Beberapa Album yang Menjadi Moodbuster Akhir-Akhir Ini (part. 1)

Sabtu, Januari 10, 2015


Rasanya sudah lama tidak mereview tentang musik di blog ini. Biasanya lagu-lagu yang lagi senang saya dengarkan itu berbentuk cerita atau penggalan lirik sehingga tampak tidak seperti tulisan di blog-blog lain tentang musik. Tapi kali ini agak berbeda meskipun tidak juga terlalu bombastis. Sejak Natal sampai sekarang ada beberapa album yang lagi happening banget di hati dan pikiran saya. Ada album  yang mungkin temanya sudah lewat seperti album berisi lagu-lagu Natal. Tapi hal itu tidak mengurangi kecintaan saya pada album tersebut. Apalagi jika lagu-lagu dalam album itu membawa kenangan, kebahagiaan, dan mengubah mood dalam keadaan ter-desprete sekalipun. 

1. Various Artists - Motown Christmas 2014

Album ini pertama kali saya dengar di mobilnya Tante Ayon, sepupunya Mami, dalam perjalanan menuju Tangerang. Kebetulan Tante Ayon memiliki referensi musik yang bagus. Dalam perjalanan itu, kami banyak ngobrol seputar lagu-lagu dalam album ini. 


*cover album Motown Christmas 2014*


Ini bukan pertama kalinya Motown sebagai label rekaman besar di Amerika membuat album Natal. Namun sepertinya di tahun 2014, Motown ingin membuat sesuatu yang baru. Yah, paling tidak untuk aransemen lagu dan ide untuk menggabungkan lagu-lagu Natal klasik, lagu-lagu Natal baru (setidaknya setelah tahun 60-an), serta lagu-lagu yang sama sekali baru. 

Lagu-lagu klasik seperti Silent Night, Go Tell It On The Mountain yang di medleykan dengan lagu pop Ain't No Mountain High Enough, O Holy Night, O Come All Ye Faithful, Joy To The World, Angels We Have Heard On High,  dan Little Drummer Boy diaransemen ulang dengan sentuhan R & B, hip-hop, jazz, dan pop, hasilnya sudah pasti grande. Sementara lagu-lagu setelah 60-an seperti Have Yourself A Merry Little Christmas (dinyanyikan dengan apik oleh Tony Braxton), The Christmas Song oleh Ne-Yo, It's Christmas Time yang sebelumnya dinyanyikan Smokey Robinson, juga dinyanyikan kembali disini bersama Kevin Ross telah menjadi sesuatu yang segar dan berbeda.

Hadirnya lagu-lagu baru seperti This Christmas yang dulu dinyanyikan Chris Brown di film This Christmas dinyanyikan kembali oleh Brian Courtney Wilson dengan suaranya yang seksi. Kem bersama Janice Gaines juga menyanyikan lagu baru yang berjudul Bethlehem. Ada juga India Arie ft. Gene Moore yang menyanyikan lagu baru Mary Did You Know. Pamungkasnya adalah instrumen orcherstra Christmas Overture dari The Aaron Lindsey. 

Kekuatan album ini sebetulnya terletak pada aransemennya yang epik sehingga lagu-lagu Natal itu terasa grande, fresh dan crispy. Bahkan meskipun Natal telah berlalu, namun lagu-lagu ini - berkat aransemennya- masih relevan dinikmati sampai Tahun Baru berlalu. Jangan lupakan nama-nama artis Motown seperti Smokey Robinson, The Temptations, India Arie, Tony Braxton, Ne-Yo, Gregory Porter, Tasha Cobbs, sampai Kierra Sheard. Barangkali album ini juga memberi pencerahan bahwa sesuatu yang lama maupun baru dapat bersinergi tergantung bagaimana kita memaknainya.

