Cerita Lagu

Sam and Ruby - Ain't Love Something

Jumat, November 30, 2012




Cheer up my little buttercup 
Your eyes are filled with reasons not to stay
Let me say this once again 
Not as a poet, as your friend 
The things you're thinking right now 
I think every day



PS : seperti sore berhujan lainnya, duduk dan merenung.

Mantra Kalimat

Note

Senin, November 26, 2012

Can you really forgive if you can't forget? 

Special Moment

A Journey With Tirta

Senin, November 26, 2012

"Kemanapun aku pergi, Tuhan bersamaku...."


Saya terpaksa meninggalkan kegiatan NURANI karena kondisi kesehatan saya yang sangat tidak bersahabat. Banyak yang tidak percaya bahwa saya sedang sakit. Wajah saya mungkin tidak meyakinkan sebagai seorang yang sakit dan sepertinya lebih meyakinkan sebagai tukang tidur. Meskipun mereka dapat melihat saya terbaring lemah. Atau mungkin saya harus meraung-raung dulu seperti orang kesurupan supaya orang-orang percaya bahwa saya sedang sakit?sekali lagi it's not my style. Biar sakit harus tetap elegan dong. Dan karena sifat mandiri yang sudah saya miliki entah sejak kapan, saya memutuskan merawat diri saya sendiri. Adapun pertolongan datang dari Erbon, Ciko, dan Inna yang melihat keadaan saya yang tidak bisa apa-apa.

Yang pertama dilakukan adalah memanggil TBM Calcaneus untuk memeriksa saya. Hasil diagnosanya cukup bikin kaget. Saya demam tinggi dengan suhu 37 derajat celcius, lagi 2 derajat saya mungkin sudah diopname atau setep. Saya tidak bisa merasakan suhu tubuh saya selain rasa dingin dan sakitnya kepala yang saya derita. Saya menggigil hebat diikuti flu yang memang sudah saya bawa sejak dari Makassar. Dengan obat yang diberikan TBM, saya mulai merasa baikan.

Saya tidak bisa lari dari tanggung jawab saya sebagia pengurus. Maka setelah berdoa dalam hati saya berjalan tertatih-tatih menuju perkemahan untuk menghadiri wisata biro. Saya harus memimpin wisata biro untuk Biro Baruga dengan kondisi menggenaskan : sakit, tidak mandi, dan rambut yang tidak stabil. Syukurlah, kegiatan wisata biro itu berjalan dengan lancar. Saya mampu membawakan materi itu dengan baik. Tak lama kemudian datang juga Ame untuk membantu saya. Ame juga awalnya sedang sakit, begitu ia sudah merasa enakan ia pun ikut ke tenda Baruga untuk ikut wisata biro bersama saya dan maba.

Seusai wisata biro saya memutuskan untuk pulang, setelah minta izin pada Ketua Korps, saya pun pamit. Mbak Pipi menemani saya sampai ke rumah warga untuk istirahat. Persoalan lain lagi muncul. Bagaimana saya pulang? Setelah bertanya pada salah seorang junior, pencerahan datang. Rupanya dosen pendamping kami juga akan kembali ke Makassar hari itu. Maka nebeng-lah saya untuk sampai ke kota Bantaeng bersama beliau dan beberapa junior yang mengantar. Thanks to Amal, Echa, Yusman, dan Mano

----

Saat menunggu mulainya wisata biro, saya teringat pada Tirta yang sedang KKN di Bantaeng. Sudah berapa kali kami : Saya-Tirta-Erwin gagal menyusun pertemuan supaya bisa kumpul bareng tapi waktu selalu tak berpihak pada kami. Dan anehnya, saya dipertemukan dengan Tirta dalam keadaan yang tidak diprediksikan. Awalnya Tirta mau menjenguk saya di Lanying, tapi karena tempatnya terlalu jauh akhirnya tidak jadi. Ketika berikutnya saya bilang akan pulang, Tirta juga bilang dia akan pulang. Maka kami bersepakat akan pulang bareng.

----

Dan disinilah kami berdua, dipertemukan dengan cara yang tak terduga. Duduk dan saling mencurahkan perasaan masing-masing. Jauhnya perjalanan membuat saya berapa kali jatuh tertidur. Anehnya Tirta tetap terjaga. Saya tahu ia menjaga saya. Saya tahu ia dikirim Tuhan untuk menemani saya. Dalam salah satu percakapan panjang kami, Tirta mengakhirinya dengan sebuah kalimat pendek, " Yang Di Atas Sana tidak pernah menutup mata...cepat atau lambat."

