This Christmas

Selasa, Desember 27, 2011


Natal bukan hanya sekedar hari raya yang dirayakan semeriah mungkin dengan kado dan pesta. Natal lebih dalam daripada itu. Sebelum masuk ke hari Natal, akan ada minggu-minggu Advent (masa penantian) dimana umat Kristen sepatutnya memaknai perjalanan hidupnya sebelum kedatangan Tuhan Yesus. Saya pun begitu.


Saya bukan orang yang sangat religius. Namun, saya ingin dekat dengan Dia. Dan keinginan untuk berdekatan dengan Dia itu bukankah ibadah juga?

Be carefull with what you pray. Itu adalah kalimat yang entah dimana saya dengar, namun berkesan. Suatu masa, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberi saya seseorang yang mencintai dan menerima saya apa adanya. Dan dia memberikannya. Namun, saya tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan "dia" dalam perbedaan. Beberapa waktu kemudian, saya mengetahui kalau saya menerima tugas perutusan saya untuk menyelamatkannya. Dan dia sendiri, menerima tugas perutusannya untuk menyelamatkan saya.

Tentu saja, kita semua ingin kisah cinta yang mulus. Tapi ternyata, kisah cinta tidak selamanya mulus seperti jalan tol. Perlahan-lahan kami saling memegang pundak untuk bisa melewati kerikil di jalan percintaan kami. Mulai dari LDR, masa lalu yang membayangi, sampai urusan menyangkut masa depan. Namun, kami berdua melaluinya. Saya bertahan, demikian juga dia.

Suatu saat, saya berdoa kepada Tuhan. Saya meminta agar jarak di antara kami dihilangkan. Tuhan mengabulkannya. Akhirnya, kami bisa berpijak di tanah yang sama. Kami melakukan banyak hal bersama-sama. Untuk beberapa waktu kami seperti pasangan normal pada umumnya.

Lalu, saya berdoa. Dia pun juga berdoa. Kami ternyata mendoakan hal yang sama. Tuhan, tuntun kami untuk saling menjaga. Dan, Tuhan mengabulkannya.

Kami benar-benar saling menjaga. Beberapa peristiwa yang terjadi kemudian membuat kami akhirnya benar-benar membangun pagar untuk saling melindungi. Namun ternyata, pagar-pagar itu tanpa disadari membuat kami terluka. Saling menyakiti satu sama lain.

Inilah yang saya maksud, "Hati-hatilah dengan apa yang kamu doakan."

Lalu apa hubungannya dengan Natal?
Semua peristiwa itu terjadi di masa advent. Benar-benar suatu masa yang penuh dengan rajam pencobaan. Sarat dengan pemaknaan hidup. Terlalu banyak pertanyaan yang jawabannya belum ditemukan.

Saya pun menanyakan pertanyaan kepadanya, "Untuk apa kita berjalan dengan sebelah sepatu kalau kita memiliki pasangannya yang lain?" Bukannya berjalan dengan sepasang sepatu jauh lebih nyaman ketimbang hanya sebelah saja?

Natal kali ini memang berbeda.
Ada misi yang belum selesai dijalankan dan ada visi yang belum terwujud. Tuhan ingin kau merubahku menjadi lebih baik dan Tuhan ingin aku merubahmu menjadi lebih baik. Itulah sebabnya mengapa kita dipertemukan. Kita disatukan.

Jadi, maukah kau memakai pasangan sepatumu lagi?



Merry Christmas,
God bless Us





*ditulis sambil dengar lagu Have Your Self A Merry Little Christmas

You Might Also Like

0 comments