, yang juga agak-agak galau sepertinya,

Si E : Iya, masalah ini harus segera diselesaikan. Jangan sampai menjadi api dalam sekam.
Saya yang galau : Iya jangan sampai hal ini menjadi duri dalam daging. Menusuk dan memakan dengan rakus segala yang ada.

Saya juga sempat hampir bersitengang dengan seorang kawan,
Teman A : Iya, pokoknya urus memang mi itu...Saya nda mau tahu..
Saya yang Galau : Enak-enakmu. Kau suruh k bersakit-sakit dahulu sedangkan kau berenang-renang ke tepian. Sungguh kejam dirimu, kau pikir aku bagai putri dalam sangkar emas k, sampai kau suruh-suruh k seenak jidatmu yang licin itu.

Inilah sedikit contoh dari efek kegalauan yang saya rasakan. Sedikit menuju kegilaan barangkali. Namun, sungguh gara-gara ini suasana yang menuju kekakuan tiba-tiba mencair.

You Might Also Like

1 comments