---saya jatuh tertidur, entah karena pengaruh obat atau untuk pertama kalinya dalam bulan ini, saya merasa nyaman.

Special Moment

Blackbird Untuk Kak Ema

Jumat, November 23, 2012




Dear Kak Ema,

Saat menuliskan ini saya sedang mendengarkan lagunya The Beatles yang berjudul Blackbird. Anehnya, lagu ini seperti tercipta untuk kakak, paling tidak lagu ini membuatku teringat padamu dan apa yang telah kau lalui. "All your life your were only waiting for this moment to arise" begitulah kata Paul McCartney. Setelah googling tentang Blackbird saya mendapatkan fakta bahwa Paul menuliskan lagu ini setelah membaca puisi berjudul 'Blackbird Singing" (kata ini akan kita temukan di awal lagu). Bagi Paul bila kamu telah membaca sebuah puisi dalam waktu 10 menit setidaknya kamu harus melakukan lebih dari itu. Lagu ini tentang moment untuk bangkit, untuk bebas. Fakta lain juga menuliskan bahwa lagu ini ditulis Paul untuk perempuan kulit hitam, itulah mengapa ia menggunakan makna Blackbird karena dalam bahasa Inggris slank kata "bird" dapat diartikan sebagai perempuan. Rupa-rupanya hati nurani Paul tersentuh melihat penderitaan perempuan kulit hitam yang hak-haknya dirampas sebagai manusia. Percayalah, dalam sejarah gerakan perempuan di dunia, perempuan kulit hitam-lah yang paling tertindas dibandingkan perempuan kulit putih.

Kehidupan yang kita kenal ini kadang memberikan peran pada perempuan sebagai Blackbird. Sayap-sayap yang mereka miliki kerap kali dipatahkan. Namun mereka selalu punya kemampuan untuk terbang kembali. Betapa tangguhnya Blackbird ini Kak, sampai ia dijadikan inspirasi oleh band legendaris di dunia. Apa yang saya tangkap antara melodi dan lirik di lagu ini sederhana, kita sedang berada dalam ruang tunggu. Kita menunggu saatnya kita siap terbang menembus kegelapan masa lalu menuju terang masa depan. Yang harus kita lakukan adalah membiarkan diri kita terbang, membiarkan diri kita bebas. Karena Blackbird ini telah lama nyaman dalam gelapnya malam.

Selamat ulang tahun Kak Ems, Tuhan menyertaimu senantiasa.




Keep Stay as Fun and Fearless Female,

Adik Athena






Sehimpun Puisi

Andai Saja

Kamis, November 22, 2012




Andai saja kamu mau melihat ke belakang
Aku selalu disini menunggumu..setia menantimu
Bahwa pada suatu hari nanti
Pada setiap pesan yang masuk di inbox-ku
Kamu tiba-tiba datang menyapa
Untuk sekedar menanyakan kabarku
Memastikan saluran komunikasi kita tidak tertutup lagi
Memastikan bahwa hatimu tidak tertutup lagi

Andai saja kamu tahu
Diam-diam aku selalu memerhatikan punggungmu..dulu
Selalu tenggelam dalam matamu yang cokelat
Lalu ikut tertawa bersamamu dalam percakapan kita yang tidak penting
Dan tiba-tiba aku menyadari
Kamu pernah mencoba memperbaiki keadaan
Sedangkan aku begitu angkuh dan ketus menolakmu

Padahal kita pernah saling menatap sangat lama
Pernah pula berjabat tangan dengan erat
Juga saat kamu berbisik di telingaku
Atau tanpa sengaja lututmu bersingungan dengan lututku

Mungkin kita begitu malu untuk saling berpelukan
Dan keadaan yang membuat kita takut mencintai lagi
Sehingga kita mulai saling mengasihi dengan cara yang tidak kita sukai



NB : Hey, aku  baru saja tahu nama belakangmu. Mengapa kamu sembunyikan?

