"Fear Cannot Be Trusted"

Kamis, November 19, 2020




"...I want to hold you till the fear in me subsides."

(Sometimes When We Touch - Dan Hil)


Lagu ini suka diputar Mami semasa hidup. Penyanyi aslinya bernama Dan Hill. Waktu ditanya cerita dibalik lagu ini, Dan Hill mengatakan bahwa lagu itu dibuat untuk seorang perempuan yang ia cintai. Sayangnya, perempuan itu memilih orang lain sebagai pasangannya. Dan membuat lagu ini dengan tujuan untuk memenangkan hati perempuan itu. Kata Dan, "Mungkin dengan lagu ini, dia akan tahu siapa yang terbaik mencintainya". Tidak ada cerita lanjutan apakah Dan berhasil atau tidak memenangkan hati  perempuan yang dicintainya itu, namun lagu Sometimes When We Touch menjadi hits di dunia bahkan dinyanyikan banyak penyanyi top dari berbagai negara. Menurut saya, versi Olivia Ong yang paling manis. Olivia akhirnya bisa membuat saya mengerti liriknya. Sebelumnya, saya sama sekali kesulitan memahami isi lagu ini. Sejauh ini, saya menyukai lagu ini karena melodinya yang indah. Ya, saya menyukai fisiknya saja. Olivia membuat saya bisa memahami kepribadiannya. 

Setelah menyimak liriknya dengan seksama, lirik lagu ini memang sangat personal. Hanya Dan dan perempuan itu yang tahu maknanya. Tapi, tampaknya keintiman yang intens memang menakutkan. Kadang manusia terlalu fokus pada reaksi yang ditimbulkannya. Keberbedaan itulah yang menciptakan ketakutan. Kita takut sesuatu yang "beda" ini akan hilang. Kita lupa menyadari betapa tidak semua orang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan hal ajaib ini. Mengapa kita begitu fokus pada sesuatu yang belum terjadi, pada ketakutan-ketakutan yang belum tentu terbukti? sementara kita sudah diberikan waktu untuk merasakan bahagia, namun malah memilih lari darinya. 

Kata temanku yang seniman, Mas Boy, takut adalah tanda bahwa seseorang ingin serius. Takut karena ia ingin memberikan yang terbaik. Seperti saya yang harus berjarak kurang lebih satu bulan untuk mulai mengurus berkas pengajuan jabatan fungsional dosen. Saya ingin memberikan yang terbaik. Saya ingin menunjukkan bahwa saya sumber daya insani yang layak buat negara ini. Tapi, saya takut. Takut kalau saya tidak bisa melakukan yang terbaik untuk tanah air saya. Takut tidak bisa menjadi guru yang baik bagi murid-murid saya. Saya butuh jeda. Saya butuh berjarak sejenak dari berkas-berkas itu. Saya butuh mengumpulkan niat untuk bergerak. Saya butuh meredakan ketakutan saya. 

Pada akhirnya, saya berhasil. Saya berhasil mengalahkan ketakutan saya karena saya tidak sendirian. Saya ditemani teman-teman saya, Mbak Sika dan Uswah. Mereka berdua yang men-deadline saya. Mereka berdua yang membantu saya mengisi berkas dan mengecek kesiapan berkas-berkas saya. Bersama-sama mereka, saya bisa mengatasi semua keraguan dan ketakutan ini. Sosok berikutnya yang saya banggakan adalah diri saya sendiri karena berani menyambut uluran tangan mereka ketika saya tenggelam dalam rasa takut dan ragu. Kemarin, kami bertiga akhirnya menyetorkan berkas kami ke jurusan untuk diproses. Rasanya luar biasa lega. Semua terjadi indah pada waktunya. Saya berterima kasih pada Mbak Sika dan Uswah yang tidak meninggalkan saya. Sungguh bodoh rasanya bila tetap memilih tenggelam dengan rasa takut dan tidak kemana-mana padahal banyak orang yang bersedia menemani dan menolong. Jika saya tetap takut, saya mungkin akan menyia-nyiakan kesempatan dan peluang indah yang menanti di depan sana. 

Ya, takut itu manusiawi. Takut itu tanda seorang hamba yang sadar ada kekuatan yang mahabesar di luar dirinya. Tapi, kita juga jangan membiarkan diri kita percaya pada rasa takut. Fear cannot be trusted kata Elsa di film Frozen 2. Takut bukan untuk pergi dan menjauh. Takut justru menyediakan ruang bagi kita untuk bersiap-siap melakukan sesuatu. Jangan sampai kita seperti Dan Hill. Ia terlambat menyadari bahwa orang yang dicintainya akhirnya pergi meninggalkannya. Setiap orang memiliki batas waktunya di dunia ini. Penyesalan tidak akan membawamu kemana-mana. Orang yang menyesal dihukum seumur hidup oleh rasa bersalahnya. 

Waktu itu berharga. Jangan biarkan rasa takutmu menghisap waktu dan kebahagiaan yang sudah diberikan kepadamu. 

You Might Also Like

0 comments