Wenny dan Hari Bahagianya

Rabu, September 18, 2013



Teman sebangku-ku saat SMA itu akan menikah. Berita bahagia itu ia sampaikan lewat chat di Path. Wenny adalah seorang gadis keturunan Tionghoa yang cantik. Saya mengenalnya sejak SMP. Namun pada saat SMA-lah saya benar-benar akrab dengannya. Masa-masa akhir SMA banyak kuhabiskan dengannya. Wenny jugalah tempatku meminta contekan dalam pelajaran Matematika (secara ya saya lemah di pelajaran itu). Saya dan Wenny juga suka bertukar novel untuk dibaca, khususnya novel-novel karya Mira W. Calon suami Wenny adalah pacarnya yang sudah dipacarinya cukup lama. Pertama kali bertemu pasangan ini semenjak kami lulus sekolah ketika saya sedang pameran foto mata kuliah Fotografi di Tanjung Bunga. Wenny menegur saya, lantas kami berbincang-bincang. Seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari sisinya ikut tersenyum. Wenny pun mengenalkannya pada saya sebagai pacarnya. Namanya Yusuf. Pada pria inilah Wenny melabuhkan hatinya untuk menempuh hidup baru. 

Ketika Wenny memberitahukan pada saya bahwa ia akan menikah tentu saja saya bahagia. Rasanya begitu senang mendengar sepasang anak manusia akan dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan apalagi orang itu adalah orang yang tumbuh bersamamu. Saya berdoa yang terbaik untuk Wenny dan Yusuf. Semoga persiapan pernikahan mereka lancar begitupun dengan perkawinan mereka kelak. Wenny mengharapkan saya hadir di pesta pernikahannya. Dan inilah yang membuat saya terharu. Ada orang lain diseberang sana mengingat saya dan mengharapkan partisipasi saya dalam momen penting di hidupnya. Sayangnya, saya tidak bisa datang karena kuliah saya sedang padat. 20 September 2013 akan menjadi hari bahagia untuk Wenny dan Yusuf.

Untuk Wenny,
Rasanya saya tidak pantas memberimu nasehat pernikahan. Namun dari dasar hati yang terdalam, saya mengucapkan selamat untukmu. Tidak banyak orang yang mampu membuat keputusan penting dalam hidupnya, dan pernikahan bukanlah persoalan yang remeh temeh. Ada komitmen yang mendasari sepasang anak manusia untuk hidup bersama. Dan kukatakan padamu, tidak semua orang memiliki keberanian untuk berkomitmen.

Waktu memang berjalan tanpa kita sadari. Kemarin kita hanyalah remaja yang berangan-angan menemukan pria tambatan hati yang akan kita nikahi (itulah sebabnya mengapa kita selalu mupeng setelah membaca novel-novelnya Mira W). Dan dalam waktu 4 hari lagi kamu akan bersanding dengan pria pilihanmu. Sewaktu saya bertanya padamu, mengapa kamu memilih Yusuf, kamu menjawab,"Seperti dalam novel-novel yang kita baca, kita butuh orang yang jaga, sayang, dan peduli pada kita. Dia seperti Yin dan Yang bagiku dan bersamanya aku merasa nyaman."

Akhirnya, diantara kita berdua kamulah yang lebih dulu melangkah dalam bahtera pernikahan. Kamulah yang lebih dulu menemukan pasangan hidupmu. Kamulah yang lebih dulu berani untuk berkomitmen. Wen, tak ada hadiah yang lebih indah selain doa yang tulus bagi kebahagiaanmu. Yang kutahu kita akan saling mengingat dan mendoakan kebaikan masing-masing, seperti yang kau katakan saat tahu aku tak bisa menghadiri resepsi pernikahanmu,"Nantilah di hari besarmu..."

Diam-diam aku pun mengamininya.




Yogyakarta, 16 September 2013
Untuk Wen-Wen dari Mei-Mei



You Might Also Like

0 comments