Life Story

Menulis itu Menginjil

Selasa, November 20, 2012

"Menulislah dan jangan bunuh diri...." 
- Theoresia Rumthe, blog perempuansore -


Penulis itu adalah orang yang paling jujur sekaligus pembohong nomor satu di dunia. Tak seorang pun dapat menebak jalan pikirannya, apa yang dia harapkan, atau emosi macam apa yang dia rasakan. Ia dapat menutupinya dengan sempurna sekaligus meramunya menjadi tulisan dengan daya pikat yang magis. Orang-orang yang membaca tulisan itu dapat hanyut, tersentuh, atau mungkin tersinggung dengan aksara yang dirangkai oleh sang penulis.

Menulis mungkin bagi sebagaian besar orang adalah pekerjaan yang berat. Saya bersyukur bahwa saya dianugerahi talenta ini, talenta untuk menulis. Dulu waktu SD saya memiliki buku tulis merk SIDU dengan gambar beruang yang sedang berjemur yang berisi cerita-cerita yang saya karang sendiri. Tulisan saya bergenre detektif karena pada saat itu bacaan favorit saya adalah serial Lima Sekawan karangan Enid Blyton. Setiap selesai membaca novel atau komik, saya akan mencatat nama dari tokoh-tokoh maupun tempat untuk menjadi tabungan nama yang akan saya pakai dalam karangan saya nanti. Kadangpula nama-nama itu menjadi tokoh rekaan dalam khayalan masa kanak-kanak saya.

Waktu pun berlalu, akhirnya pas SMP, Mami membelikan saya sebuah komputer. Barang itu terbilang canggih pada saat itu. Maka dimulailah masa ketika saya menuliskan cerita-cerita saya dalam bentuk novel. Lumayanlah berkat komputer itu telah lahir sebuah novel berjudul Edelweiss yang penulisannya telah sampai bab ke -4. Sayang sekali akibat virus-virus nakal yang menyerang PC komputer, semua file-file tulisan saya lenyap tanpa sisa. (PS: waktu itu belum ada flashdisk )

Syukurlah sebelum lulus SMA saya mengenal blog. Saya terhitung terlambat mengenal blog dibanding teman-teman saya yang sudah bergaul di dunia maya. Semua pembaca Halo,Meike harus berterima kasih kepada seorang Sumayya Syahidah. Mayya-lah yang pertama kali mendorong saya untuk nge-blog. Dia pula yang membuat account blog meikemanalagi.blogspot.com. Jangan heran kenapa namanya alay begini ya, waktu itu saya masih SMA hehehe...

Mayya adalah salah seorang teman karib saya sewaktu bimbel di JILC cabang Toddopuli. Selain Mayya, saya juga segeng dengan Kemas, Adnan, Miftah, Nabila, Adis, Uci, Rasyda, Cuki, Asrul, dan Vivi (Kalau kalian baca ini I just wanna say I miss you all, guys..kecuali Adnan dan Kemas karena sering ji ketemu hihii *piss bro). Meski sama-sama satu geng, namun dengan Mayya-lah saya lebih banyak bertukar pikiran. Mungkin karena hobi kami yang sama-sama suka membaca makanya kami nyambung.

Waktu itu saya dan Mayya selesai mengikuti try out di JILC. Berhubung pada masa itu nge-net di warkop ber-wifi lagi ngetrend maka berangkatlah saya dan Mayya menuju ke warkop yang tak jauh dari tempat bimbel. Terakhir saya lihat warkop itu sudah berganti menjadi tempat rental game online. Lagi asyik-asyiknya online, Mayya lalu mengajak saya untuk membuat blog. Tentu saja yang masih asing dengan blog. Namun Mayya berhasil meyakinkan saya bahwa menulis di blog itu asyik. Mungkin Mayya begitu terinspirasi dengan salah satu penulis favoritnya, Raditya Dika yang awal karirnya juga berangkat dari seorang blogger. Maka dengan asas coba-coba, saya pun resmi memiliki blog dengan berisi 2 postingan di masa awal karirnya. Setelah itu, blog ini mati suri dan tak terisi lagi. Barulah pada tahun 2010, saat mengikuti pelatihan dasar jurnalistik TIMELINESS majalah Baruga KOSMIK Unhas, saya kemudian memberanikan diri menanam benih di dalamnya. Di Baruga-lah saya berproses dan berani untuk menuliskan pikiran dan perasaan saya. Benih itu kemudian bertunas dan tumbuh subur. Kini kalian dapat menikmati buahnya, wahai pembaca yang budiman :)

