Untuk Yang Menanti dan Yang Mendamba

Selasa, November 09, 2010

Buat kalian yang membaca blog ini, wahai para perempuan pecinta.

Sesama perempuan pecinta saya memahami perasaan kalian. Saya mengerti bagaimana sepinya malam-malam yang kalian lalui. Bagaimana galaunya hari-hari kalian. Serta ketakutan yang menghantuimu setiap saat. Saya mengerti ketika kalian berjalan sendiri dengan penuh percaya diri tapi matamu menatap iri pasangan yang kalian temui di jalan.

Ya. Saya mengerti kalau ada orang yang mencibir kekanak-kanakan kalian dalam menyingkapi masalah ini. Masalah remeh temeh untuk mereka yang yahh… lebih beruntung dari kita. Tapi mereka tidak tahu rasanya menjadi kita, Ladies. Mereka tidak tahu. Jelas tidak tahu. Oleh karena itu, mereka tidak mengerti.

Buat kalian yang masih menanti dan yang mendamba...

Saya tahu betapa hidupnya hati ini ketika ada seorang pria yang tiba-tiba hadir dalam kehidupan kalian. Betapa bahagianya kalian ketika mereka mencumbui ruang-ruang sepi di hatimu. Api itu menyala. Dan nyalanya menjalari setiap inci di tubuhmu. Kalian menikmatinya kan, ketika jantungmu berdebar –debar tak karuan dan lututmu jadi lemas. Salah tingkah dan jadi linglung untuk sepersekian detik. Butuh beberapa waktu untuk bisa menguasai keadaan lagi. Dan saya tahu pasti, senyum manis itu kalian coba sembunyikan supaya “dia” tidak melihatnya. Walaupun tentu saja ketahuan. Hehehe...

Tapi anehnya, mereka tidak ingin mengajak kalian berkomitmen. Mereka memberi dan mengambilnya kembali. Kita menjadi orang yang paling suka digantung. Entah itu karena kesalahan kita atau memang mereka yang tidak sanggup mendampingi kita. Mereka menerbangkan kita ke langit dan sekaligus menghempaskannya ke tanah. Sakit memang. Tapi bukankah, kita perempuan kuat. Kebijaksanaan kita lahir dari rasa sakit seperti lagunya Helen Reddy. Kita menang walaupun terluka akibat peperangan ini.

Tenang Ladies, saya tahu. Kadang-kadang kita memang tidak butuh mereka. Kita perempuan mandiri dengan talenta yang hebat. Kita dikagumi, dipuja, dan diakui. Kita hanya tidak termiliki. Tapi itu bukan berarti kiamat. Karena sebenarnya kita milik semua orang. Jika kita tidak datang dalam sehari di sekolah, di kampus, atau di kantor, coba hitung berapa banyak orang yang menanyakan kabar kita keesokan harinya ? Kita dicari dan itu membuktikan kita dianggap ada. Keberadaan kita membuktikan kita tidak menjadi pemeran pendamping tapi menjadi pemeran utama dalam film hidup ini, hanya saja kita kadang menjadi pemeran pendamping akibat ya…kita hanya belum termiliki. Lagipula, untuk apa termiliki jika kita hanya dijadikan pelampiasan cinta semu belaka ?

Iya saya tahu, saya pun kadang ingin merasakannya. Kalian ingin ada seseorang yang meminjamkan bahunya saat kalian menangis. Menghiburmu di kala sedih atau berbagi kebahagiaan. Butuh teman ngobrol untuk membicarakan hal-hal aktual, berdiskusi, dan bertukaran pikiran. Kalian ingin ada yang tiba-tiba menjemput kalian sehabis beraktivitas atau menjemput untuk pergi nonton film baru. Kalian ingin ada yang digandeng saat pergi acara pernikahan saudara dan bukannya duduk melongo ketika saudara-saudaramu dengan pasangannya yang lain berdansa dengan wajah gembira. Kalian ingin ada yang mengenggam tanganmu erat dan memperkenalkanmu pada dunia “ Dia ini cewekku loh…” *bahasa-nya memang kasar. Tapi di telinga kalian seperti mendengar malaikat bernyanyi.

Saya juga sama seperti kalian. Kadang saya bertanya, kenapa bagi perempuan lain hal ini begitu mudah sedangkan bagi kita begitu sulit. Seolah-olah kita ini abnormal. Tidak pantas dan terbuang. Sedangkan mereka, begitu mudahnya berganti-ganti. Kalian pasti ingin sekali memiliki tapi kalian juga tidak ingin asal sembarang menerima. Harus melebihi atau mengimbangi. Masalahnya Ladies, kalian perempuan pecinta adalah perempuan yang luar biasa dan laki-laki yang akan mendampingi kalian bukan laki-laki biasa kan ?

Jadi Ladies, sudah saatnya kita kembali bangkit ( lagi ). Bukan demi siapa-siapa.
Tapi demi dirimu sendiri. Lakukan ini untuk dirimu sendiri. Walaupun kamu masih sendiri, tapi kamu memiliki orang-orang yang mencintaimu. Keluargamu, sahabatmu, bahkan tukang bentor yang sumringah ketika melihatmu --si pundi-pundi uang-- menaiki bentornya.

Kalian adalah perempuan pecinta. Perempuan yang mencintai dengan tulus. Perempuan yang sering merasakan cinta satu pihak. Lebih sering cinta sendiri ketimbang saling jatuh cinta. Kita yang pernah berkorban banyak . Kita yang pernah terluka tapi ternyata bisa bangkit dan mencinta lagi. Kita pernah melaluinya dan berhasil tanpa kita sadari. Kita yang menjadi panutan tanpa kita sadari. Kita yang masih sendiri. Kita yang masih menanti.

Hapus air matamu. Lihat ke cermin, perempuan ini adalah perempuan yang luar biasa. Maka, diapun pantas mendapatkan hal yang luar biasa.

You Might Also Like

3 comments

  1. wah, kena bgt nih... thx for posting this incredible writing... salam kenal...^^

    BalasHapus
  2. saya yakin setiap manusia itu dciptakan berpasang-pasangan. Jika belum menemukannya sekarang, mungkin besok, atau nanti.

    BalasHapus
  3. Kak Ririn : makasih ya kak untuk apresiasinya...Salam kenal juga...saya Meike ^^
    btw, sesama perempuan pecinta juga ?

    Kak Dwi : Aminnnnn....Karena Dia sendiri juga mengatakan "tidak baik kalau manusia itu sendirian"

    BalasHapus