Dia, Mbak Pipi

Kamis, September 09, 2010

Hari ini 9 September 2010, dia berulang tahun yang ke- 19 tahun. Kuucapkan banyak doa untukmu. Seorang sahabat baru yang datang menghiasi hari-hariku. SELAMAT ULANG TAHUN, ALVIDHA SEPTIANINGRUM SASTROMIHARDJO

Pertama berjumpa dengannya saat kami, para mahasiswa baru komunikasi 2009 Unhas, datang ke rumah kecil yang akhirnya menjadi rumah kami di kampus : "KOSMIK". Pengumpulan. Ya, kami selalu menyebutnya pengumpulan. Alvidha adalah maba terakhir yang kukenal dari pengumpulan itu. Sebelumnya, aku sudah mengenal Titah, Widy, Chiko, Gina, Ratna, Daniella, Bang Ian, Bang Tyar, dan Ari. Sebagian dari teman-teman angkatanku yang datang ke korps hari itu. Perkenalan kami terjadi ketika bersama-sama akan meminta tanda tangan Dekan. Dia menyebutkan namanya adalah Vivi. Namun saat masuk kampus, dia mengatakan panggil saja Pyonk dan semua orang di kampus pun memanggilnya demikian. Tapi tahukah kalian, asal muasal nama "Pyonk"? Menurut ceritanya "Pyonk" adalah nama yang diberikan oleh sahabatnya sejak kecil, Annis. Sejak saat itu semua orang yang mengenalnya memanggil Alvidha dengan nama Pyonk. Jadi, sebetulnya Annis-lah biang kerok dibalik nama "Pyonk" ini.

Kami berteman, saling bercerita, melewati banyak kejadian bersama, dan merasa cocok satu sama lain. Kali berikutnya bersama Titah, aku memanggilnya Mbak Pipi. Itu adalah nama panggilannya di rumah. Aku pun merasa panggilan itu lebih akrab. Dan Alvidha menyukainya. Katanya ia merasa "bersaudara" dengan orang yang memanggilnya "Mbak Pipi". Menurutku panggilan "Mbak Pipi" lebih homey.

Mbak Pipi setelah lebih kukenal ternyata memiliki banyak kesamaan denganku walaupun tentu saja perbedaan pun mengikutinya. Kami berdua sama-sama tinggal di daerah Toddopuli. Itulah yang membuatku sering datang atau pulang bersama-sama dari segala tempat bersamanya. Kami sama-sama suka Queen. Walaupun Mbak mengaku anak metal. Lalu wajah innocent-nya membuat orang berpikir Mbak pasti perempuan pendengar band manis macam Vierra. Tidak! Mbak anak punk sejati. Lalu kami berdua sama-sama bertubuh berisi kalau tidak mau dibilang gendut. Tapi gendut-gendut seksi ya. Kami juga suka membaca. Mbak suka baca komik sementara aku suka baca novel. Kami juga sama-sama menyukai laki-laki yang mirip dengan ayah kami serta yang berpostur lebih tinggi dari kami. Mbak tidak suka makan bakso sedangkan aku-lah yang selalu menghabiskan jatah bakso-nya. Mbak suka Jude Law dan Brad Pitt. Aku juga, namun lebih mencintai Johnny Depp, Keanu Reeves, dan Robert Downey, Jr. Kami juga berbeda selera antara Fofo Saroaatmadja dan Marty Natalegawa (gambaran potensial suami idaman ) tapi kalau lebih muda sedikit kami sama-sama memilih Winky Wiryawan.
Tahukah kalian, bahwa banyak orang yang mengatakan kalau aku dan Mbak adalah anak kembar ? Ya. Mulai dari teman-teman seangkatan, para senior, hingga dosen yang suka mengira kami saudara kembar atau suka salah menyebut.

coba tebak yang mana Mbak yang mana Meike disini ?



Mbak Pipi adalah sahabat yang enak diajak bicara apa saja. Dia adalah salah satu teman curhatku. Jika aku sudah mulai mellow tidak jelas, Mbak Pipi akan membalikkan hal-hal negatif yang kupikirkan dengan hal-hal positif yang tidak pernah kupikirkan sama sekali. Ia selalu membangkitkan api semangat-ku yang mulai redup. Ia punya persediaan "minyak tanah" untuk membuatku terus menyala. Begitu pun sebaliknya. Aku selalu memberinya motivasi jika ia sudah tidak konsisten dan malas dalam melakukan aktivitasnya atau memberinya penghiburan kalau ia sedang merasa sedih. Kami saling menguatkan. Kami saling menopang.

Mbak Pipi memiliki ketertarikan yang besar pada desain dan periklanan. Saat mengikuti workshop periklanan KPP Kosmik, ia yang paling terlihat antusias. Menurutku, disitulah minat, bakat, bahkan jiwanya berada. Ia pun juga sudah mulai menerima order desain dari orang-orang bahkan ada yang dari luar kota. Waktu ulang tahunku yang ke-19 kemarin dia membuatkan tiga gambar desain sebagai kado. Mendesain membutuhkan imajinasi serta kemampuan teknik, dan ia memiliki keduanya. Kami sering juga bertukar ilmu. Kami saling mengajari dengan kemampuan yang kami miliki masing-masing. Aku masih tidak menyangka ocehan panjang lebar-ku tentang paham feminisme ia dengarkan dan bahkan menjadi hal yang mulai mempengaruhi hidupnya.

Satu hal yang membuatku betah berlama-lama dengan Mbak dan mungkin bagi kami berdua
adalah fakta bahwa Mbak Pipi mirip dengan Mommy-ku. Serius. Mbak mirip dengan Mommy bukan secara fisik maksudku. Tapi lewat sosok dan pembawaannya, ia selalu mengingatkanku pada Mommy. Di samping itu, ada fakta bahwa mereka berdua memiliki silsilah keluarga yang sama. Mommy dan Mbak adalah anak tengah dari tiga bersaudara dengan kakak laki-laki dan adik perempuan. Kurang lebih mereka punya feeling yang sama. Begitupun dengan Mbak Pipi. Jika ia memotretku ia selalu mengatakan kalau aku mirip Mamanya waktu muda.

Dimanapun dia berada, sosok Mbak Pipi selalu dinantikan. Keberadaannya membuat orang lain ceria. Ia sosok pribadi yang kocak dan menyenangkan. Tapi jangan sekali-kali membuatnya marah. Tiada maaf bagimu! hehe...piss Mbak :p
Ia selalu menjadi "somebody" dimana pun dia berada. Tahukan kalian juga, kalau ternyata aku dan Mbak Pipi dihubungkan oleh orang-orang yang sama-sama kami kenal ? Sehingga kami sering saling celetuk " Ih..kau kenal juga dia ? " atau " Ihh..dari mana kau kenal si anu ? "
Kami sama-sama anak gaul rupanya. hahahaaa...

Senang bisa mengenalmu Alvidha, sepertinya takdir kita harus saling mengenal dan bersahabat. Kita berdua sama-sama dua kepiting yang melawan dunia. ^^

You Might Also Like

2 comments

  1. Fotonya.. Hahahahah..
    Yg foto berdua ta'.. Kayak primary wedding :p

    Thanks a lot my dear.. Tulisan ini membuat sy menangis..
    :')
    Thanks GOD saya masih ditemani meike di umur 19 tahun ini :)

    BalasHapus
  2. iya nah.....ber"nyawa" ki fotonya...menangkap emosi yg ada...jatuh airmataku juga liat ini foto sama ini tulisan we...terharu k wee..T.T

    me too...apa jadinya dunia ini tanpa dirimu, Mbak...

    BalasHapus