Menulis bagi saya adalah refleksi atas apa yang telah saya jalani. Hidup telah memberikan saya banyak kejutan. Dan untuk berterima kasih pada hidup, saya pun mengabadikan pikiran dan perasaan itu ke dalam tulisan. Adapun beberapa momen yang memang hanya bisa saya rasakan. Saya tidak mampu memindahkannya ke dalam kata-kata karena saya tahu kata-kata bisa saja membunuh keajaiban dari moment itu. Tulisan-tulisan saya adalah prasasti atas perjalanan hidup yang telah saya lewati. Semua rasa bahagia dan kesedihan terukir dalam tulisan-tulisan saya. Saya mencintai kenangan dan tulisan adalah salah satu cara agar saya dapat mengunjungi kenangan-kenangan itu kapanpun saya inginkan. Inspirasi itu datang dari mana saja. Kadang dari pengalaman yang saya alami, kadang dari kisah hidup orang lain, atau berasal dari hasil imajinasi yang dikolaborasikan dengan kegelisahan-kegelisahan yang dirasakan. Menulis juga sebuah curhat. Kalau mengutip kata Theoresia Rumthe, penulis favorit saya, "menulis adalah cara galau yang elegan."

Dalam keyakinan yang saya anut, setiap orang masing-masing telah diberikan talenta. Talenta-talenta itulah yang akan kita pergunakan untuk memuji dan membesarkan nama Tuhan. Menggunakan talenta yang Tuhan berikan adalah pilihan. Kamu bisa menguburkan talentamu atau membuatnya berlipat ganda dengan memaksimalkan apa yang Tuhan sudah berikan. Dulu menulis bagi saya adalah waktu pengisi luang. Perjalanan hidup membuat saya menjadikan menulis sebagai refleksi. Kini perjalanan iman telah menjadikan saya menulis untuk menginjil. Menulis untuk menyentuh hidup orang lain.

Tak pernah terlintas sedikitpun menjadikan menulis hanya untuk membuat seseorang jatuh cinta pada saya atau hanya untuk menghasilkan uang. Uang dan orang-orang yang menyukai tulisan saya adalah hasil tuaian atas apa yang telah saya tabur. Hati saya selalu bergembira apabila ada orang yang membaca tulisan saya dan ia merasa terobati, ia merasa tidak sendirian.

Kita dapat berteman lewat tulisan, kita dapat bercinta dalam tulisan. Pada akhirnya, tulisan berisi kabar baik yang harus kita wartakan.






NB : suatu saat nanti saya akan menerbitkan sebuah buku yang benar-benar "meaningfull" bagi saya dan semoga juga berguna bagi orang lain.Amin.

Life Story

Metamorphosis

Sabtu, November 17, 2012



"Maybe you have to let go of who you were to become who you will be.."
- Carrie Bradshaw, Sex And The City-


when you feel alone
and there's no one to give you big hug, kisses, or a box of chocolate
just take a look around
find your self standing and face the truth
that the city is your date

Cerita Lagu

Dave Matthews Band

Jumat, November 16, 2012



Setiap dengar lagu-lagunya Dave Matthews Band saya serasa sedang main di serial Smallville. Saya seolah-olah jadi Lois yang menunggu Superman-nya...hahahaaaa....

Ada tiga lagu yang cocok didengarkan pas hujan-hujan di sore hari.

1. The Space Beetween. Khusus di bagian reff lagu ini terdengar familiar dengan lagu ciptaannya Mas Aji yang judulnya "Not Another Day".




2. Mercy. Musiknya easy listening dan menimbulkan suasana gloomy.




3. If Only. Saya suka bass-nya kerennnn...



Ketiga lagu ini juga memiliki lirik yang magis. Coba saja dengar :)

Cerita Pendek

Surat Untuk Nina

Jumat, November 16, 2012

Untuk Nina

Apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja. Kudengar kamu akan segera menikah bulan depan ya? Kuucapkan selamat untukmu dan calon suamimu. Semoga kalian berbahagia apapun yang terjadi.

Nina, mungkin terlambat bagiku untuk memberitahumu. Ini tentang risalah panjang antara aku, kamu, dan dia. Kita pernah berputar pada satu lingkaran yang sama. Kita terhubung oleh ikatan tak kasat mata yang membuat kita selalu terkoneksi. Bahkan ingatan tentang dirimu hadir dalam lagu-lagu dari band kesukaanmu. Aku selalu teringat akan dirimu. Tentang wajahmu, tentang kisahmu, tentang bagaimana dia mencintaimu.

