Buat Laili

Senin, Mei 04, 2020

Whoever is loved is beautiful, but this doesn’t mean that whoever is beautiful is loved. “There are girls more beautiful than Laila,” they used to tell Majnun. “Let us bring some to you”. “I do not love Laila for her form, “Majnun would reply. “Laila is like a cup in my hand. I drink wine from that cup. I am in love with that wine.” 

 (Mawlana Rumi) 

Lail, betapa beruntungnya Laila dicintai Majnun yang melihat Tuhan dalam dirinya. Tapi kamu dan aku sama-sama tahu bahwa dunia yang kita saksikan setiap hari penuh dengan kesedihan dan putus asa. Kita adalah Majnun versi modern yang merasakan Tuhan menangis dalam penderitaan bersama manusia setiap hari. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, kita berusaha mencari celah untuk melihat sisi dunia yang penuh warna-warni. Sisi dunia yang membuat para seniman menciptakan dan mengabadikan keindahan. Kita belajar menikmati hidup yang sementara ini dengan menertawakan kebodohan dan kesedihan kita. Kita belajar menikmati hidup dengan tetap bersyukur. Selalu ada hal-hal baik yang bisa disyukuri. Kita tidak boleh melupakan itu.

Aku berharap kamu tidak takut untuk mencintai lagi. Andai aku bisa menemukan penawar untuk ketakutanmu. Namun, pelan-pelan aku sadar. Ketakutan itu kita yang ciptakan sendiri. Kita yang memberi batasan pada diri kita sendiri, Lail. Maka, penawar itu sebenarnya ada dalam dirimu. Kita boleh membangun pagar sebagai bentuk pertahanan diri, tapi jangan biarkan api harapanmu redup bahwa ada orang-orang baik dan tulus di dunia ini. Setiap kali habis patah hati, kepercayaan diri kita runtuh. Mungkin pandangan ini harus kita ubah. Kita patah hati kalau kita yang menyakiti dan jahat pada orang-orang yang ada di sekitar kita. Tapi, kalau kita tetap kuat untuk mengasihi, maka kita sesungguhnya lebih dari pemenang. Dengan mencintai, kita telah memenuhi fitrah kita sebagai citra-Nya. Kita menjadi Laila bagi orang lain yang melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam perkataan dan perbuatan kita.

Lail, dunia tidak mengenal cinta. Maka, tidak mengherankan ketika kita berpihak pada cinta, kita akan berlawanan dengan dunia ini. Sistem ini membentuk orang-orang tidak bisa saling mengasihi. Mengasihi membuat mereka merasa lemah. Tapi bagi kita justru dengan mengasihi kita menjadi kuat. Hal yang membuat kita sedih adalah bukan karena cinta kita ditolak atau cinta kita disia-siakan, tapi karena mereka begitu yakin berbuat benar dengan membuang cinta yang kita berikan. Mereka tidak butuh cinta dari kita karena mereka tidak mau mengenal kita. Ada selubung yang menghalangi mata dan hati mereka. Mari kita belajar untuk mengampuni dan tidak mendendam. Kita mengerti. Aku menyadari bahwa cinta hanya bisa diwujudkan jika kita memiliki ketulusan. Cinta tidak hadir dalam bahasa kekuasaan dan kemegahan. Cinta hadir ketika kita mau merendahkan diri dan sederhana memaknai hidup. 

Pekerjaan kita sangat berat Lail. Aku, kamu, dan anak-anak yang lain hidup dalam ketegangan antara mereka yang dimenangkan sistem dan mereka yang dikalahkan sistem. Mari kita berdoa pada Tuhan supaya diberikan hati dan tulang yang kuat. Perjalanan kita masih panjang dan terjal. Semoga kita tetap bergandengan tangan dan tidak melepaskan satu sama lain. Seperti katamu, mari kita tetap semangat menjadi kait rantai supaya api harapan dari orang-orang yang baik tetap ada. 

Selamat ulang tahun, Lail. Aku mencintaimu.

You Might Also Like

0 comments