PS: album ini sold out di Disc Tarra, silahkan cari donlotannya :p


2. Ten 2 Five - Cinta Indonesia

Album ini juga saya dengarkan bareng Tante Ayon saat menuju stasiun Gambir untuk pulang kembali ke Jogja. Saya cukup surprise begitu tahu Ten 2 Five membuat album dengan menyanyikan lagu-lagu daerah di Indonesia secara akustik khas band ini. Maka masuk akal jika album ini diberi judul Cinta Indonesia. Lagu-lagu seperti Cing Cangkeling, Kicir-Kicir, Jali-Jali, sampai Anging Mamiri terasa fresh, nge-pop, dan menembus ruang waktu. Kita tidak akan sadar bahwa lagu-lagu ini adalah lagu-lagu daerah yang menurut sebagian orang yang tidak ngeh dengan budaya menganggapnya ketinggalan zaman. 


*cover album Cinta Indonesia by Ten 2 Five*


Bagi saya Ten 2 Five berhasil mengemas album ini sehingga bisa mengena kalangan anak muda yang cenderung apatis dengan budaya. Musik akustik menjadi kekuatan besar di album ini sekalipun aransemennya cenderung monoton. Namun, meski begitu album ini mampu membuat kita benar-benar sejenak merasakan rasa cinta pada Indonesia meski lewat nada. Betapa nyata sebuah perasaan sebagai seorang manusia yang hidup di atas tanah ini. Mungkin perasaan inilah yang disebut sosiolog Benedict Anderson sebagai dasar dari imagine communities.


PS: album ini juga sudah sold out di Disc Tarra.


3. Elfa Secioria & Elfa's Singer - From Indonesia With Love

*cover album From Indonesia With Love*


Lagi-lagi album ini saya dengarkan juga bareng Tante Ayon (sebenarnya ketiga album inilah yang saya dengarkan dan direkomendasi oleh Tante saya yang keren itu). Sama seperti Ten 2 Five, Elfa Secioria dan anak didiknya Elfa's Singers juga membuat album berisi lagu-lagu daerah dari Indonesia, Sabang sampai Merauke. Bedanya, Elfa sudah lebih dulu membuat album ini dua dekade sebelumnya, tepatnya sekitar akhir tahun 1980-an. Elfa membuat album ini dalam dua bagian. Kelanjutan album ini juga diberi judul From Indonesia With Love 2. Aransemennya juga lebih kaya khas Elfa Secioria. Biasanya lagu-lagu ini dinyanyikan untuk festival di luar negeri. Menurut cerita Tante Ayon, album yang saya dengarkan bareng dia adalah album ketiga yang dibelinya. Album ini paling sering diminta oleh kolega atau kliennya kalau mereka selesai pameran di luar negeri. Saya cuma ketawa. Wajar sih, saya aja kalau jadi orang kedutaan atau kementrian pasti juga ikutan minta album keren ini. Must have item-lah. 

Sayang sekali album ini juga sudah tak ada di Disc Tarra. Link donlotannya juga gak ada (kalau ada yang dapat kabari ya...). Tapi thanks to Youtube yang masih memiliki beberapa lagu dari album ini. Salah satu lagu dari album ini yang paling saya suka adalah lagu Mande Mande. Lagu yang berasal dari Maluku, daerah asal Mami saya. Sewaktu lagu ini diputar, Tante Ayon, Mami, dan Oma Pop langsung pada ikutan nyanyi. Mereka seakan dibawa ke nostalgia akan kampung halaman mereka. Lagu asli Mande Mande biasanya dinyanyikan dengan tifa dan cenderung memiliki tempo agak cepat, padahal lirik lagu maupun iramanya sangat mengiris-iris hati. Lagu ini berkisah tentang dialog sepasang kekasih yang harus berpisah karena salah satu diantara mereka pergi merantau. Keadaan ini membuat sepasang kekasih diliputi kegalauan dan rasa rindu yang hebat.

Berkat Elfa Secioria yang mengaransemen ulang lagu Mande Mande, lagu ini makin menyentuh hati. Ada semacam perasaan yang menekan dada (dasar imagine communities) seperti perasaan rindu (bukan pada manusia) tetapi pada alam, pada tanah, air, dan segala sesuatu yang kita sebut tana putus pusar. Semacam perasaan haru seperti ketika Susi Susanti menjuarai Piala Uber dan bendera Indonesia berkibar.

Atau memang lagu ini tentang kerinduan.




(.... to be continued)

You Might Also Like

0 comments