Nina, kamu mungkin tidak mengenalku tapi aku sangat mengenalmu. Kamu hidup dalam kisah-kisah yang ia ceritakan kepadaku setiap saat. Kamu nyata dalam setiap kalimat yang ia utarakan padaku. Kamu bahkan hadir dalam diam diantara aku dan dia. Keberadaanmu laksana udara yang harus kuhirup setiap bersamanya. Seberapa keras aku mencoba menafikan dirimu, sekeras itu juga dia menghadirkan dirimu di antara kami. Aku----Nina, adalah bayang-bayangmu. Aku adalah bayangan dirimu yang bisa ia sentuh, ia kecup, dan ia peluk sesuka hatinya.

Aku dapat merasakan bagaimana bahagianya ia saat berkisah tentang dirimu. Ia mengajakku ke tempat-tempat dimana dulu kamu dan dia menghabiskan waktu bersama. Ia memesan donat kacang dan cokelat panas seperti kesukaanmu. Lalu ia menyebut bahwa disini kau dan dia pernah melepas rindu. Matanya berbinar-binar kala bercerita betapa lucunya dirimu saat menyeruput cokelat panas yang meninggalkan bekas di sudut bibirmu. Kadang ia tersenyum sambil menggambarkan betapa cantiknya dirimu saat mengenakan rok motif bunga-bunga. Lalu ia masih menyimpan semua benda yang pernah kau berikan. Bahkan fotomu masih lengkap tersusun di folder laptopnya. Selembar fotomu masih ia simpan di dompetnya.

Nina, dia sudah lama pergi. Namun ia tidak membawa dirimu dari diriku. Dia lupa bahwa kamu masih serupa udara yang kuhirup saat masih bersamanya. Bila kamu bertanya padaku mengapa aku menuliskan surat ini maka aku akan menjelaskan kepadamu.

Dia telah bersama orang lain, Nina. Kira-kira dua hari yang lalu, perempuan ini mengirimkan sebuah surat padaku. Dalam surat itu ia menuliskan bahwa ia sudah tak tahan menjadi bayang-bayang dari diriku. Dia menghidupkan diriku saat bersama perempuan itu. Ia masih menyimpan rapi foto-foto dan gambar diriku di folder laptopnya. Ia sering mengajak perempuan itu ke tempat-tempat dimana kami sering menghabiskan waktu bersama. Perempuan itu mendengarkan lagu-lagu kesukaanku yang selalu ia putarkan. Ia masih menyimpan fotoku di dompetnya. Perempuan itu menghirup udara-- ia menghirup aku saat bersama dia. Bukankah lucu Nina, bahwa ia selalu melakukan pengulangan demi pengulangan? Kisah yang sama, cerita yang sama, pola yang sama.

Maka kutuliskan surat ini padamu agar engkau paham aku telah selesai menjadi bayanganmu. Semua sudah berakhir. Sudah sangat lama. Bahkan aku lupa bagaimana wajahmu, bagaimana kisahmu, atau bagaimana dia mencintaimu.

Kuharap kamu mengerti, Nina



Dari,
Jean.



Review Film

Secretariat

Kamis, November 15, 2012



"This is not about going back. This is about life being ahead of you and you run at it! Because you never know how far you can run unless you run." - Penny Chenery

Saya harus mengucapkan terima kasih kepada Bang Rey a.k.a Reynold Aslin, salah seorang senior yang telah memperkenalkan film ini pada saya. Lebih tepatnya cuplikan film ini wajib ditonton oleh tiga ribu mahasiswa KKN saat pembekalan KKN Unhas Gelombang 82 kemarin. Bang Rey saat itu menjadi pemateri untuk memotivasi kami sebelum berangkat KKN dan film Secretariat adalah salah satu media yang dia gunakan untuk menyampaikan materinya.

Secretariat merupakan film produksi Disney pada tahun 2010 yang dibintangi oleh Diane Lane dan John Malkovich. Film dengan latar tahun 70-an di Amerika ini diangkat dari kisah nyata seorang Penny Chenery dan kudanya yang melegenda, Secretariat. Penny Chenery-Tweedy adalah seorang ibu rumah tangga dengan 4 anak yang hidup bahagia dengan suaminya, Jack Tweedy. Kehidupan normal yang dijalani Penny berubah ketika ia mendapat kabar bahwa ibunya, Helen Chenery meninggal dunia. Selepas kematian ibunya, Penny merasa bertanggung jawab untuk menjaga ayahnya, Chris Chenery yang sedang sakit. Ia pun terpanggil kembali untuk mengelola peternakan kuda milik orang tuanya yang dulu merupakan cita-citanya sejak kecil.

Konflik kemudian muncul tak lama setelah ayahnya meninggal. Suami dan saudaranya, Hollis menyarankan untuk menjual peternakan  itu. Namun, Penny berusaha keras untuk mempertahankan dan mengelola dengan baik peternakan kuda itu. Ia kemudian mencari pelatih kuda terbaik, Lucien Laurin untuk melatih Secretariat, salah satu kudanya yang baru lahir hasil percampuran kuda terbaik milik pengusaha Ogden Phipps. Dunia pacuan kuda yang didominasi oleh kaum pria juga menjadi tantangan baru bagi Penny karena kerap kali Penny diremehkan oleh perbedaan gender. Singkat cerita, meski pada awalnya diremehkan, namun Secretariat terbukti sebagai kuda pertama yang menjadi juara dalam Triple Crown Champion setelah kurun waktu 25 tahun. Dalam 21 balapan karirnya, Secretariat berhasil memenangkan 16 pertandingan, 3 kali juara kedua, dan sekali menjadi juara tiga. Sampai saat ini, belum ada kuda yang mampu menandingi kehebatan Secretariat.

 Secretariat dan jokinya, Ronnie Turcotte


Lalu apa yang menarik dari film ini?
Semua orang hebat pada awalnya selalu diremehkan. Penny Chenery dianggap tidak mampu mengelola peternakan kuda warisan keluarganya karena ia seorang perempuan. Secretariat diremehkan karena ia dianggap tidak memiliki stamina yang kuat. Penny dan Secretariat akhirnya memiliki tautan hati yang kuat karena keduanya merasakan hal yang sama. Baik Penny maupuan Secretariat memiliki pergumulan yang sama. Ada scene yang menguatkan kontak antara Penny dan Secretariat sebelum pertandingan di Belmont Stakes. Penny berkata kepada Secretariat, "I've run my race. You run yours."

Secretariat dan Penny



Kadang-kadang dalam hidup kita menghadapi tantangan yang datang dari segala arah. Bahkan keluarga kita sendiri pun dapat menjadi batu sandungan dalam perjalanan hidup kita. Bunyi peluit dapat dimaknai berbeda bagi setiap orang. Bunyi yang memekikkan telinga itu dapat membuat kita menutup telinga dan menghindar. Sebaliknya, bunyi bising itu dapat memacu kita agar terus berlari, bertarung, dan memenangkan apa yang kita yakini. Bunyi peluit juga menjadi arahan apabila kita telah berlari ke jalur yang salah. Orang yang masih memperhatikan bunyi peluit secara postif membuatnya memahami didikan. Didikan yang baik membawa kita pada pengetahuan yang baik. Pengetahuan yang baik membawa kita pada kemenangan dalam peperangan yang kita jalani.





Life Story

Yesterday

Rabu, November 14, 2012

“Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu” - Dee, Supernova: Partikel

Saya merasa damai. Kelegaan luar biasa memenuhi seluruh tubuh saya. Pertanyaan tentang apa, bagaimana, kenapa, dan siapa terjawab satu per-satu. Tabir yang tertutup selama beratus-ratus hari terbuka lebar. Setiap memory menguap melalui udara dan membumbung ke langit. Mata hati telah melihat dengan sungguh-sungguh betapa kelamnya langit malam itu. Dan meski banyak bintang yang telah mati lalu berganti dan mati lagi, saya tahu tak ada yang sia-sia.

Ada perdamaian dan ada luka yang terobati. Kekuatanmu terletak pada kemampuanmu untuk bangkit. Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak. Hanya saja jalan yang kita pilih dapat berbeda. Ada yang memilih berjalan maju sedangkan yang lain memilih berjalan di tempat.

Saya memilih bangkit dan berjalan maju.

Apa pilihanmu?

Special Moment

Selamat Jalan, Nak....

Senin, November 05, 2012



Kematian seperti halnya hari pernikahan dan kelahiran akan selalu menjadi misteri bagi kehidupan manusia. Setiap misteri memiliki waktunya sendiri untuk menyingkapkan dirinya. Hari ini bisa menjadi waktumu atau waktu orang lain. Kematian adalah pertanda bahwa manusia bukanlah apa-apa. Manusia tidak boleh sombong, karena segala yang ia miliki adalah titipan dan keberadaannya pun hanya menumpang di dunia ini.

Giorenza, keponakanku yang paling kecil hari ini terakhir melihat dunia. Tuhan yang memberi dan Tuhan pula yang mengambil. Kasih Tuhan melebihi kami sebagai orang tuanya. Umurnya bahkan belum 2 tahun. Sebagai orang percaya, kami mengimani bahwa Tuhan punya rencana melalui peristiwa ini. Gio, keponakanku tersayang pasti sudah bahagia bersama Tuhan di surga.

Kepulangan saya ke Ambon kemarin adalah perjumpaan saya yang pertama dan terakhir kali dengannya. Ada satu momen istimewa yang tidak bisa saya lupakan bersamanya. Saya dan Mami secara bergantian berdansa dengan Gio. Ia memberi kejutan bagi kami semua. Ia sangat gembira sekali malam itu. Gio memiliki mata yang indah. Seandainya ia hidup lebih lama, ia akan tumbuh menjadi pemuda yang akan membuat banyak perempuan bertekut lutut. Ia adalah lelaki kedua setelah Opa Nus yang berdansa dengan saya.

"Ke...Ke...," begitulah Gio memanggil saya sambil tersenyum lebar dengan tatapan yang dalam.

Selamat Jalan, Nak....
Kau akan selalu hidup dalam kenangan kami.

Cerita Lagu

Nostalgia 90's Girlbands

Sabtu, November 03, 2012

Masa kecil dan remaja saya dihiasi dengan musik-musik yang luar biasa indahnya (baca: keren). Generasi saya banyak mendapat warisan dari flowers generations dan mungkin kamilah ahli waris terakhir yang dapat menikmati musik berkualitas ini. Musik dan lirik adalah gabungan kekuatan dari sebuah lagu. Beberapa lagu yang hits dikala itu bila didengarkan saat ini tetap menyimpang magic-nya sendiri. Mulai dari penyanyi solo, band, sampai boyband atau girlband beranak pinak dimasa itu.

Malam ini saya banyak bernostalgia dengan beberapa lagu yang menjadi pahlawan dimasa itu. Jika generasi sekarang menggilai girlband korea maupun tanah air seperti Cherribelle dan kawan-kawannya. Girlband (masih) favorit saya tetap menempati posisi istimewa. Meski sebagian besar sudah bubar toh musik mereka tak pernah mati. Lebih penting lagi mereka bisa bernyanyi dengan baik. Inilah mereka para pahlawan saya....


B*Witched - Jesse Hold On


"...Never mind the stormy weather
We'll blow the clouds away..."


Destiny's Child - Independent Woman


"...I worked hard and sacrificed to get what I get
Ladies, it ain't easy bein' independent.."


TLC - Waterfalls



"...Don't go chasing waterfalls
Please stick to the rivers and the lakes that you're used to..."


All Saint - I Know Where It's At



"...Can't you see that there's no one on the streets 
Cause everybody knows it's where they've got to be..."


Spice Girls - 2 Become One


"...I had a little love, now I'm back for more
Set your spirit free, it's the only way to be..."

Love Story

Suatu Sore di Bulan November

Jumat, November 02, 2012

pic *tumblr*


Aku suka begini. Hawa yang dingin dengan langit sore yang mendung. Secangkir teh panas dengan setengah sendok gula kuminum sendirian. Tak ada yang menanyakan ada apa atau kenapa. Hening yang menusuk.

Jadi, seperti inilah rasanya. Bila sesuatu yang dulunya menjadi milik kita kini berganti menjadi milik orang lain. Pemilik yang baru menggantinya dengan hal-hal yang baru, mimpi-mimpi yang baru, dan kenangan yang baru. Sedangkan sisa dari masa lalu itu kemudian entah dikemanakan. Mungkin diberanguskan dengan cerita yang baru lalu dikubur ke perut bumi dengan janji yang baru.

Semua ingatan itu menjadi usang seiring berjalannya waktu. Bahkan secangkir teh panas dengan setengah sendok gula telah menjadi pahit dan dingin. Untuk beberapa waktu, aku mengijinkan diriku berpelukan dengan duka sampai tiba saatnya musim penghujan berganti.

I was her. She was me.